5.Cemburu

97 42 178
                                    


Pagi-pagi sekali Shyna sudah melihat pemandangan yang tidak menarik untuk di lihat. Bahkan perutnya terasa mual saat melihat pemandangan tersebut. Belum lagi sepasang mata bulatnya harus rela melihat apa yang ada di depannya. Tiga orang cewek yang sepertinya pernah di lihatnya kini tengah menghalangi jalan Shyna sambil tersenyum sinis.

"Permisi," ujar Shyna dingin, orang itu mengacuhkannya berlagak tuli.

Shyna ngedumel dalam hati. Rasanya waktunya akan terbuang dengan percuma kalau harus bela-belain untuk ladenin anak-anak cewek semacam mereka.

Tapi Shyna berusaha menghibur diri dan mencoba untuk bersabar jika tidak ingin melempar semua isi tas sekolahnya pada muka-muka angker itu. Apalagi langkahnya jadi tertahan oleh ulah mereka yang seenaknya berlagak seperti sekumpulan artis dengan temperamen tinggi dan cukup membuat para tenaga keamanan kabur menghindar.

"Mohon maaf, ini telinga kalian masih berfungsi gak sih?" tanya Shyna, karena mereka masih menghadang tepat di pintu masuk kelas Shyna.

"Telinga kita masih berfungsi kok, maybe your brain is not working," ujar seorang cewek yang paling jangkung di antara ketiga anak cewek lainya. Namanya Glorika, sepertinya Dia bertindak sebagai pemberi komando seperti petugas keamanan sekolah saat menghadapi anak-anak yang badung dan sering bikin ulah.

"Ini ada apa ya? Apa ada yang bisa gue bantu buat kalian? Oh, atau kalian ini salah alamat sampe tersesat kayak gini dan minta gue buat ngasih tau berbagai hal yang pengin kalian tau?" Shyna menatap tenang dengan nada suara biasa-biasa saja. Dia sama sekali tidak terpengaruh dengan ocehan anak-anak itu.

"Dasar cewek freak," Glorika tersenyum sinis, menatap Shyna dari ujung rambut hingga ujung kaki.

"Lo itu anak baru di sekolah ini, jadi lo gak usah sok belagu dan ngelunjak sama gue. Dan lo juga perlu tau gue siapa, gue Glorika dan ini temen-temen gue. Kita adalah senior lo. Jadi keinginan aneh lo di sekolah ini harus melalui kami dulu. Ngerti gak lo?!"

Shyna tersenyum remeh menatap gadis-gadis sok angkuh di depannya itu.

"Udah nyolotnya? Sorry gue gak ada waktu buat ngeladenin orang-orang kayak kalian." Shyna melihatkan jam tangannya. Dia sebel aja ngeliatin orang-orang itu. Gak ada hujan gak ada angin, eh main ngomel-ngomel aja mereka.

"Wait, satu lagi. Lo gak usah sok kecentilan sama Marvin, karena lo tau? Dia punya gue," kata Glorika penuh penekanan.

"Bodo amat," jawab Shyna santai.

"Eh, dasar lo ya! Lo kira setelah lo ngelunjak sama kita, lo bakal seenaknya aja angkat kaki dari sini. Lo salah, karena lo harus di kasih perhitungan dulu! Baru aja lo kelas dua, udah kurang ajar sama kakak kelas lo!" kini Tara Ia terus-terusan nyolot dengan nada tinggi.

Shyna memutar bola matanya males. Mungkin kini mereka salah orang, yang mereka labrak adalah Shyna Laurencia. Gadis yang ilmu bela dirinya tak dapat di ragukan lagi. Shyna sudah dari SD di ajarkan latihan bela diri oleh Deddy nya, maka dari itu Shyna tidak pernah takut dengan siapa pun.

"Hemm, gue mau ngapain kek, itu terserah gue dong dan itu gak ada sangkut pautnya sama kalian semua. Kecuali kalau emang kalian udah kurang waras ya sampe ngiri sama orang lain," sergah Shyna tidak mau kalah dengan kata-kata penuh ejekan.

"Eh enak aja lo nyolot kayak gitu. Siapa juga yang ngiri sama cewek bar-bar sok tajir kayak li?!" sentak Aneth terus di kasih semangat oleh kedua temannya.

"Aduh, gak usah malu-malu deh buat ngakuin kalau gue terlalu cantik, gue tau kalau gue cantiknya ngelewatin lo pada. Nih, buktinya aja kalian sampe rela ngeluangin waktu buat konsultasi ke gue dengan pamerin muka judes dan sama sekali nggak bersahabat sama gue?"

MARVIN GERLANGGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang