"Vin, gue udah beresin semua sudut ruangan ini!"
"Gue udah nyapu, ngepel, beres-beres sampah, semuanya udah beres deh. Pokoknya nih ruangan udah pantes lagi buat jadi basecamp. Sekarang gue bisa kan masuk geng Exvors?"
Shyna mengikuti setiap langkah Marvin. Cewe itu terus mengoceh tanpa henti sambil memperhatikan Marvin yang masih sibuk dengan ponselnya.
Entahlah siapa yang sedang chat an dengan Marvin, cowok itu sama sekali tidak menghiraukan ocehan Shyna. Marvin tidak ingin terlibat jauh dengan cewek perusak masa depannya. Hal itu sangat Marvin hindari, apalagi akhir-akhir ini Shyna terus mengusiknya. Dia benar-benar tidak tahu dari mana asalnya gadis itu yang tiba-tiba saja datang dan memaksanya untuk memasukkan dirinya kedalam geng motor, yang sudah jelas-jelas di tolak mentah-mentah oleh Marvin.
"Woi? Gimana?!" pekik Shyna keras tepat di telinga Marvin.
Marvin menatap Shyna dengan datar. Membuat Shyna sedikit menciutkan nyalinya untuk mengusiknya kembali.
"Geng Exvors udah bubar, dan gue gak nerima anggota baru. Ngerti?"ucap Marvin sembari pergi meninggalkan Shyna yang masih merengek dengan bibir menciut.
Shyna menghalangi jalan Marvin sambil menarik-narik Hoodie hitam yang sedang Marvin kenakan.
"Kok lo gitu sih, Katanya tadi kalo gue udah beresin ini semua, lo bakal nerima gue!" Pekik Shyna tidak terima.
"Siapa yang bilang?"
"Emm... Budi sih yang bilang gitu. hehe," jawab Shyna cengengesan sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Terima gue dong, Gue ngambek nih!" ucapnya lagi sambil mengencangkan pegangannya kepada Hoodie Marvin.
Marvin menatap Shyna dengan males. Memang ia peduli? Oh tentu tidak.
"Marvin jelek!"
Marvin tidak memperdulikan Shyna. Ia langsung saja pergi keluar setelah berhasil melepaskan pegangan Shyna dari Hoodienya.
Setelah beberapa saat, Shyna menyusul Marvin keluar. Matanya menjelajah mencari keberadaan Marvin, ketika mengarah kan pandangan ke arah Mobil, Shyna melihat Marvin sedang berbincang dengan seseorang.
Gadis cantik rambut hitam panjang dengan hiasan bando berwarna merah muda itu terlihat sangat akrab dengan Marvin, bahkan Marvin tanpa sungkan memberikan tersenyum manis kepadanya. Berbeda saat Marvin sedang bersama Shyna ia selalu menampakan wajah jutek. Emang dasar pilih kasih.
Pikiran Shena terus bertanya tanya tentang gadis itu. Apakah itu kekasih Marvin? Tidak mungkin, Shyna sangat yakin jika Marvin tidak mempunyai Pacar.
"Bud!"
Budi yang sedang asyik bermain catur dengan Arya pun menoleh saat mendengar namanya di panggil.
"Lo kenal tuh cewe?" tanya Shyna kepada Budi sambil menunjuk gadis yang sedang bersama Marvin itu.
"Oh, itu Febi, pacarnya Alfian."
"Alfian?" tanya Shyna dengan dahi berkerut.
Budi kemudian hanya diam dan berusaha menghembuskan napasnya yang terasa berat.
"Alfian siapa bego!" tanya Shyna sedikit penasaran sambil menoyor kepala Budi.
"Sante aja kali, main noyor-noyor pala orang aja lo!" Sentak Budi tidak terima.
"Sorry bro, refleks gue, abisnya lo lemot." Shyna tercengir tanpa dosa.
Budi hanya memutar bola matanya malas , rasanya sudah tak selera menanggapi pertanyaan Shyna.

KAMU SEDANG MEMBACA
MARVIN GERLANGGA
Teen FictionFOLLOW DULU BARU BACA:) Di saat aku menggenggam tasbihku, dan kau menggenggam salibmu. Apakah itu mungkin buat kita untuk bersatu? Tuhan kita beda, kita seamin namun tak seiman. Di saat aku mengucapkan 'Assalamualaikum' dan kau mengucap 'shalom'. Di...