Suara Fina membangunkan Nao dari tidurnya. Ia membuka matanya dan terkejut melihat betapa terangnya ruangan itu.
'Bukankah sebelumnya kami masih berada di dalam jurang?'
"Pagi, Nao," bisik Fina.
"Pagi," jawab Nao, singkai.
"Apa yang terjadi? Bukankah kita masih berada di dalam jurang?"
"Kita diselamatkan oleh penduduk lokal. Mereka membantu kita keluar dari jurang dan membawa kita ke sini."
Nao merasa lega, meski ia tahu masih banyak hal yang harus diselesaikan.
"Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Nao kepada Fina
"Ya."
Fina tersenyum lembut, mengungkapkan bahwa dia tidak terluka. Satu-satunya hal yang ia khawatirkan adalah keselamatan Nao.
"Nao, apakah kamu lapar?"
Fina kembali bersinar, hanya melihatnya saja sudah cukup membuat Nao melupakan semua kekhawatirannya.
"Nao?"
"Ya?"
"Kamu kah sudah bangun. Haruskah kita mulai makan bersama?"
"Tentu, tapi apakah mereka benar-benar bisa dipercaya?"
"Penduduk desa ini sudah menolong kita, loh. Jadi kenapa enggak?"
"Aku mengkhawatirkan keselamatanmu! Kita baru saja selamat dari kejaran orang-orang yang ingin membunuhmu, tidakkah kamu berpikir bahwa orang-orang itu memiliki motif tersembunyi? Bisakah kamu memastikan bahwa mereka tidak memiliki niat buruk kepada kita?!"
"Nao, kamu terlalu paranoid. Jika seseorang ingin benar-benar membunuhku, bukankah mereka akan melakukannya sejak awal?"
Nao mendesah, ia terus mencoba meyakinkan Fina berulang kali, tetapi ia sadar bahwa ia tidak akan pernah berhasil meyakinkan Fina yang masih terlalu polos dan naif.
"Wah, ada keributan apa nih?"
Nao menoleh ke sumber suara. Di sana, ia bertemu dengan seorang gadis. Ia memiliki rambut pirang panjang dan wajah yang cantik. Telinganya yang lancip mengingatkan Nao pada makhluk mitologi yang berasal dari Nordik.
Gadis itu lalu berjalan ke sisi tempat tidur Nao dan menyerahkan dua mangkuk berisi makanan: satu untuk Nao dan satunya lagi untuk Fina.
"Apakah tidak apa-apa bagiku untuk makan di sini?" tanya Nao dengan sedikit ragu-ragu.
"Tentu saja. Kamu boleh makan di mana saja yang kamu mau."
Nao duduk dan mulai memakan makanannya. Menu yang diterima Nao sangat sederhana, terdiri dari ubi yang diparut dan daging rebus yang dicampur dengan potongan sayuran yang tidak ia kenal.
Nao lalu berkata pada dirinya sendiri, 'Wise tidak memperingatkanku sewaktu mereka membawa kami ke sini. Jadi haruskah aku menganggap bahwa semua akan aman? Tidak, kami baru saja diserang oleh sekelompok pembunuh beberapa waktu yang lalu. Terlalu cepat bagiku untuk mempercayai mereka.'
'Wise, periksalah komposisi bahan yang ada di dalam makanan yang sudah aku telan.'
['Roger.']
Nao meneguk sejenis teh yang disajikan di atas meja. Tehnya terasa manis, mirip dengan teh yang pernah ia minum dulu.
['Letnan, saya sudah menganalisis komposisi bahan yang anda telan: tak ditemukan satupun zat yang berbahaya di dalam makanan anda.']
'Terima kasih.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Conquering Fantasy: Ex-Interstellar Army Tale
Science FictionGenre Utama: Sci-Fi (Science Fiction/Fiksi Ilmiah), Fantasy (Fantasi), Action (Aksi), Adventure (Pertualangan), Romance Genre Sampingan: Kingdom Building, Army Building, Harem/Poligami, Comedy, Cosmic War, Artificial Intelligence (AI), Magical Tech...