[29]

53 8 0
                                    

      
"Senang melihat wajah kesalnya. Tertawa melihat kebodohannya."
Elang Putra Fabanyo



Happy Reading
                                         

Seyla mematikan mesin mobilnya dan memarkirkan mobilnya di samping mobil Elang. Fadhila sudah keluar duluan, dia meringis melihat Elang yang tertawa bersama Tania. Mereka sudah mengganti pakaiannya, dia hanya bisa menatap mereka dari dalam mobil.

"Kok gerah banget sih." Katanya sambil mengecek Ac mobilnya. "Padahal nyala deh." Lanjutnya.

Dia langsung keluar karena merasa panas di dalam. Dia pikir setelah keluar rasa panasnya akan mereda tapi tetap saja, dia mengambil kipas kecilnya lalu menyalakannya dan mengarahkan ke wajahnya.

"Sey! Ayo masuk, ngapain di situ njir." Teriak Nuri di ambang pintu.

Teriakan Nuri membuat dua manusia itu mengalihkan kegiatannya. Elang tersenyum iblis melihat Seyla berada di rumahnya, berbeda dengan Tania yang merasa tak nyaman dengan kehadiran Seyla.

Seyla berjalan mendekati Nuri dan mengabaikan lambaian tangan Elang. Nuri mengerutkan keningnya melihat kipas kecil yang berada di tangan Seyla.

"Lo kepanasan?"

Seyla menganggukkan kepalanya membuat Nuri mengerutkan keningnya. "Gimana ceritanya mendung bikin lo kepanasan? Noh liat, bentar lagi ujan yakali lo kepanasan."

Seyla menatap langit yang gelap. Dia juga tidak mengerti kenapa tubuhnya merasa panas.

"Gue tahu! Lo pasti panas karena liat Kak Elang sama Kak Nia kan?" Tukas Nuri membuat Seyla memutar bola matanya.

"Ngaco."

Nuri tertawa keras, dia menatap Elang. "Kak! Ada yang cembokur nih, ampe kipasan dahal mendung." Seyla membulatkan matanya mendengar teriakan Nuri, dia mendorong tubuh Nuri agar masuk ke dalam.

Di sisi lain Elang tersenyum puas, dia juga tertawa kecil membuat Tania menatapnya kesal.

"Seneng banget kayanya." Cibir Tania.

"Bukan seneng lagi, tapi gue bahagia pake banget. Jadi pengen halalin Seyla."

Tania memutar bola matanya malas. Dia meninggalkan Elang yang masih senyum-senyum tak jelas.

Elang dengan senyum iblisnya pun masuk ke dalam rumah. Dia mencari keberadaan Seyla, dia ingin menggodanya.

Di ruang tamu Raja dan Harpi tertawa mendengar cerita Nuri yang bercerita tentang Seyla yang kepanasan hingga Fadhila yang hampir ngompol.

"Kamu itu sama kaya Rose, sama-sama gengsi." Ucap Raja membuat Harpi mendengus.

"Tau banget soal mantan." Sindirnya membuat Raja terkekeh.

"Tante Rose mantan papa? Gimana ceritanya Ma?" Tanya Elang yang baru saja bergabung dengan mereka.

Elang duduk di samping Seyla sambil menyenggol lengan gadis itu. Tania tidak suka melihat Elang yang berdekatan dengan Seyla.

"Jadi Rose itu dulu pacar Papa dan Mama kamu ini mantan pacar Theo. Kita sahabatan dari Smp, pas Smp Papa pacaran sama Rose dan Mama kamu sama Theo. Tapi pas Sma Papa cemburu liat Theo deket banget sama Rose akhirnya Papa mutusin Rose terus pacaran sama Mama kamu. Dan bulan berikutnya, Theo nembak Rose." Jelas Raja membuat mereka menganggukkan kepalanya.

"Belibet tapi menjanjikan." Komentar Fadhila.

"Jodohnya deket yah." Ucap Nuri.

"Siapa tahu jodoh kamu juga deket." Ucap Harpi.

My Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang