[26]

57 8 0
                                    


"Merendahkan orang lain adalah usaha seseorang yang tidak mampu bersaing."
My Perfect Love



Happy Reading

Mereka semua melihat wajah Tania yang sangat fresh tak seperti biasanya. Ternyata Elang sangat berpengaruh dalam hidup Tania.

"Cepetan dong Lang makannya, kasian tuh Tania udah nunggu." Ucap Harpi yang geram melihat cara makan Elang yang sangat lama.

"Nggak papa kok, Tan." Ucap Tania.

"Nggak papa gimana, nanti kalau kalian kesiangan terus telat terus di hukum, kamu kan belum sehat bener."

"Lagian siapa sih Ma yang mau hukum aku." Ucap Elang lalu mengelap bibirnya dengan tisue.

"Jangan mentang-mentang kamu anak pemilik sekolah terus kamu abai sama peraturan." Kata Raja membuat Elang bungkam.

"Aku berangkat dulu Ma, Pa. Assalamualaikum." Ucap Nuri sambil mencium kedua tangan orang tuanya juga Elang. Nuri berangkat menggunakan mobilnya, Raja mengizinkannya karena dia yakin Nuri tidak akan membuat masalah di jalanan.

"Walaikumsalam." Balas mereka semua.

"Aku sama Tania berangkat, Asalaamualaikum." Ucap Elang dan mengikuti Nuri yang bersalaman dengan Raja dan Harpi begitu juga dengan Tania.

"Assalamualaikum." Pamit Tania.

"Walaikumsalam." Balas mereka berdua.

Elang membawa mobil karena tak mau Tania terkena angin. Tania tersenyum bisa bersama lagi dengan Elang. Semangatnya yang hampir pupus itu kembali membara.

Di lain tempat Seyla sudah memarkirkan mobilnya di parkiran biasanya dia parkir. Dan biasanya mobil Elang sudah berasa di samping mobilnya. Seyla menunggu Elang di dalam mobilnya, dia ingin berterima kasih karena Elang sudah membuatnya bangkit dari keterpurukannya selama ini.

Seyla tersenyum saat mobil Elang berhenti di samping mobilnya. Saat Seyla ingin membuka pintu mobilnya dia melihat Tania yang keluar dari mobil bersama Elang. Niatnya itu dia urungkan, dia lebih memilih diam di dalam mobil menunggu pasangan itu menjauh dari parkiran.

"Kok sakit yah liat dia sama yang lain." Lirihnya.

Seyla menghela nafas lalu keluar dari mobilnya, dia berjalan di belakang Tania dan Elang. Tatapan Seyla terarah pada tangan Tania yang menggenggam tangan Elang.

"Pagi Buketu!"

Elang memgerutkan keningnya saat Rehan berteriak dengan menyebut panggilan yang biasa ia gunakan untuk memanggil Seyla.

"Lo nyapa ke siapa?" Tanya Elang.

"Ya ke Seyla lah siapa lagi."

Elang memutar tubuhnya dan benar saja di sana ada Seyla yang terdiam. Dia melihat Seyla tersenyum kecil, Elang melepaskan genggaman Tania namun Tania tetap menggenggam tangannya.

Seyla berjalan melewati mereka begitu saja. Mungkin Pluto, Matrix, dan Nada akan biasa jika melihat itu, berbeda dengan Elang yang merasakan hal aneh.

"Gue bingung deh sama lo, sebenernya lo tuh suka sama Seyla apa Tania sih?" Tanya Otong.

"Ya gue lah. Buktinya gue satu atap sama Elang." Balas Tania yang terdengar jelas di telinga Seyla. Seyla mempercepat jalannya sebelum kupingnya panas.

"Kalau dia suka sama lo kenapa dari kemaren dia sibuk sama Seyla?" Tanya Nando.

"Orang tua Elang sama orang tua Seyla itu sahabatan, jadi Elang bantuin Seyla lah. Ya kan, Lang." Kata Tania sambil memandang Elang.

My Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang