18. After you then who?

5 2 3
                                    

Maafin aku Nadia. Aku gak bisa bersama kamu lagi. Maafin aku.

Kamu jahat. Kamu tega. Kenapa kamu ninggalin aku, setelah kamu gak ada. Aku gatau lagi bakal kaya gimana.

Kenapa kalian tinggalin aku sendirian disini? Kenapa kalian jahat sama aku.

Ini semua bukan keinginan kita, ini semua sudah Tuhan rencanakan, ini semua kehendaknya. Kalau boleh Tuhan memberikan satu kesempatan untuk aku hidup kembali, aku mau. Aku rindu Ayah sama Bunda, aku rindu kamu juga Nadia.

Apakah Tuhan masih tidak cukup memberikan ujian kepadaku? Apakah Tuhan tidak cukup membuat aku menderita? Apakah Tuhan membenci aku? Kenapa?

Nggak Nadia. Jangan salahkan Tuhan, Tuhan sayang sama kamu. Mungkin ini adalah pilihannya yg terbaik buat kamu, untuk menjadi seseorang yg luar biasa.

Lalu, kenapa Tuhan ambil semua seseorang yg begitu berharga dihidup Nadia? Kenapa? Bagaimana Nadia bisa hidup tanpa seseorang yg begitu berarti dihidup Nadia.

Aku yakin. Suatu saat nanti kamu akan mendapatkan seseorang yg berarti dihidup kamu, setelah aku. Kamu akan menemukannya. Aku harap kamu bisa menerima semua ini. Aku juga gak ingin meninggalkan kamu, aku juga tidak ingin meninggalkan keluarga aku. Karena mereka sangat berarti dihidupku. Tapi, apa boleh buat ini semua sudah terjadi.

Jaehyun, aku rindu kamu. Nanda, aku rindu sosok saudaraku. Aku kesepian setelah kalian pergi. Aku rindu kalian. Aku tahu, pada akhirnya kalian akan bersama lagi, kalian memang ditakdirkan untuk bersama. Dan aku? Aku hanya menjaga kamu, Jaehyun. Menjaga lalu merelakan kamu yg memang seharusnya kamu bersama Nanda. Terimakasih untuk kenangan yg pernah kamu buat.

Nadia, kita harus pergi dulu. Selamat tinggal Nadia.

JAEHYUN.... NANDA

"Kamu kenapa?" Irene menghampiri Nadia saat sedang membersihkan kamarnya, dan melihat Nadia terperanjak bangun dengan menyebut nama Jaehyun dan Nanda.

"Bunda" Nadia langsung memeluk Irene dengan menangis.

"Kamu kenapa?" Tanya Irene lagi.

"Nadia mimpi Jaehyun sama Nanda. Mereka pergi begitu jauh, Nadia rindu mereka" Nadia masih menangis dipelukan Irene.

"Kamu mimpi? Mungkin mereka juga rindu sama kamu. Coba kamu kunjungin rumah mereka, siapa tahu mereka menunggu kamu untuk dateng" Irene sangat tahu apa yg dirasakan anaknya. Tanpa diketahui Nadia, Irene pun meneteskan air matanya.

"Bunda... kenapa mereka jahat ninggalin Nadia"

"Mereka nggak jahat. Tuhan lebih sayang sama mereka, mangkannya Tuhan menginginkan mereka dan Tuhan ingin liat kamu lebih kuat lagi, mangkannya Tuhan membiarka kamu didunia ini"

Memang. Tuhan sayang mereka, karna itu Tuhan mengambil mereka.

"Bunda... hari ini Nadia mau masuk ngampus lagi"

"Kamu yakin? Kamu udah baikan?" Irene masih mengkhawatirkan kondisi anaknya.

"Nadia baik-baik aja, Nadia gak mungkin kaya gini terus"

"Yasudah, kalau ada apa-apa telpon Bunda ya. Oh, atau Bunda titip buat jagain kamu sama Mark gimana?" Usul Irene.

"Apaan sih Bunda, Nadia bukan anak kecil. Nadia bisa jaga diri sendiri" cibir Nadia.

"Kalau gitu kamu siapa-siap gih. Bunda buatin sarapan buat kamu ya"

Gue bangga mempunyai Bunda seperti dia. Gue bersyukur banget mempunyai orang tua yg begitu sayang sama gue.

Musim Semi✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang