"I love you and I can't live without you. Please stand by my side, forever. You are mine and always be mine."
"Let's be happy until we die."
.
.
.
Sequel from "Toxic Relationship (Heo Chan)"
Start: June 11, 2021
End: August 05, 2021
Highest Ranks:
#...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Perlahan kedua mata Junhee terbuka dan menatap sekeliling, ia baru menyadari bahwa ini bukanlah kamarnya. Ketika melihat ke sampingnya, ia terkejut menemukan sosok Soobin yang tertidur dengan sangat lelap. Junhee tersenyum menatap wajah damai kekasihnya tersebut. Namun ketika hendak mengangkat tangannya, ia merasa ngilu bercampur perih di lengan atasnya. Junhee mengerutkan dahi ketika menemukan lengan atasnya sudah dibalut perban dan kembali dikejutkan oleh fakta bahwa di punggung tangannya terpasang selang infus.
"Apa yang terjadi?" gumamnya pelan berusaha mengingat apa yang terjadi kemarin.
Seingatku, lengankuterluka karena Soobin menyayatnyamenggunakan cutter. Lalu siapa yang mengobatiku dan memasang selang infus ini?
Lamunan Junhee buyar ketika merasakan sebuah lengan memeluknya. Ia menoleh dan menemukan Soobin perlahan membuka kedua matanya.
"Sayang, kau sudah bangun? Aku akan membersihkan lukamu." Ucapnya yang langsung bangkit dari tempat tidurnya dan melangkah menuju kamar mandi, membuat Junhee hanya menatapnya bingung.
Tak lama berselang ia kembali dengan membawa cairan khusus, beberapa kapas, dan kain kassa baru. Sebelum pulang Seongwoo memberikan Soobin peralatan tersebut dan memberitahu bahwa lukanya harus dibersihkan sehari dua kali agar tidak terjadi infeksi. Ketika balutan perban terbuka, Junhee terkejut ketika mengetahui luka di lengannya sudah di jahit.
"S-siapa yang menjahit lukaku?" tanyanya ragu, membuat Soobin menghembuskan napas berat.
"Aku akan menjawabnya setelah ini, oke?"
Junhee hanya mengangguk dan membiarkan kekasihnya itu melakukan tugasnya. Setelah selesai, pria itu melangkah mendekat dan menyejajarkan posisinya dengan Junhee yang kini terduduk di atas tempat tidur.
"Maafkan aku Junhee-ya." Junhee menatap lekat Soobin yang kini berlutut sambil menundukkan kepalanya. "Maaf karena aku telah menyakitimu. Aku benar-benar menyesali perbuatanku. Hatiku sakit melihatmu terluka hingga tak sadarkan diri." Kembali Junhee terkejut ketika mendengar isakkan pelan dari pria yang masih berlutut meminta maaf padanya, membuatnya merasa iba dan melupakan kenyataan bahwa Soobin sudah melukainya. "Maukah kau memaafkanku, Junhee-ya? Aku mencintaimu dan hanya kaulah yang menerima keadaanku apa adanya."
Junhee menangkup wajah Soobin dengan kedua telapak tangannya dan tersenyum hangat. "Baiklah, aku memaafkanmu. Tapi jangan sampai kejadian ini terulang kembali, mengerti?" Soobin menganggukkan kepalanya, ia pun akhirnya menceritakan semuanya pada wanita itu. Tentang siapa yang mengobati lukanya hingga memasangkan selang infus padanya.
"Ahh, jadi kau menelpon Paman Seongwoo untuk mengobatiku?" Soobin mengangguk. "Lalu apa Ayahmu mengetahuinya?" Soobin menggeleng.
"Aku meminta Paman Seongwoo untuk tidak memberitahukan hal ini pada Ayah." Junhee mengangguk paham, namun tiba-tiba perutnya berbunyi membuat Soobin terkekeh. "Aku akan memasakkan sesuatu untukmu. Tunggu sebentar ya?" Junhee mengangguk dan memeriksa ponselnya untuk mengetahui kabar perkuliahan hari ini, hingga ia menemukan pesan dari Heejin.