Epilogue

246 12 28
                                    

3694 words! Here's the epilogue of this story! Enjoy reading lovelies 💕💕💕 thank you so much for your support until now! Big love for you all ❤️❤️❤️

Mianhae baru up sekarang hueeee. Kelupaan aku 😭😭😭

 Kelupaan aku 😭😭😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junhee memasuki rumahnya dengan tubuh yang lemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Junhee memasuki rumahnya dengan tubuh yang lemas. Kabar yang ia dengar dari Seongwoo benar-benar mengguncangnya. Ia tidak pernah menyangka akan mengalaminya di usia yang masih sangat muda. Ayolah, umurnya baru akan menginjak 21 tahun dan ia harus menanggung beban seberat ini.

"Kak, abis dari mana? Kok baru pulang?" Junhee menoleh ketika mendengar suaramu yang bertanya dari dapur.

"Ahh itu, habis jalan-jalan dari mall Bun. Yaudah Kakak ke kamar dulu ya, mau mandi." Junhee pun melangkah menuju kamarnya, meninggalkanmu dengan penuh tanda tanya.

"Entah hanya perasaanku saja atau memang ia tengah menyembunyikan sesuatu?" Gumammu yang kembali melanjutkan aktivitas memasak.

Sementara di dalam kamarnya, Junhee melangkah menuju tempat tidurnya terduduk lemas. Air mata tak henti mengalir dari kedua matanya. Hatinya sakit dan perasaan cemas mulai menghantuinya.

"Maafin Junhee, Bunda... Junhee gagal jadi anak yang bisa Bunda banggakan..." Lirihnya masih sambil menangis tertahan.

Mengetahui bahwa ada sosok bernyawa yang hidup dalam tubuhnya, membuat Junhee tak tahu harus berbuat apa. Ia terus memikirkan kemungkinan buruk ketika kamu mengetahui hal ini. Bagaimana reaksimu nanti? Apa kamu akan memarahinya? Apa kamu akan kecewa padanya? Begitulah pikiran negatif yang terus menghantui pikirannya.

"Soobin-ah... Apa yang harus ku lakukan?" Lirihnya ditengah tangisannya. "Aku tak sanggup melewatinya sendirian... Aku membutuhkanmu disini..." Tak kuasa menahan luapan emosi, membuat Junhee mulai menangis kencang dan itu cukup menarik perhatianmu. Dengan cepat kamu menghentikan aktivitasmu dan mematikan kompor sebelum akhirnya berlari menghampiri kamar Junhee.

"Junhee-ya! Buka pintunya! Apa kau terluka? Apa kau sakit, Nak? Buka pintunya agar Bunda bisa masuk." Ucapmu khawatir, namun yang kamu dengar hanya tangisan kencang dari putrimu itu. Kamu mencoba membuka pintu kamarnya yang ternyata tidak di kunci.

Toxic Relationship 2 (Choi Soobin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang