07 🔞

290 9 59
                                    

3331 words! Inspirasi di part ini muncul setelah aku dengerin lagunya TXT yang Eternally. Mian aku malah tautin MV'nya bukan lagunya 😂😂 Enjoy reading lovelies! 💕💕

 Mian aku malah tautin MV'nya bukan lagunya 😂😂 Enjoy reading lovelies! 💕💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Di perjalanan menuju rumah, kamu terus memikirkan Junhee yang entah kemana. Rasanya menyakitkan ketika kehilangan salah satu anak yang sudah kau besarkan selama ini. Belum lagi mengandung Junhee merupakan perjuangan terbesarmu, dimana dulu kamu mengalami situasi naik turun.

Dimulai dari perasaan ragu akan siapa ayah kandungnya, dihantui teror dari mantan kekasihmu yang tergila-gila padamu, penculikan berujung pada pernikahan sepihak yang untungnya dapat digagalkan oleh Sejun yang datang tepat waktu menyelamatkanmu. Mengalami *PTSD dan gangguan kecemasan yang cukup menyiksa. Namun semua itu tergantikan oleh suara tangis yang menggema ketika Junhee lahir ke dunia. (*Post Traumatic Stress Disorder)

"Junhee-ya... maafkan Bunda yang gagal melindungimu." Lirihmu sambil menitikkan air mata. "Maafkan Bunda karena kau harus mengalami hal berat selama ini." Tambahmu membuat air mata kembali mengalir membasahi pipimu. Kamu membelokkan mobilmu masuk ke halaman rumah dan mematikan mesinnya. "Maafkan Bunda yang gagal menjadi Ibu yang baik bagimu." Tangismu pecah membayangkan bagaimana kabar Junhee disana. Apa ia makan teratur? Apa ia baik-baik saja? Hatimu sakit menerima kenyataan bahwa putri kesayanganmu menghilang bak ditelan bumi.




Tok... Tok... Tok...




Kamu menoleh dan menemukan sosok Sejun yang menatapmu sendu juga khawatir dibalik kaca mobil yang tertutup rapat. Tak memiliki pilihan, kamu akhirnya keluar dari mobilmu dan langsung memeluknya erat sambil menangis tersedu-sedu. Melihat kondisimu yang sangat kacau, Sejun memilih untuk mengusap punggungmu pelan dan membiarkanmu menangis hingga kamu merasa tenang.

"Sejun-ah... a-aku... aku gagal menjadi Ibu yang baik." Isakmu membuat Sejun memilih untuk menenangkanmu terlebih dulu. "S-seharusnya, aku mendengarkanmu dengan tidak mengizinkan Junhee... tinggal sendirian..." Sejun tak menjawab dan terus mengusap punggungmu pelan. "A-aku gagal Sejun-ah... aku gagal melindungi anakku sendiri."

"Tidak Jinhee-ya... kau sudah menjadi Ibu yang baik bagi Junhee dan Heejun. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri." Tangismu semakin menjadi mendengar penuturan suamimu.

"Ayo kita masuk ke dalam, udara disini cukup dingin." Sejun menuntunmu memasuki rumah dan mendudukkanmu di sofa ruang tengah. "Tanganmu dingin sekali. Apa kau belum makan malam Jinhee-ya?" tanyanya sambil menggenggam tanganmu erat, kamu menggeleng membuat Sejun menghembuskan napas berat.

Toxic Relationship 2 (Choi Soobin) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang