ask

106 6 0
                                    


"oke anak anak jadi pembagian atau perkalian selalu dihitung awal daripda penjumpahan dan pengurangan, ya."

"iya kak!!!!"

"jadi——

jungkook menoleh memutus penjelasannya begitu suara kamera kembali menginterupsi kegiatannya mengajar disini, salahnya sebab mengizinkan dan sekarang ia terganggu lalu harus menyalahkan siapa?

"jadi kakak tulis pr nya disini nanti kalian catat terus besok kalau kita ketemu dibahas sama sama ya."

"oke kak!!! makasih ya kak!!!!" jawabnya serentak lalu berhamburan memeluk jungkook sebagai ungkapan terimakasih sekaligus salam perpisahan sebab hari sudab mulai gelap dan jungkook juga punya tugas kuliah selain kewajibannya mengajar.

omong omong soal lelaki bernama taehyung itu ternyata seorang mahasiswa jurusan fisip yang sedang menulis sedikit skripsi, jungkook sangat menolak begitu di beritahu soal skripsi karena ia dan anak anak disini bukan objek sebagai penelitian apapun alasannya.

tapi taehyung pandai berkata jadi membelokkan niatnya menjadi sedang hobi memotret agar jungkook mengizinkannya untuk mengambil gambar apapun yang tertera.

"mau pulang?" tanyanya mendekati jungkook selagi kamera canon masih melingkari leher jenjangnya.

"hm."

"besok kesini lagi?"

"ngga janji kemungkinan gue sibuk besok." jawabnya lalu kembali menjinjing ransel besarnya pada bahu bersiap untuk pergi. "ada yang mau dibicarain lagi?"

"biasanya anak anak suka apa selain es krim?"

"apa aja suka asal jangan racun."

"gue tanya baik baik?"

"gue jawabnya juga santai, kim."

taehyung mengangkat kameranya lalu memotret jungkook tepat di wajah tanpa persetujuan, dan yang di potret hanya memasang wajah pasrah menyuruh taehyung untuk cepat pergi karena hari sudah mulai gelap juga ngga ada akses penerangan lampu disini.

"jadi lo ngga pergi besok?"

"ngga, kim."

"just taehyung, tae."

"oke tae."

"oke jung."

keduanya sama diam lalu jungkook memutuskan untuk pergi lebih dulu meninggalkan taehyung yang juga masih memandang dirinya dari jauh, lewat kameranya ia kembali melihat jungkook dengan raut wajahnya yang jelas.

taehyung seperti terhipnotis sampai mengabaikan peringatan jungkook tentang gelap dan sampai hitungan ketiga semua akses mati pun hanya cahaya dari layar kameranya yang menerangi, ia sempat lupa jika dunia punya dua sisi sosial yang berbeda.






[]







"ganteng?"

"focus on the paper jim."

"ganteng ngga?"

"jim."

"just ask, ganteng ngga?"

"ngga bacot."

lantas jimin tertawa sampai memukul bahu jungkook sebagai pelampiasan pun mengabaikan paper yang diberikan sebagai observasi. jimin lebih suka menatap jungkook dengan wajah sebalnya sambil mengumpati jimin berkali kali karena mengganggu.

"jadi dia foto foto doang disana?"

"kayanya sih tapi ngga tau juga bukan urusan gue."

"dia kuliah fisip dimana?" tanyanya lagi yang membuat jungkook hampir pergi sebab benar terusik, topiknya selalu itu bahkan jungkook muak.

"lo tau gue ngga suka tanya tanya kan?"

"oke oke calm gue cuma tanya aja."

setelahnya kegiatan jimin yang usil berakhir sebab hoseok menginterupsi sambil membuka rapat yang diselenggarakan, mau ngga mau keduanya kembali fokus meskipun sesekali jimin berbisik tentang pemuda yang diceritakan jungkook pun sampai ia kesal lalu berpindah tempat duduk.

"kenapa gguk lo lagi marahan sama jimin?"

"dia bukan jimin dia setan."

dan dibalas kekehan oleh hoseok meskipun ia tau ucapan jungkook tadi hahya sebatas sarkasme, lagipula ua juga lihat gimana jimin yang terus menggodanya tanpa henti sejak awal rapat dimulai.

sampai akhirnya jimin kembali diam memperhatikan hoseok juga paper yang ia pegang pun begitu juga jungkook dan semua orang dalam ruangan, ngga ada waktu untuk bercanda karena hoseok selaku ketua pelaksanan terus mencecar agar semuanya berjalan dengan sempurna.

sebenarnya ini hanya kegiatan menggalang dana yang biasa dilakukkan tapi hoseok mau semua terbagi rata, ngga boleh ada yang kurang atau ngga kedapatan apapun. jadi sebisa mungkin mereka sibuk mencari donatur.

"oke sampe sini aja ya kalo ada yang ditanya bisa call gue atau di omongin di grup, gue cabut dulu mau jemput nyokap ya."

"iya kak thank you juga ya udah luangin waktu."

setelahnya mereka bubar dan jimin kembali bersama sobatnya meskipun tadi sempat di umpat setan, mereka berjalan beriringan melewati koridor sebelum sampai pada parkiran dimana motor jimin terletak.

"cari donatur dimana lagi ya." jungkook bergumam yang agaknya di dengar jimin sebab berdekatan.

"nanti coba gue bujuk bokap supaya ajak temen bisnisnya."

"belum bisa jadi jaminan jim, harus yang kita langsung ajak tapi siapa."

keduanya berfikir sejenak di halaman parkir tanpa ada pergerakkan untuk segera pulang dan tidur di kasur empuk, mereka malah menyibukkan diri untuk berfikir solusi yang tepat pada masalahnya.

"lo bilang cowo yang suka foto di tempat lo ngajar penampilannya fancy, punya kamera canon yang katanya paling mahal."

"jim no."

"gguk yes, lo bisa bujuk dia supaya jadi donatur kan at least kalo ngga mau dia bisa ajak yang lain."

"harus gue?"

"cuma lo yang kenal."

jungkook menggigit bibirnya gugup sembari menimang tawaran yang jimin berikan agaknya ngga terlalu buruk tapi juga ngga bisa ia penuhi, baru berbincang satu dua kata bahkan pada pertemuan pertama bukannya ngga sopan kalau jungkook meminta bantuan?

"oke I'll try."

pada akhirnya jungkook tetap patuh pada prinsip hidupnya untuk megesampingkan ego selagi bisa, lagipula ini bukan permintaan individual sebab niat jungkook membantu untuk acara juga membantu orang orang diluar sana.



[]

andersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang