late night

68 6 0
                                    


hari ini taehyung termasuk sibuk di kampusnya tapi tetap punya waktu luang buat makan siang sebentar meskipun sendiri, duduk di meja juga makanan yang ia pesan termasuk orang berlalu lalang yang memuakkan.

taehyung ngga suka suasana ramai disaat dia sendirian, ngga suka semuanya ketawa disaat dia sedih. dari kecil taehyung ngga pernah punya teman karena fikirannya negatif, kata ayahnya buat apa punya teman kalo punya harta aja bisa dapat atensi orang lain.

dia selalu dapat tekanan dari mulut ayahnya sampai hampir memenuhi isi kepala, sampai apapun yang ia ucapkan patut untuk taehyung turuti sekalipun salah. ngga, taehyung bukan anak sombong meskipun kaya raya tapi cuma remaja yang ngga terbiasa berbaur sebab selalu di kekang.

bisanya cuma duduk sambil baca buku kadang juga lukis di kamar seorang diri, ngga pernah jalan keluar sama teman apalagi masuk grup chat yang biasanya marak dijaman sekarang. istilahnya taehyung sama sekali ngga punya circle.

hidupnya berat jauh lebih berat setelah ayahnya janjikan tanggung jawab perusahaan dan warisannya pada taehyung, ia bilang harus jadi lulusan terbaik supaya nama keluarganya terangkat, harus jadi pewaris yang dikenal semua orang biar kolega tertarik tanam sahamnya.

itu semua ngga pernah taehyung inginkan atau mimpikan punya segalanya, yang ia mau cuma seseorang yang bisa diajak tukar fikiran tentang apapun.

dan disini taehyung tersenyum melihat telfon genggamnya yang berdering menampilkan nama jungkook pada layarnya.

"halo jung."

"halo taehyung lo ngga ke taman baca? lo dicariin sama anak anak—— ah iya bisa video call?"

"boleh."

taehyung bukan tipe manusia yang banyak bicara terlebih lagi fitur vidcall yang biasanya sering dia lihat di instagram, dia kadang di chat aja ngga dibalas gimana ini?

"halo kak taehyung!!!!!"

taehyung tertawa melihat beberapa anak juga jungkook yang tengah memanggil namanya lewat sambungan video call.

"halo, pada belajar ya?"

"iya tapi kata kak jungkook dia sendiri, kak taehyung kenapa ngga kesini?"

"kak tae lagi ada urusan di kampus, maaf ya."

lalu selanjutnya jungkook mengambil alih telfonnya seorang diri sedangkan anak anak yang lain sudah sibuk dengan kesibukannya masing masing.

"masih di kampus ya lo?"

"iya ada urusan, lo disana udah lama?"

"lumayan deh, lo sibuk banget ya? lagi makan?"

"iya lagi makan."

"bagus deh makan—— ih tae makan nasi jangan kue aja nanti ngga kenyang."

"kenyang kok udah biasa."

"makan nasi biar ngga pingsan cepetan gue liatin nih, tae."

"ngga ah lagi ngga mau nasi."

"sedikit aja ya nanti sakit katanya sibuk masa ngga makan nasi."

"ngga gue udah kenyang, by the way lo udah mau balik atau gimana?"

"abis ini kayanya balik sih."

"gue jemput boleh ngga?"

"no, lo kan capek."

"ngga kok".

"ngga mau, jangan ya taehyung gue bisa sendiri kok."

"lo ngga kangen gue emang?"

"ngga? ngapain gue kangen lo."

"iya deh yaudah see you soon?"

"see you."

oh, ekspetasinya terlalu tinggi.







[]







"bokap lo tae bukan gue."

taehyung mengusak rambutnya perlahan diselingi desahan yang kian frustasi, harusnya dia setuju perihal jungkook yang suruh dia makan nasi sebab nyatanya dia pusing sekarang.

namjoon juga ngga bisa apa apa karena tugasnya cuma beri tahu bukan yang lain, sebagai sepupu harusnya namjoon bisa membantu tapi seakan keberaniannya menguap hilang.

"iya kan lo bisa bilang ngga? daridulu lo tau gue ngga pernah tertarik sama bisnis papah."

"gue bawahan dia tae bisa apa?"

kemudian duduk di sofa panjang yang dingin sebab jarang di hinggapi, kepalanya bersandar pada bahu sofa dengan kaki yang di luruskan hingga berbaring. namjoon masih disana setia menunggu jawaban langsung dari taehyung karena ayahnya—— yang diketahui juga sebagai paman terus menagihnya ucapan taehyung.

"yaudah kak gapapa iyain aja tapi gue ngga akan jalanin proyeknya, istg kak please gue ngga tertarik sama sekali."

"alright tae santai aja nanti gue bantu."

lalu ketika jam menunjukkan pukul sepuluh malam namjoon pamit undur diri meninggalkan taehyung yang dipenuhi kalut dan pusing yang ngga kunjung hilang, masih dalam keadaan berbaring di sofa ia benar benar lelah hari ini berharap bisa dapat tidur meski satu jam.

tapi nyatanya tepat jam menunjukkan tengah malam matanya juga belum terlelap, kepalanya masih sakit pun tubuhnya yang kentara lemas. taehyung bukan tipe pemabuk tapi sikapnya seperti sehabis meminum tiga botol beer dalam sekali teguk.

tangannya pun bergerak kesana kemari memijat dahi sampai kepala belakangnya sembari bergumam yang nihil di dengar siapapun, matanya terpejam tapi enggan terlelap dalam tidur yang mana buat taehyung susah hilangkan pusingnya.

sampai telfonnya berdering dan tanpa basa basi pun langsung menerimanya, ngga punya kuasa lagi untuk melihat nama siapa yang tertera sebab kebutuhannya saat ini hanya tidur.

"siapa?"

"gue, lo ngga save nomornya?"

buru buru taehyung menjauhkan telfonnya dari telinga dan melihat nama siapa yang tertera disana, oh jungkook.

"sorry gue ngga liat dulu tadi, kenapa?"

"gapapa sih cuma gue liat gantungan kunci kecil di pojok rak buku, anak anak ngga sengaja temuin dan seinget gue itu punya lo?"

taehyung mencoba mengingat meskipun pijatan pada dahinya ngga juga berhenti, lalu tersadar jika memang benar benda kecil itu
miliknya.

"oh iya punya gue kali ya, buat lo aja."

"dih apa udah rusak malah kasih ke gue."

"rantainya aja kan bentuknya belum, jung sorry ya kepala gue lagi pusing banget telfonnya udahan ya?"

"eh gue ganggu ya, harusnya bilang daritadi taehyung." ada jeda disana lalu helaan nafas terdengar lirih menyapa telinganya dengan lembut. "pasti gara gara ngga makan nasi deh, kepala batu dasar."

"haha iya kali ya harusnya gue nurut sama lo, tapi gapapa dibawa tidur juga hilang nanti."

"oke.... get well soon taehyung? pain pain go away."

"thank you ya."

"oke now take a rest, bye."

sekarang kembali hampa, taehyung kembali menatap langit langit ruang tamu apartment nya seolah sambungan barusan ngga harus terhenti begitu aja, taehyung merasa membaik setelah jungkook mengucap get well soon dan pain pain go away lewat sambungan telfon.

padahal taehyung yang memutus lebih dulu tapi sekarang ia juga yang menyesal, lalu dirinya tertawa mengambil bantal bantal sofa yang kecil untuk ia peluk selagi tidur. rekahan senyum nampak di wajahnya begitu juga gumaman pain pain go away yang di ucapkan sebelum benar terlelap.

"pain pain go away, go away he said."

andersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang