bubur

64 6 0
                                    


"lo ngga coba hubungin lagi?"

"ngga di angkat," lanjutnya lalu menarik telfon untuk ia cari lagi nama taehyung disana. "belum bangun kali ya?"

"hadeh orang kaya biasanya bangun pagi cari bongkahan berlian tau."

"dia lagi sakit jimi kepalanya pusing."

"kok lo tau?"

"telfon kemarin."

"oh sleepcall?"

"anjing ngga gitu."

responnya hanya kekehan pelan dari jimin sekaligus kerlipan mata dengan niat menggoda, sumpah ini masih pagi tapi manusia bernama park jimin seolah ngga kenal waktu untuk meledek dirinya habis habisan.

"yah berarti dia ngga bisa ikut kita ngajar?"

"ngga kayanya kasian deh."

"yaudah sih gapapa biasanya juga ngga ada dia lo fine aja? ayo nanti keburu panas."

mau ngga mau jungkook tetap naik ke atas motor jimin duduk dengan manis di jok belakang dengan helm bulat yang mengapit kepalanya, tatapan mata sebal menatap ke arah depan sedangkan mulutnya tetap bergumam mengomeli jimin karena menuduh jungkook suka pada taehyung karena khawatir.

sampai kegiatannya terhenti begitu jungkook menapakkan kakinya pada aspal penuh debu juga suara riuh dari remasan botol
plastik, jungkook seperti biasa tersenyum sepanjang jalan menyapa beberapa orang disana yang juga menyapa dirinya.

mata jungkook bergulir kesana kemari pun tubuh yang di bungkukkan memberi kesan sopan pada dirinya, dua kantung plastik berwarna abu juga ada pada kedua tangannya seperti biasa ntah apalagi yang dibawa jungkook kali ini.

hingga dengan cepat jungkook menyentuh bahu seseorang yang sedang asik memotret sembari tertawa menyuruh beberapa teman kecilnya untuk berpose, lelaki itu taehyung yang semalam memutus telfon karena kepalanya sakit juga lelaki yang ia hubungi beberapa jam lalu.

"kok lo disini?" tanyanya dengan wajah heran pun terkejut berbeda dengan taehyung yang malah tertawa.

"gue ngga boleh kesini lagi emang?"

"no, i mean kan lo lagi sakit gue kira istirahat hari ini."

"hahaha udah minum oskadon enakkan deh."

"hih kok minum oskadon juga sih, gue kira lo pusing langsung panggil dokter pribadi."

dibalas kekehan ringan juga kantung plastik yang sekarang berpindah pada meja sebab taehyung yang mengambilnya, lalu kembali sibuk dengan kameranya sementara jungkook membagikan coklat kecil yang ia bawa tadi dari rumah.

"lo kenapa pusing sih, pusing karena ngga tau caranya habisin uang ya?"

"apa kok ngaco, gue ngga punya uang malah."

"punyanya black card:( i know right."

"no, uang yang gue punya itu uang papah jadi bukan punya gue."

jungkook dibuat bungkam lalu melanjutkan aktivitasnya untuk membuka satu per satu bingkisan yang berisi roti juga beberapa buku dongeng, sedangkan taehyung juga masih sibuk memotret meskipun sesekali mengajak jungkook bicara.

"loh kata jungkook lo sakit terus niatnya mau jenguk lo——

"bohong enak aja!" cepat cepat jungkook menyela begitu jimin yang baru saja pijakkan kakinya disini menyahut begitu ramai sampai taehyung hentikan aktivitas memotretnya.

"jenguk apa nih?" tanya taehyung setelahnya.

"ngga bohong jimin ngasal aja."

"iya deh ngasal sampe rela bangun pagi buatin bubur."

pandangan taehyung teralih menatap jungkook yang kian kikuk juga melihat jimin dengan wajah kesalnya, tangannya dibuat mengepal seolah marah begitu jimin membocorkan sesuatu.

"tanya sama jungkook nya tuh gue mau ke belakang dulu beres buku yang lain."

selanjutnya jimin benar pergi meningalkan taehyung dan jungkook di depan, keadaan ramai dan bising tapi jungkook seolah merasa hanya ada mereka berdua disini dengan taehyung yang kian mendekat menaruh kameranya di meja.

"lo buatin gue bubur?"

"ngga lah ngapain banget."

"yaudah santai aja kali jung," jawabnya lalu ikut terkekeh sekaligus masih memperhatikan jungkook yang sibuk mengemas barang barang yang ia bawa. "padahal masih sakit sih cuma dibela belain kesini mau ketemu lo."

"lo masih pusing ya?"

"dikit."

"kenapa ngga tidur aja bandel."

"dibilang mau ketemu lo."

"ya bisa telfon aja suruh gue kesana."

"mau?"

fuck, damn. kim sialan taehyung.

"ngga juga sih apeng lo."

"hahaha oke oke percaya, sini buburnya gue makan."

"dibilang ngga buat——

lalu secepat kilat taehyung mengangkat satu kantung plastik yang berisikan tempat makan berwarna coklat muda dengan tampilan beruang kecil disana, taehyung menatapnya lagi seolah meminta izin untuk membukanya.

"anjing lo sana makan."

"yah marah marah sih ngga jadi deh."

"kim taehyung lo ngeselin banget??? gue ngatain lo karena lo godain gue terus, gue malu tau ngga."

"malu kenapa gue cuma ngomong?"

"ketauan buat bubur, sorry ya gue sokap sama lo."

matanya melirik begitu jungkook ucapkan rentetan kalimat yang terus berbunyi di dalam kepalanya, seolah ucapan itu yang sering taehyung ucapkan dulu bila ingin berteman tapi sekarang justru hanya jungkook yang berbicara begitu padanya.

namun fikiran itu hanya sementara sebab ketika telapak tangan yang dingin itu menyapa dahinya, menyeka helaian rambut juga menekan pipinya kuat kuat. tangan yang halus juga lembut tengah membelai dahinya sambil mengomel panjang lebar.

"badan lo panas tau tae pulang aja makan dirumah ya."

"emang iya panas gue baru tau kok."

"harusnya minum paracetamol juga tae jangan oskadon aja, pulang ya makan dirumah angetin lagi."

"tapi gue ngga ngerasa pusing jung."

"tetep aja pulang ya taehyung nanti lo kenapa kenapa pingsan juga gue yang repot tau."

"gue baru sampe?"

"kalo udah sembuh kesini lagi sama gue."

"gue harus pulang banget emang?"

"wajib, abis itu juga minum obat baru tidur biar panasnya hilang."

[]

andersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang