01

424 49 1
                                    

Setelah merenung selama hampir setahun, akhirnya kisah ini di publish juga.

Cuma short story doang inii, ada 8 chap total.










Happy Reading

Sudah lebih dari dua puluh menit sosok tampan di hadapannya ini berjalan bolak-balik layaknya setrika. Sedangkan dirinya, hanya menatap sang atasan sejak tadi yang menimbulkan tanda tanya besar dalam kepalanya.

"Hyung, hentikan. " Ucap yang lebih muda membuat pria tampan itu menghentikan aktivitasnya. "Ada apa denganmu sebenarnya? " Sambungnya. Ia yakin, pasti ada sesuatu yang dipikirkan manusia tersebut.

Sosok yang dipanggil Hyung tersebut adalah atasannya. Atasannya ini adalah seorang penyanyi juga penari terkenal bernama Lee Minho. Tapi, lebih dikenal dengan nama panggung Lee Know. Ya, itu sebenarnya lebih baik daripada tertukar dengan Lee Minho lainnya.

Sebenarnya, posisi Jisung adalah asisten pribadi Minho yang hampir merangkap seperti sahabat baginya.

"Bisakah kau menolongku, Sung? " Tanyanya setelah jari-jemarinya mencengkram surainya.

"Y-ya, tentu. Tapi apa?! Hyung, kau hanya bolak-balik sejak tadi! "

"Tolong pikirkan kata-kata yang bagus untukku berbicara pada Agensi. " Jelasnya.

Kening Jisung berkerut. "Kata-kata? Agensi? Memangnya, apa yang ingin kau lakukan, Hyung? " Tanya Jisung. Masih santai sembari mengambil toples kaca berisi makanan ringan di meja ruang tamu.

"Aku akan menikah. "

Kedua bola mata Jisung sontak membola. Hah? Menikah? Mungkin, telinganya salah dengar. "Coba, ucapkan lagi. Takutnya, aku salah dengar tadi. "

"Aku akan menikah, Han Jisung. " Ujarnya dan bergabung dengan sosok dengan rupa tupai duduk di sofa.

Sebuah senyuman terbit dari bibir Jisung. "Selamat untukmu, Hyung. "

"Ya, terimakasih. Jadi bagaimana dengan kata-katanya? Kau harus bantu aku! "

"Ya, kau tinggal bicara saja, kau akan menikah. Jelaskan saja, tidak usah terlalu dipikirkan. Lagipula, sepertinya Agensi akan mengerti. " Jawab Jisung seadanya. Karena, ia sendiri juga bingung. Minho tidak pernah mengatakan apapun padanya sebelumnya. Jadi, ini semua terlalu mendadak baginya.

"Benar juga sih. "

"Ngomong-ngomong, memangnya siapa sosok yang beruntung itu? Kau tidak pernah memperkenalkannya padaku. "

Mulut Jisung kelepasan. Bagaimana bisa ia berkata seperti itu?! Mengapa Minho harus memperkenalkan sosok beruntung tersebut padanya?

"Ada, kau juga tahu. "

"Apa dia dari kalangan entertaiment juga? " Tebaknya.

"Tidak. "

"Lalu? Oh, staff. " Terkanya lagi. Sejujurnya, ia agak penasaran. Agak.

Minho tampak berpikir. "Eum, mungkin? "

"Wow. Tidak bisakah kau memberi tahu ku? " Bujuk Jisung, tidak menyerah.

"Kau. "

Suara tawa berderai dari bibir Jisung memenuhi ruangan yang hening. "Hyung, jangan becanda. Lebih baik, kau pikirkan dengan baik apa yang harus kau katakan di hadapan Sajangnim nanti. Lagipula, ini tuh sedang serius. Kau malah bercanda. " Cibirnya.

𝕀𝕟𝕧𝕚𝕥𝕒𝕥𝕚𝕠𝕟 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang