"Udah, jangan nangis lagi ya. Hyung minta maaf deh. " Bujuk Minho, berusaha menghentikan tangisan suaminya.
Masalahnya, manusia dengan wajah tupai ini tidak berhenti menangis sejak tadi. Hal ini membuat Minho di hadiahi tatapan aneh dari warga desa lainnya. Bagaimanapun juga, hampir seluruh warga desa tahu tentang pernikahan keduanya yang bahkan belum ada sejam berlalu.
Minho akui, ia salah. Namun, dirinya tidak sepenuhnya salah. Lagipula, Jisung seharusnya senang karena impiannya untuk menikah bersama Minho tercapai. Lalu, kenapa Jisung menangis sekarang? Ditambah, ayah Han juga setuju.
"Kamu kenapa masih nangis? " Tanya Minho sembari merengkuh Jisung dalam pelukannya. "Hyung salah sama Jisung. Iya. Maaf karena gak bilangin hal sebesar ini sebelumnya sama kamu. Rencananya, Hyung mau masih suprise buat kamu. Hyung kira berhasil karena tadi di Kapel kamu gak nangis dan malah seneng. Tapi sekarang, kamu malah nangis karena tahu kalau ini bukan mimpi. " Minho menghela napasnya. "Sebegitu nyeselnya kamu nikah sama Hyung? "
Tangisan Jisung perlahan mereda. Ia tidak bermaksud membuat Minho berpikiran seperti itu padanya. "A-aku gak nyesel sama sekali nikah sama Hyung. "
"Aku juga makasih banget sama Hyung karena udah mau nikahin aku. "
"Suprise Hyung berhasil, kok. "
"Aku gak marah sama Hyung. "
"Aku nangis karena aku gak percaya kalau ini tuh nyata. "
"Kalau nangis karena gak percaya, tadi kan udah ku buktiin kalau ini beneran. Terus apa yang salah? " Setidaknya, Minho bisa bernapas lega. Berarti, Jisung tidak marah padanya.
"AKU MALU! "
Gelak tawa memenuhi ruang tamu rumah pengantin baru ini. "Jangan kenceng-kenceng, tetangga denger! " Bentak Jisung supaya Minho menghentikan tawanya. Lebih tepatnya, biar Minho gak ketawain dia lagi. Padahal dia sendiri yang mulai teriak-teriak.
"Iya, iya. " Ujar Minho nurut sembari mengusap air mata di tepi matanya.
"Hyung, terus gimana? " Tanya Jisung tiba-tiba di sela sesi jalan-jalan mereka.
Ya, untuk menghabiskan waktu hari ini, mereka memutuskan untuk berjalan-jalan sejenak.
"Gimana apanya? "
"Pekerjaan. "
"Aku memutuskan untuk keluar dari industri dan tinggal bersamamu disini selamanya. "
"T-terus bagaimana dengㅡ " Wajar jika Jisung khawatir dengan biaya mereka nanti. Apalagi, Minho itukan seorang artis yang harus memperbarui pakaiannya. Pasti banyak yang sudah ia keluarkan.
Sosok yang lebih tua darinya mengerti kekhawatiran dari sang suami. "Kau tidak perlu khawatir tentang hal itu, Sung. Aku memiliki tabungan yang dapat digunakan untuk membiayai kehidupan kita. Untuk manager dan tim ku, aku memberikan mereka semua pesangon juga bonus, kecuali kau. Untuk agensi, kontrakku memang sudah habis bulan lalu dan tidak akan ada niatan untuk memperbaruinya. "
Kening Jisung berkerut. Kedua alisnya hampir menyatu. "Lalu bagaimana dengan milikku? Aku juga harus mendapatkannya! "
"Iya, iya, nanti kau akan mendapatkannya. Padahal, kau sudah mendapatkan yang lebih daripada mereka. "
"Hanya bercanda, hehe. "
"Kau tidak bercandapun, aku akan tetap memberikannya padamu. "
"Terus Hyung? "
"Apanya yang terus? "
"Bagaimana dengan kita? "
"Ya, begitu. "
"Serius, jawabnya astaga. " Jisung jengah.
"Ya, Hyung udah yakin sama kamu, makanya Hyung nikahin kamu. Mama sama Papa juga setuju kok kalau nikahnya sama kamu. Papa kamu juga setuju. Mereka tidak minta banyak hal dariku. Asalkan aku berjanji dan mampu untuk menjadi suami yang menjaga, menghormati, mengayomi serta menghargaimu, mereka akan membiarkan kita menikah. "
"K-kok bisa? "
"Bisalah, kenapa enggak? Di saat pertama kali Hyung lihat kamu, saat itu juga ku putuskan untuk mencintaimu. Mungkin saat Tuhan tengah mencitapkanmu, ia tengah memikirkan makhluk ciptaannya yang paling ayu. "
Blush
Pipi Jisung sontak dipenuhi dengan rona kemerahan yang menjalar hingga area indra pendengarannya. Apa-apaan sih maksud Minho? Agak kaget buat Jisung. Karena sebelumnya, mana pernah Minho ngomong kayak gitu ke dia.
"Eum, ini masih mimpi ya? " Tanya Jisung ragu-ragu dicampur malu juga.
Minho kembali terkekeh. "Aku ngomong serius, masa dianggap mimpi lagi? Aku berani ngomong begini ke kamu, karena kita udah resmi, sayangku. Akhirnya, aku bisa ungkapin apa yang ada di hatiku selama ini ke kamu. Ya, aku sudah terlampau jatuh ke dalam dirimu. Maaf, dulu aku tidak pernah berani mengungkapkan semua isi hati padamu. "
Ucapan Minho yang dipenuhi dengan kata-kata manis, membuat udara di sekitar Jisung yang seharusnya sejuk menjadi panas seketika.
Sudut netra Jisung tiba-tiba terasa air. Entah karena angin berhembus yang membuat matanya terasa kering atau karena ucapan Minho yang menentukan hati. "Hyung tidak perlu minta maaf, karena aku juga melakukan hal yang serupa. Anggap saja, kita impas. "
"Jadi, apa kau sudah siap? " Uluran tangan Minho terbuka bersedia menyambut uluran tangan Jisung.
Tanpa berpikir lebih lanjut, Jisung sudah memutuskan bahwa ia akan terus mengenggam jari-jari itu dan tidak berniat untuk melepaskannya. "Tentu, lebih dari siap. "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝕀𝕟𝕧𝕚𝕥𝕒𝕥𝕚𝕠𝕟
FanficTentang Jisung yang menerima undangan secara lisan untuk hadir ke pernikahan atasannya, Lee Know.