Setelah puas menghapus air mata karena menangisi antagonis, Sia kelelahan karena menamatkan buku super tebal itu hanya dalam 4 hari dan akhirnya tamat juga.
Jika kalian bertanya setebal apa buku itu,
Maka jawabannya setebal 6 cm buku ini.
Dan kenapa dia mampu menghabiskan baca buku ini dalam waktu 4 hari?
Karena Sia membawa buku itu seakan itu adalah handphone nya, di sekolah, di kelas, lagi jam pelajaran, sambil makan sambil tiduran, yah begitulah dia membaca buku itu setiap waktu. Hingga mampu menamatkannya hanya dalam 4 hari, amazing like the author.
Sampai keesokan paginya Sia bersiap menuju sekolahnya, setelah Covid sialan ini berakhir.
Sia berjalan sendirian menuju sekolah, yah bisa dibilang dia ini ansos, dirumah aja cerewet, disekolah dia hanya barbar pada waktunya.
Terkadang lawakannya yang menurutnya garing malah membuat teman-teman sekelasnya tertawa, receh emang.
Baik, bisa dibilang Mersia yang berumur 17 tahun ini hanyalah manusia rata-rata yang bisa ditemukan dimanapun, dengan wajah rata-rata, kepintaran rata-rata setidaknya masuk 10 besar, dan berkecukupan.
Soal buku tebal itu cuman ada yang ngasih doang, Sia menghargai itu karena dia pecinta gratisan.
Tak lama dia melihat 2 laki-laki berseragam sekolah yang sama dengannya sedang melakukan kegiatan berupa pertengkaran dipinggir jalan dekat jurang disana. Hmm, maksudnya perkelahian. Memalukan sekali.
Kalau tidak salah dia kakak kelas yang hampir gak lulus itu ya?
Pikir Sia sambil memperhatikan acara tonjok menonjok yang dilakukan 2 orang itu.
"Udah gue bilang Nana itu punya gue an—piiip." Si A.
"Apaan sih Nana itu bukan barang go—piiip, dia udah jadian sama gue, lo relain aja ko—piiip." Si B.
Lia menghela nafas panjang dan menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Anak muda jaman sekarang gelutnya malah rebutin cewek udah gitu mau saling bunuh-bunuhan lagi....
... Aku suka😀"
Sia duduk dikursi terdekat dan mengeluarkan popcorn dan cola coca yang entah dia dapat darimana, jika kalian ada ditempat kejadian kalian bisa melihat siluet tukang jualan popcorn yang juga sedang menikmati tontonan gratis untuk mengawali hari yang kurang berwarna ini.
"Gue udah duluan sama Nana, lo aja yang ngerayuin dia!!" Si A.
"Ngerayuin apaan nj—pip, lo pikir gue cewek! Ngerayuin segala rujit!" Si B.
"Jangan sok belagu lo!" Si B.
"Ya gue belagu makannya gue berani ngehadapin lo disini!" Si A.
"Nemuin gue dari hongkong! Orang kita ketemuan juga papasan yeu ngen—piip!" Si B.
Sia memandang mereka dengan pose berfikir 'menarik sekali'
Jadi ceritanya mereka suka sama satu cewek yang sama, si cewek udah milih si B dan si A ga terima terus ngajak gelut mulu, si A sok sok an ngehadepin padahal mereka cuman kebetulan ketemu.
Sungguh seperti cerita cinta segitiga, memang Sia jarang baca kisah percintaan tapi ya Sia cukup peka sebagai seorang jomblo.
"Cukup kalian!!" Si Nana.
Nah pemeran utamanya datang, Sia memandang serius dan memasukkan popcorn ke dalam mulutnya, gelut ini berubah jadi drama.
'Nah loh, bukannya dia si Nana yang sekelas denganku ya' bingung Sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BEST
Historical FictionTidak disangka aku bereinkarnasi menjadi si antagonis. Yang pasti ni cerita enggak klise