Ketika si Pilot yang kalem diminta berhenti oleh keluarganya dan menjadi CEO pengganti Sang Ayah, lalu dijodohkan dengan Model juga Penyanyi yang cerewet.
Apakah mereka memang ditakdirkan untuk bersama? Disaat mereka menentang perjodohan itu.
Yuk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeffrey yang baru saja berbaring diatas tempat tidur pun menatap sang istri yang sedang melakukan rutinitas skincare malamnya. "Mau itu cowok ataupun cewek aku tetap bersyukur, karena anak itu adalah rezeki dari Tuhan" jawabnya.
"Tapi aku maunya cewek, biar ada yang bisa nemenin aku belanja dan kesalon. Eh cowok juga gapapa deh, yang ganteng kayak kamu" ujar Anne sambil menatap wajah sang suami dari cermin meja riasnya, mereka terlibat acara tatap-tatapan yang cukup lama.
"Apaan sih natapnya gitu banget" tanya Anne kemudian berbalik dan berjalan menuju suami tampannya yang sudah membentangkan lengannya untuk dipeluk.
Jeffrey memeluk istrinya itu dengan erat, mencium pucuk kepalanya dengan sayang. "Wangi banget sih istriku ini"
"Iya dong, emang kamu bau? Eh ga deh, kamu juga wangi banget.. Aku suka" balas Anne.
"Baby-nya ga rewel kan, sayang?" Tanya Jeffrey seraya mengusap perut istrinya dengan lembut.
Usia kehamilan sang istri kini sudah menginjak 5 bulan dan tidak terhitung sudah berapa banyak hal yang cukup aneh diinginkan oleh Anne dan tidak hanya Jeffrey yang menjadi korban, juga keluarga mereka. Contohnya ketika Anne ngidam dibikinkan sebuah mall baru dengan fotonya yang terpampang disana, juga ingin dibuatkan taman bermain sendiri didalam rumah. Tentunya itu juga cukup berat untuk keluarga mereka, tapi syukurnya keluarga Alan dan Leonard menyambut calon anggota keluarga mereka yang baru itu dengan baik dan membantu mengabulkan segala keinginan ibu hamil itu. Irene, kakak ipar Jeffrey juga sedang hamil dengan selisih usia 1minggu dengannya. Hal itu membuat keluarga Alan sangat bahagia karena akan segera memiliki penerus-penerus dari kedua putra mereka.
"Baby-nya mau dipeluk aja malam ini" jawab Anne dengan mengeratkan pelukannya pada sang suami.
Jeffrey tersenyum, mereka kembali terlelap dengan saling memeluk erat.
***
Anne baru saja bangun dari tidurnya ketika melihat Jeffrey sudah rapi dengan setelan kerjanya.
"Sudah bangun, sayang?"
"Kenapa tidak membangunkanku?"
"Aku ada jadwal rapat pagi, mau kumasakkan sesuatu sebelum aku berangkat?" Balas Jeffrey dengan senyum. Istrinya itu selama hamil sangat manja dan sering meminta dimasakkan olehnya.
"Tapi kamu kan ada rapat pagi, sayang. Sana berangkat, nanti malah telat"
"Gapapa sayang, masih ada waktu kok sebelum aku berangkat"
"Yaudah, terserah kamu aja sayang. Tapi kamu juga harus sarapan sebelum berangkat" jawab Anne akhirnya.
Mereka pun berjalan menuju dapur, dan dengan cekatan Jeffrey memasak untuk mereka.
Anne duduk menunggu di meja makan, tidak lama kemudian sang Daddy ikut bergabung dengannya.
Mr. Leonard duduk dengan santai didepannya sembari membaca koran dan menikmati kopi yang sudah disediakan maid untuknya seperti biasa.
