Rain

432 28 0
                                    

All I know is
We could go anywhere, we could do anything, whatever the mood we're in


***

Kyungsoo segera keluar dari perpustakaan. Ia baru selesai mengerjakan tugas analisis. Minggu depan ia akan menghadapi ujian, jadi minggu ini ia harus berkerja keras jika ingin nilainya tidak turun. Kyungsoo memang bukan siswa berprestasi, tapi nilai-nilainya selama ini tak pernah mengecewakan orang tuanya. Dan Kyungsoo cukup bangga dengan itu.

Suasana koridor sekolah sepi, beberapa kelas seperti kelas 11 atau
kelas 10 mungkin sedang di kelas dan menikmati kegiatan belajar mengajar dengan khidmat. Kelas Kyungsoo sendiri sedang kosong, Guru Sosiologinya itu hanya memberi tugas analisis dan minta di kumpulkan saat jam pelajaran berakhir, sedangkan dirinya sedang mengerjakan tesis.

Kyungsoo mendongak dan mendapati langit tampak berubah kelabu, angin meniup anak rambut Kyungsoo membuatnya sedikit bergoyang dan berkibar-kibar lucu. Hanya anak rambut bagian atas, sebab sekolah tak mengizinkan siswanya memiliki rambut gondrong. Langit mendung, hujan akan segera turun. Menyapa seluruh makhluk Bumi. Hujan sebentar lagi turun, menjatuhkan dirinya dengan pasrah. Menimbulkan suara riak dan gemuruh, menciptakan aroma gelenyar nikmat saat beradu dengan tanah, dan menciptakan suasana dingin dan basah.

Di kelas mungkin teman-temannya sedang menghabiskan waktu dengan bermain-main, bahkan tidur. Beberapa juga mungkin sedang nongkrong di kantin. Tapi, Kyungsoo tak ingin ke kelas. Suasana nyaman akan segera menghampirinya, kebahagiaan akan segera datang. Ia pun melangkahkan kaki kecilnya ke ujung koridor. Kyungsoo menyukai mendung, Kyungsoo menyukai hujan.

All I know is getting lost late at night under stars.
Finding love standing right where we are, your lips they pull me in the moment, you and I alone.



***


Rintik air langit itu telah jatuh membumi. Serentak menciptakan bunyi yang amat merdu di telinga Kyungsoo. Aroma perpaduan air langit dan tanah kering menguar kuat. Kyungsoo menghirupnya dalam-dalam, seakan-akan ia takut akan kehabisan jika tak menikmatinya dengan leluasa. Ia duduk di ujung koridor kelas 12 saat ini. Sendirian, karena siapa yang suka berada diantara hujan dan kedinginan? Tapi, Kyungsoo menyukainya. Ia suka bagaimana hujan, mendung dan angin yang dengan lembut membelai pipi bulatnya.

Kyungsoo merogoh saku celananya, mengambil sepasang earphone portabel dan langsung memutar lagu kesukaannya saat hujan. Lagu yang senantiasa bersenandung riang di telinganya tiap kali air langit turun. Sebuah senyuman paling indah dan tulus tersemat dari bibir tebalnya. Menurut orang-orang bibir itu akan melengkung membentuk hati apabila Kyungsoo tertawa lebar.

Ini nikmat. Kyungsoo menyukai suasana seperti ini, dingin, sepi dan tenang. Gemericik air hujan yang beradu dengan tanah dan bebatuan membuat mata Kyungsoo tak bisa berpaling. Hujan turun di siang hari, tepat sebelum matahari bergulir ke arah barat. Setiap kali menikmati hujan, pikiran Kyungsoo akan berkelana. Mimpi, kehidupan, cinta dan Paris.

Entah apa yang membuatnya jatuh cinta kepada hujan. Yang jelas sejak kecil Kyungsoo suka hujan. Untuk beberapa kesempatan bahkan Kyungsoo pernah dengan sengaja pulang sekolah menerobos hujan. Berlari-lari riang dan tertawa, ia memang hanya sendiri tapi ia memiliki dunianya. Dunia paling indah dan nyaman, dunia yang paling Kyungsoo sukai. Hujan, mendung dan damai.

Tapi tidak, maksudnya adalah kini sesuatu yang Kyungsoo sukai bertambah. Tidak hanya mendung, hujan dan ketenangan yang Kyungsoo suka. Tapi juga senyum manis seorang laki-laki jangkung berkulit kecoklatan. Setiap kali bibir laki-laki itu melengkung tersenyum, jantung Kyungsoo seakan tersengat jutaan volt listrik. Gelenyarnya aneh tapi Kyungsoo menyukainya. Ia menyukai kupu-kupu menggelitik perutnya disaat hujan sedang dengan derasnya menyapa.

Kaisoo Oneshoot CompilationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang