Jatuh cinta awalnya hanya cerita, sebelum akhirnya aku bertemu malaikat sepertimu.
"Kyungsoo! Cepat turun bantu ibu!"
Dengan malas, Kyungsoo bangkit dari singgasananya kemudian turun ke bawah ke tempat dimana Ibunda ratu sedang berkoar-koar ria meneriakinya. Oh sungguh, hari minggu adalah hari untuk Kyungsoo bermalas-malasan. Ia hanya akan menghabis waktunya di tempat tidur, menonton serial di Netflix kesayangannya, bahkan menghabiskan makanan juga di tempat tidurnya. Tapi hari ini, entah setan mana yang merasuki Ibunya sehingga Kyungsoo dipaksa turun dari singgasana tercintanya demi membantu sang Ibu.
"Bu, hari ini minggu. Hariku bermalas-malasan, kenapa Ibu mengganggu sih?" Gerutu Kyungsoo kepada Ibunya.
"Jangan jadi perjaka yang pemalas kamu. Sana siram tanaman di taman. Tidur terus di sore hari membuat jodohmu jauh nanti."
Kyungsoo mendengus. Apa pula itu? Apa korelasinya antara tiduran di sore hari dengan jodoh? Ah memang dasar Ibu-ibu suka ribet. Kyungsoo mau tak mau akhirnya menurut. Bermodal celana boxer kotak-kotak dan kaos putih polos, rambut berantakan karena ia belum mandi. Kyungsoo dengan percaya dirinya melenggang ke halaman rumahnya, mengambil gembor dan mulai menyiram tanaman dengan bersenandung riang.
Meski Kyungsoo terbilang cukup jorok untuk seorang remaja laki-laki tanggung, jarang mandi dan hobi tiduran, tapi ia memiliki suara emas. Suara yang menurutnya tak kalah bagus dari salah satu personel grup EXO yang bernama panggung D.O. itu. Maka Kyungsoo, meski pernah di tertawakan tukang bakso yang lewat, ia akan tetap percaya dirinya bernyanyi.
Ditengah-tengah kegiatan asyiknya menyiram tanaman, atensinya teralihkan oleh deru mesin mobil pick up yang berhenti di samping rumahnya. Lebih tepatnya di rumah tetangganya yang kosong. Rumah itu kosong selama enam bulan ini, sepertinya orang-orang yang turun dari mobil pick up itu adalah calon tetangga barunya.
Kyungsoo adalah mahluk Tuhan paling kepo. Sehingga ia tak sedikitpun melepaskan pandangannya pada orang-orang yang turun dari mobil pick up itu. Seorang wanita seumuran Ibunya turun beserta seorang anak perempuan yang kira-kira jika ditaksir, usianya baru sepuluh tahun. Lalu, seorang laki-laki muda turun juga yang sepertinya umurnya tak jauh dari Kyungsoo. Menggunakan jaket coklat dan rambut sedikit pirang kecoklatan, juga jangan lupakan kulitnya yang juga kecoklatan. Loh kenapa dia serba coklat?
Dan mata mereka bertemu lalu tubuh Kyungsoo membeku. Intensitas dimana orang asing menatapnya membuat jantungnya berdebar kencang dan pipinya terasa terbakar. Dan seolah-olah tersihir, Kyungsoo tak bisa melarikan diri. Ia mematung terus memperhatikan laki-laki yang tadi beradu tatap dengannya. Hingga lima detik kemudian laki-laki itu jatuh tersandung kardus bawaannya yang jelas-jelas ada di depan matanya. Hei, kardus itu besar asal kau tahu? Bagaimana mungkin kau tak melihatnya?
Ia hendak tertawa namun urung karena laki-laki itu justru tersenyum. Alih-alih meringis atau bahkan mengumpat. Senyuman itu membuat jantung Kyungsoo semakin tidak bisa diam, mungkin jika dada Kyungsoo terbelah dan terbuka jantungnya itu sudah melompat riang keluar dari tempatnya.
Kyungsoo kemudian dibuat kaget saat Ibu si pemuda itu datang lalu merangkulnya. Lalu, membantu pemuda itu kembali berdiri dan berjalan ke arah pintu rumahnya. Tangan cantik dengan kulit coklat berkilau itu meraba-raba udara disekitarnya, dan akhirnya Kyungsoo tahu apa yang terjadi pada pemuda jangkung itu. Ia kemudian langsung berlari masuk ke rumahnya, membanting pintu dengan kencang lalu menghela nafas sedikit kasar. Dia sudah jatuh cinta pada tetangga barunya itu. Jatuh cinta pada pandangan pertama. Dan sedikit yang Kyungsoo tahu tetangganya itu buta.
***
Ketika aku mencoba berhenti aku justru tak pernah bisa. Kau bagaikan zat adiktif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kaisoo Oneshoot Compilation
Fiksi PenggemarBerisi kumpulan cerita pendek Kai dan Kyungsoo.