06 - BASKETBALL 🏀

55 21 18
                                    

"Aku ga perlu memiliki segalanya untuk bahagia, karena yang aku butuhkan hanya seseorang yang membuatku tersenyum saat aku terluka."一Anya.

°°°°

Suasana hening yang tercipta ketika wanita itu baru saja memasuki ruangan tengah keluarga. Terlihat Papa Angga dan juga Mama Reika tengah duduk bersila sambil menatap kedatangan putrinya. Aura yang terpancar begitu menegangkan. Seakan-akan melihat narapidana yang berusaha kabur dari penjara.

"Udah puas mainnya?!" Suara itu mendarat ditengah langkah Anya. Ia langsung menghentikan langkahnya. Kemudian Anya memutar tubuhnya sambil menatap kedua netra orangtuanya yang masih duduk sambil menatapnya. Rasanya kesal yang bercampur menjadi satu ketika rasa kecewa ini datang kembali.

"Kalian kenapa sih?!" Tatapan tajam yang masih melayang ke arahnya, kali ini ia sudah tidak mau menahannya lagi.

"Mah Pah! Elvi itu cuma main sama temen-temen, lagian Elvi juga bukan anak kecil lagi kan?!" ucapnya, "Elvi udah berubah pah!!" jelasnya lagi.

"Berubah katamu? Anak gadis mana yang diperbolehkan orangtunya keluyuran malam-malam?! Papa tanya?!" Tekan Angga.

"El, Papa itu masih sibuk sama urusan papah kamu jangan bikin ulah lagi kayak dulu!! Kamu tahukan kejamnya dunia ini!!" kata Papa Angga kemudian berdiri menghadap putrinya. Anya mendengus kesal. Hanya demi pekerjaan, manusia berparuh baya ini sama sekali tidak pernah peduli lagi dengan kebahagiaan anaknya.

"SIBUK?! PAPA PIKIR PAPA MAIN SAMA CEWEK KE HOTEL ITU SIBUK? PAPA SELINGKUH DARI KECIL, GA PERNAH PEDULI LAGI SAMA ELVI SAMA MAMA, ITU YANG PAPA BILANG SIBUK? ELVI TAU SEMUANYA PAH?!" jawab anak itu tegas.

"Papa pernah ga sih dengar semua perasaan Elvi, Elvi juga ga minta semua!! Elvi cuma butuh teman!! Emang Papa mau Elvi jadi sendirian ga punya temen lagi kayak dulu?"

"Kamu boleh main kalo urusan ini selesai!!" Sela Angga.

"Sampai kapan pa?! Sampai Papa mati sebelum menang!!" sahut anak itu cepat, "Atau sampai Elvi mati ga punya teman!!"

"Mah!! Kenapa diam aja sih!! Ngomong Mah!! Jangan diam aja!!" serunya lagi. Semua terlihat sangat kacau, ini pertama kali Anya mengeluarkan segala pikirannya. Semua Anya pendam sendiri, semua rasa sakit dan kecewanya datang bertubi-tubi.

Papa Angga langsung terdiam mendengar perkataan putrinya. Selama ini Anya telah mengetahui tentang segala keburukan Papanya. Sejak kapan? Padahal Angga telah menutupinya rapat. Semuanya terasa berlalu begitu cepat, anak ini telah beranjak dewasa.  Dan apakah mereka berfikir dia masih anak-anak yang memperdulikan keadaan keluarga?

"Sampai kapan keluarga kita begini Pah!! Elvi udah capekk!!"

"Papa ga malu di kata keluarga bertopeng?! Elvi malu pah!!"

"Papa melakukan ini demi kebaikan kamu!! Satu lagi Papa ga suka kamu main keluyuran sama teman ga jelas kamu!! Papa itu hanya takut kalau kejadian anaknya om Brian itu sampai terulang!! Kamu mau mati kayak Aiden?!" Tangan Anya langsung mengepal kuat. Emosinya memuncak, mendengar kata Aiden benar-benar membuatnya sangat prustasi dan ingin mencabik-cabik manusia yang telah membunuh satu-satunya saudara Anya.

Kesedihan terdalamnya, ketika mendengar kematian dari saudara yang paling peduli dengan dirinya. Keinginan besar Anya sejak dulu untuk menemukan sosok dibalik kecelakaan satu tahun lalu. Semua terasa kabur, Anya bingung dengan keadaannya sekarang. Lebih baik dia pergi meninggalkan mereka berdua di ruangan itu. Percuma saja melampiaskan kepada mereka yang bahkan tidak mengerti sama sekali perasaan Anya.

"Anya mau kemana nak?!" seru Mama Reika saat melihat kepergian putrinya, kemudian menghampiri Anya. Tapi sayang, langkah Anya kali ini jauh lebih cepat.

ALISTER [HARUTO]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang