Meow!
by hellowdinowMata Joana sejak tadi bergerak mencari tahu. Ia harus segera menemukan tembok untuk melindungi tubuh belakangnya. Hal itu selalu Joana lakukan tiap kali ia merasa takut.
"Aku mohon, jangan menakut-nakutiku! Aku hanya ingin belajar dengan tenang," ucapnya dengan lirih.
Joana sendirian di rumah malam ini. Orangtuanya harus pergi ke luar kota karena ada urusan, sementara ia harus tetap tinggal di rumah karena sedang ujian sekolah yang tidak bisa ditinggalkan.
Kelontang!
Suara itu datang lagi. Kali ini Joana benar-benar merasa ketakutannya semakin meningkat. Ia bingung harus meminta tolong pada siapa. Di kota ini, Joana sama sekali tidak memiliki teman. Bahkan di sekolah sekalipun. Kata mereka, Joana itu berbeda. Tak jarang dari mereka menyebutnya anak aneh karena sering asyik berbicara dengan kucing.
Srek! Srek!
Suara itu semakin mendekat dan Joana sudah tidak sanggup lagi untuk menyeret kakinya. Gadis itu perlahan beringsut turun ke lantai. Ia menekuk kedua lutut, lalu menenggelamkan kepalanya. Keringat yang membasahi wajahnya kini bersatu dengan air mata.
"Aku takut, hiks!"
Selain detak jantung yang berderu kencang, bulu kuduk Joana meremang saat ada sebuah tangan menyentuh puncak kepalanya dengan lembut. Hal ini membuat Joana semakin terisak. Ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi selain menangis.
"Ann…"
Seketika tangis Joana terhenti. Suara itu…
"Nyan?"
Joana mengangkat kepalanya perlahan. Benar saja, seorang laki-laki sedang berjongkok di hadapannya. Senyum kotak itu dapat terlihat jelas sekalipun wajah laki-laki itu sedikit terhalang oleh cahaya lilin.
"Selamat ulang tahun, Ann Cantik." Cana memberikan sepotong kue yang sudah terhias satu lilin kecil. "Make a wish dulu."
Joana mengubah posisinya terlebih dahulu. Setelah itu, ia memejamkan mata dan mengucapkan beberapa permintaan dalam hati.
'Ann ingin bersama Nyan selamanya.'
Setelah Joana meniupkan lilin, Cana mengulurkan tangannya untuk merapikan anak-anak rambut Joana yang menempel di wajahnya yang basah.
"Terima kasih, Nyan Tampan."
Cana terkekeh geli. Ia langsung memeluk Joana dengan gemas, "Kamu lucu kalau lagi takut."
Joana mencebik di dalam pelukan Cana. Namun tak lama senyum Joana tersungging manis hingga menyembulkan lesung pipinya. Ia mengadahkan kepalanya agar dapat melihat Cana dengan jelas, "Untung itu kamu, aku jadinya seneng. Hehehe."
Keduanya saling bertatapan, saling mengikis jarak hingga mempersatukan rasa yang semakin menggebu.
Brak!
"SURPRISE!"
"Selamat ula--JOANA!?"
Sepasang suami istri tampak terkejut. Terlebih sang istri yang seketika beringsut turun sambil histeris.
"Ana, Pa!"
Mama Joana tak bisa menghentikan tangisnya. Sementara tak ada yang bisa dilakukan Papa Joana selain memeluk istrinya.
"Nyan, kok Mama sama Papa nangis?" Joana menatap kedua orangtuanya bingung.
Menyadari kebingungan Joana, Cana mengusap puncak kepala gadis itu, "Mereka hanya terharu karena anak cantiknya ini memilih untuk bahagia. Kamu nggak usah khawatir, ya?"
Joana mengangguk dengan senyum indah yang tersungging di wajahnya.
"Kamu mendapatkannya, Ann!"
Joana tidak pernah lepas dari pandangan Cana yang penuh kasih. Lelaki itu senang sekali mengusap puncak kepala Joana.
"Huh?"
"Ann ingin bersama Nyan selamanya. Itu, kan?"
Joana mengangguk sambil menatap Cana yang selalu terlihat tampan, "Ann bersama Nyan selamanya!!!"
Tangan Cana dan Joana bertaut tanpa diminta. Saling menggenggam sekaligus menguatkan. Keduanya pergi memilih kebahagiaan dan meninggalkan suami istri yang saling berpelukan di depan jasad seorang anak perempuan dengan seekor kucing di pelukannnya.
Fin.
Arigatooooou sudah membaca cerita ini!
Yuk, scroll untuk cerita selanjutnya!
Enjoy! 🍭Luv,
HD💜
KAMU SEDANG MEMBACA
TZUYU'S BIRTHDAY PROJECT
FanfictionSelamat Hari Lahir uri Tzuyu kesayangan! Semoga selalu diberi kesehatan dan kasih sayang yang berlimpah. Berbahagialah! 💖 Dalam rangka hore-hore kelahiran si Cantik, kami mempersembahkan kumpulan Flash Fiction yang tergabung dalam Tzuyu's Birthday...