Keliru
by Nanad89Gadis itu mengangkat telapak tangan. Kepalanya ikut menengadah ke atas melihat turunnya hujan yang kini sudah semakin deras. Hampir lima menit ia berada di emperan toko bersama seorang lelaki dan menunggu hujan reda.
Namanya Zee. Gadis berusia dua puluh tiga tahun yang bekerja di sebuah toko buku itu sedang duduk memeluk lutut bersama dinginnya udara sore di pinggiran kota Bandung.
Lelaki di sampingnya menengok ke arah Zee lalu tersenyum. “Kayaknya bakal lama deh, Zee.”
Zee memalingkan wajah kemudian ikut menyunggingkan senyum lebar. “Mau hujan-hujanan aja?” tanyanya sedikit bergurau.
Lelaki bernama Varrel itu mengacak rambut Zee dengan gemas. “Kamu mau kita sakit bareng-bareng?”
Sebuah perlakuan manis yang selalu Varrel lakukan pada Zee. Tak pernah ada keraguan diantara mereka yang sudah berteman selama enam tahun itu. Benar, teman. Entah hanya Zee yang merasakan ataupun keduanya juga sama, tetapi, setiap kali Varrel memperlakukannya seperti tadi jantung Zee selalu berdetak kencang. Memang tak pernah ada yang murni dari pertemanan seorang laki-laki dan seorang perempuan.
Aku tak suka hujan, tapi untuk pertama kalinya aku berharap kalau hujan tak akan pernah reda. Gumam Zee dalam hati.
Setelah menunggu beberapa saat, hujan pun berhenti. Ia bangkit sambil menghela napas dengan berat dan berjalan menuju kaca spion motor yang berada di depannya, memastikan kalau penampilannya cukup baik selama ia bersama Varrel barusan.
“Yuk, jalan lagi.” ajaknya.
Varrel menganggukkan kepala lalu kembali menyalakan mesin motornya. Di perjalanan, keduanya bersenda-gurau seperti biasa, membicarakan apapun yang mereka lihat di jalanan. Sampai suatu ketika, Zee bercerita tentang masa lalunya.
Gadis itu bilang kalau ia ragu akan ada orang yang menerimanya nanti. Melihat masa lalu Zee yang begitu kelam dengan pengalaman buruknya bersama seorang laki-laki yang ia sebut ‘mantan’.
Dulu, Zee selalu merasakan pahitnya hubungan. Mulai dari perselingkuhan, hingga ketidakcocokan satu sama lain, semuanya Zee ceritakan pada Varrel. Saking seringnya merasa disakiti, gadis itu bahkan hampir mengakhiri hidupnya sendiri karena tak kuat dengan apa yang ia alami saat itu.
Di tengah cerita, Varrel meraih tangannya. Ia menggenggam jari jemari Zee dengan lembut tanpa mengatakan apapun.
Perasaan Zee berubah tenang, hampir saja air matanya turun membasahi pipi. Untung saja Varrel tak melihatnya saat itu. Di atas motor yang masih berjalan, lelaki itu terus menerus menggenggam tangan Zee tanpa sekalipun melepaskannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TZUYU'S BIRTHDAY PROJECT
FanficSelamat Hari Lahir uri Tzuyu kesayangan! Semoga selalu diberi kesehatan dan kasih sayang yang berlimpah. Berbahagialah! 💖 Dalam rangka hore-hore kelahiran si Cantik, kami mempersembahkan kumpulan Flash Fiction yang tergabung dalam Tzuyu's Birthday...