Tedi

405 77 40
                                    

Tedi
by Nanad89

Tediby Nanad89

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

...

Namaku Sally, siswi kelas tiga SMA yang sebentar lagi lulus. Meskipun sudah tak ada kegiatan pembelajaran di sekolah, kami tetap di wajibkan datang sekadar untuk mengisi berkas ke perguruan tinggi ataupun jajan santai di kantin.

Aku berjalan pelan menuju ruangan kelas yang ada di ujung koridor, daerah kawasan kelas tiga. Semua ruang kelas satu dan dua terletak di bagian depan sekolah, dekat taman. Aku juga tidak mengerti, kenapa kelas kami disimpan di paling belakang seperti ini, gelap, lembab, juga dekat dengan gudang yang kata orang-orang adalah bangunan angker.

Kakiku melangkah masuk ke dalam kelas kosong sambil menunggu seorang teman yang katanya akan mengajakku ke toko buku siang ini. Sambil mengedarkan pandangan ke sekitar, hawa dingin mulai terasa menusuk tubuhku.

Aku bergidik sesekali. Tanganku kemudian meraih ponsel yang di simpan dalam saku rok seragam putih abu-abu. Berulang kali aku coba menghubungi si kampret yang sampai Tediang belum juga datang. Temanku satu ini, Caca, memang anak yang tidak pernah kenal waktu.

“Ca, lo masih dimana, sih? Katanya otw daritadi?” kataku setelah panggilan terhubung dengan nada kesal yang sedikit di tahan.

Eh iya iya, ini lagi di jalan kok. Bentar ya!” balas Caca di ujung sana, langsung menutup telepon.

Sialan! Batinku.

Karena menurutku suasana masih sedikit menyeramkan, aku berusaha memecah keheningan. Ku buka salah satu aplikasi video streaming dan menontonnya dengan suara kencang. Ku putar music video NCT sambil bersandar pada tembok.

Tiga puluh menit berlalu, hampir delapan video ku tonton hingga mataku sedikit mengantuk. Aku meregangkan tubuhku, melemaskan otot-otot leher yang terasa sedikit kaku. Ku lihat jam tangan, sudah pukul sebelas siang. Kenapa Caca belum juga datang?

Tiba-tiba suara gedebuk kencang membuatku terperanjat. Aku mengintip di salah satu jendela yang mengarah ke depan kelas.

Seorang lelaki sepertinya terjatuh menambrak salah satu pot bunga di dekat tangga. Tanpa aba-aba, aku menghampiri lelaki berambut hitam itu dan membantunya berdiri.

TZUYU'S BIRTHDAY PROJECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang