BUTTERFLIES

98 2 0
                                    

raysa duduk di sebuah cafe sambil menyeruput iced latte miliknya. matanya benar-benar fokus menatap layar laptop di hadapannya. jari-jarinya sibuk mengetik angka dan huruf sesuai dengan apa yang tertulis di kertas yang ia letakkan di samping laptopnya. hari ini seharusnya raysa menikmati libur akhir pekan nya dengan santai, tetapi tugas kantornya pun merengek untuk segera di selesaikan.

tanpa terasa, waktu sudah menunjukkan pukul 12 siang, raysa sudah mulai merasa bosan dengan tugas-tugasnya. tiba-tiba raysa berfikiran untuk login account facebooknya. walaupun saat ini sudah jarang yang masih aktif di facebook, raysa masih aktif disana. karena terdapat banyak kenangan tentang sahabat-sahabatnya sejak SMP yaitu dianda dan utari. bukan hanya itu, alasan utama lainnya  adalah untuk stalking pria yang sejak 12 tahun lalu selalu menarik perhatian raysa, yaitu dimas. 

baru saja ingin mengetik nama dimas di kolom pencarian facebook, tiba-tiba hp raysa berdering dari dalam tasnya.

"Ray..lu dimana?gue ama dianda lagi BM seblak nih, gue numpang masak dirumah  lu ya?" tanya wanita di balik telfon. 

"masak seblak? kan gue ga suka seblak tariii...terus gue ga ikutan kalian makan dong jadinya?" jawab raysa dengan nada kesal.

"yeee..yang nawarin lu siapa?Kan gue bilang mau numpang masak doang sama dianda, terus lu tinggal liatin kita makan..". dari jauh terdengar suara dianda yang cengegesan.

"IH..ga sopan tau udah numpang masak tapi yang punya rumah ga dimasakin! yaudah iya jangan bawel, gue balik nih sekarang, gue otw kalian otw ya! telat gue ga bukain pintu!" jawab raysa.

"siaaaap nyonyaaaaa". dianda dan utari menjawab dengan nada meledek. 

sesampainya di teras rumah, raysa clingak clinguk melihat keadaan sekitar. belum ada tanda-tanda bahwa utari dan dianda sampai duluan dirumahnya. 

"gue udah buru-buru taunya mereka yang ngaret". gumam raysa dalam hati. 

tiba-tiba terparkir mobil  honda jazz berwarna biru persis di halaman depan rumah raysa. seroang wanita yang duduk di kursi depan perlahan membuka jendela sambil melambaikan tangan dan menunjukkan plastik berisi sayuran yang ada di tangannya.

"Raaay..gue udah bawa bahannya nih tinggal eksekusi" kata utari dari dalam mobil. 

dianda yang menjadi supir utari hari ini segera mematikan mobilnya dan membantu membawa belanjaan mereka yang diletakkan di kursi belakang mobilnya. 

raysa yang masih bengong melihat utari dan dianda langsung segera membuka pintu rumahnya lalu mempersilahkan masuk. 

"Ray..lu ngapain tadi ke cafe? tumben lu udah keluyuran dari pagi..." tanya dianda.

"keluyuran..keluyuran..gue ngerjain tugas kantor tau!" jawab raysa.

"niatnyaa hari ini setelah tugas gue kelar, gue mau balik kerumah. mau santai sambil nonton film sampe ketiduran, ternyata... gagal liburan gue karna kalian!" raysa lanjut mengoceh dengan memasang raut wajah kesal.

tapi bukan utari namanya kalo ga berhasil bikin raysa gagal ngambek.

"hmmmm tugas kantooor.. tugas kantor apa nyari suasana baru? biar ga galauin dimas melulu..." celetuk utari dengan nada meledek ke arah raysa.

"taa udah deh..gih sana masak seblak aja skalian masakin gue mie tek tek ya biar gue skalian makan bareng kalian"

"okeeee bosss" jawab utari.

raysa sesekali melirik whatsapp nya, membuka profile whatsapp  dimas berkali-kali hanya untuk melihat kapan terakhir kali dimas membuka whatsapp nya memalui fitur Last seen yang terpampang di profile whatsapp dimas. melihat foto profil whatsapp dimas yang tak pernah diganti sejak raysa mendapatkan nomornya. yaitu foto yang sama persis seperti foto profile facebooknya.  melihat dimas tersenyum di foto profilnya membuat raysa ikut tersenyum tipis. melihat wajah dimas seperti membawa kebahagiaan tersendiri untuknya.

sejujurnya raysa sangat rindu dengan dimas. bagaimana tidak, terkahir mereka bertemu adalah 12 tahun lalu, tepatnya sebelum dimas memilih untuk pindah sekolah dan pindah rumah ke luar kota. walaupun begitu, rasa sayang raysa terhadap dimas tidak pernah berubah walaupun sudah 12 tahun lamanya. 

ya..raysa sudah menyanyangi dimas sejak kelas 1 SMP. sejak hari pertama raysa masuk sekolah, merasakan menjadi siswi  kelas 1 SMP. begitu pula dengan dianda dan utari. mereka sudah menjadi sahabat raysa selama 12 tahun lamanya...

 mereka sudah menjadi sahabat raysa selama 12 tahun lamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

........

"ta?gimana?" tanya dianda secara tiba-tiba.

"apanya yang gimana din?" jawab utari dengan raut wajah bingung.

"yaa..lo gimana sama dimas?ini udah hampir 12 tahun tapi lu sama dia ga ada kemajuan" kata dianda.

"din..lu kaya ga kenal dimas aja..waktu SMP dimas tau gue suka sama dia, terus dia malah jadi  ilfeel banget sama gue. terus apa?dia gamau liat muka gue sedikitpun..boro-boro berharap cinta terbalas..malah berakhir tragis". mata raysa mulai berkaca-kaca. 

"TAPI KAN ITU UDAH LAMA BANGET DIN. KELAS 1 SMP!". kata dianda dengan nada tinggi.

dianda menarik nafas panjang, sebenarnya dianda sangat ingin membantu raysa, tapi dimas adalah orang yang berbeda. dimas sangat keras kepala, dia tidak bisa di goyahkan. dimas orang yang tidak suka drama.

"lu gatau din..gue gamau kehilangan dia lagi, dimas itu beda sama yang lain, bisa sedeket ini sama dia seperti sekarang itu udah anugerah luar biasa buat gue. gue bahkan ga berani bermimpi terlalu jauh soal dimas". air mata raysa akhirnya jatuh juga. air mata yang dari tadi dia tahan akhirnya jatuh juga.

dianda memeluk raysa sambil menenangkan raysa. 

"woi! dah nangis-nangisan aja itu raysa. lu abis cerita tentang apaan din ampe raysa nangis gini?" 

utari datang membawa dua mangkuk berisi seblak yang dia masak. 

"biasa dimas...". jawab dianda singkat.

"dimas ditangisin..masih nafas kok orangnya ditangisin" jawab utari dengan ketus.

utari dan dianda pun langsung menyantap seblak yang sudah di sajikan, sedangkan raysa langsung menghapus air matanya dan menyantap mie tek-tek buatan utari.

setelah selesai menyantap seblak, utari dan dianda pamit pulang. raysa dengan mata yang sembab hanya mengantar mereka sampai depan pintu depan rumahnya.

"semangat ray !!" teriak dianda sembari membuka pintu mobilnya.

"ray, PETRUS JAKANDOR!!" teriak utari dari balik jendela mobil.

"hah apaan petrus jakandor?" jawab raysa dengan mengerutkan dahi.

"pepet terus jangan kasih kendor". dianda dan utari tertawa dari dalam mobil.

raysa  pun sontak ikut tertawa mendengar ucapan utari.

"bye saa" 

"iya bye, hati-hati dijalan ya kalian" 

sendiri lagi..ucap raysa dengan nada pelan sambil perlahan menutup pintu rumahnya.


PART OF METempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang