2

1K 109 4
                                    

"Hoek.. Hoek."

Pagi hari Sakura sudah disambut dengan perut mualnya, meskipun kehamilannya sudah memasuki usia 7 bulan. Tetap saja rasa mual itu tidak pernah berkurang, bahkan Sakura sempat tidak mau makan apapun kecuali minum. Perutnya itu selalu menolak makanan mana pun. Bukannya berselera, yang ada dia malah mual-mual dibuatnya. Walhasil ia pun kembali harus memuntahkan cairan dalam perutnya.

Kadang-kadang nafsu makannya pun berlebihan. Terkadang ia mampu menghabiskan beberapa cup ramen hanya untuk memuaskan keinginan si bayi.

Ck! jika mengingat ramen, itu cukup menyakitkan bagi Sakura. Karna itu mengingatkannya pada Naruto, ayah dari bayi yang tidak diakuinya ini.

Tiap pagi selalu begini, hampir 20 menit Sakura habiskan di kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya sebelum kemudian melanjutkan rutinitasnya di butik dan toko bunga.

Diurutnya pelan pelipis kanan dan kirinya dengan jari telunjuk mencoba untuk menghilangkan pening yang mulai menghampiri.

Menjadi ibu hamil diusianya yang masih menginjak 20 tahun bukan lah hal yang mudah mengingat mood dirinya saja kadang-kadang gampang berubah dan sekarang ditambah lagi dengan mood swingnya.

Tidak jarang Sakura uring-uringan membuat bingung orang-orang terdekatnya.

Sakura meraih tepian bathtub sebagai pegangannya berdiri. Perut buncitnya sedikit menyusahkan kali ini. Terkadang ia harus extra hati-hati supaya bayi yang ada dikandungannya ini tetap nyaman didalam sana.

Diusapnya wajah penuh peluh itu dengan punggung tangan kanan nya. Terkadang Sakura lelah dengan situasi ini, dimana ia merasa sendiri tak ada sosok suami disampingnya untuk menemani masa-masa sulit ini.

Meskipun Sakura tidak memungkiri bahwa masih banyak orang yang menyayanginya yang setia mendampingi nya, tetap saja ia butuh sosok itu.

Sosok lain selain ibu dan ayahnya sendiri.

Dielusnya perut itu penuh kasih sayang mencoba memberikan kenyamanan dan keamanan pada sang calon buah hati.

Sakura rajin kontrol diri ke dokter kandungan di rumah sakit.

Dokter Tsunade-dokter yang menanganinya, berkata bahwa calon anak nya adalah laki-laki.

Sungguh senang Sakura mendengarnya.

Sudah lama sejak berita ibu nya keguguran dulu yang tengah mengandung calon adiknya yang berjenis kelamin laki-laki maka keluarga ini cukup merindukan kedatangan keluarga baru Haruno yang diidam-idamkan itu, berharap bahwa kehadiran anak nya ini akan menjadi pengganti posisi calon adik laki-laki nya yang tak sempat melihat dunia.

Sakura menyunggingkan senyumannya begitu imajinasi tentang anak nya itu menyambangi pikirannya.

Ahh sungguh, Sakura tidak sabar menunggu hari itu datang.

Hari dimana putra kecilnya melihat dunia untuk pertama kalinya. Membayangkannya saja sudah membuat nya bahagia.

'Apa ya yang akan aku lakukan nanti?'

Sakura tampak menimang-nimang memikirkan apa yang harus ia lakukan setelah mempunyai anak.

Membuatkan sarapan dan bekal, mengantar nya sampai ke bis sekolah, mengajak nya jalan-jalan, membawanya ke butik dan toko bunga.

OUR EGO (Narusaku)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang