Saat ini Emma, Ray, dan Norman berumur 4 tahun.Emma, Ray, dan Norman berada di perpustakaan. Mereka sedang mengambil beberapa buku di sudut yang berbeda hingga Emma terjatuh.
"Emma.. wa daijobudesuka..?[Emma.. kau tidak apa-apa]" Norman menghampiri Emma dengan raut wajah khawatirnya.
"Daijobu Noman.. [Tidak apa-apa Norman..]" Emma tersenyum sambil berdiri dibantu Ray yang disampingnya.
Lalu tanpa sadar Emma menggeser urutan buku di perpustakaan itu..
Krieet..
Bunyi decitan itu menghentikan langkah mereka bertiga dan menoleh ke arah rak tadi dan mendekatinya.
Suara mesin terdengar dari tempat itu hingga akhirnya rak itu terbuka sendiri mengagetkan Emma, Ray, dan Norman.
"Sugoii..[Hebat]" Emma ingin masuk ke ruangan gelap itu tapi dihentikan oleh Norman yang memandang takut tempat itu.
"Naze Noman..?[Kenapa Norman]" Ray bertanya sambil melirik sekilas Norman dan kembali menatap ruangan gelap itu.
"Nai.. [Tidak..]" Norman hanya menggeleng sambil tersenyum berjalan di belakang Emma yang heboh.
Suara mesin dan tempat yang mereka bertiga pijak bergetar lalu, terbukalah sebuah pintu besi dengan lampu yang menyala menerangi sekitar.
Pintu berwarna coklat yang besar berdiri kokoh di hadapan Emma, Ray, dan Norman.
Emma meraih kenop pintu bulat itu dan membukanya.
Sebuah ruangan gelap yang hanya disinari lampu yang mungkin sebentar lagi akan mati, pikir Emma.
Norman hampir terjatuh karena tersandung sebuah buku untungnya Ray menarik kerah baju Norman dari belkang membuat Norman tidak jadi terjatuh di lantai kayu yang halus tapi berdebu itu.
Ray menyipitkan matanya ia melihat ruangan ini dipenuhi buku karena aroma kertas buku begitu ciri khas dari ruangan ini.
Emma melihat kesana-kemari tidak lupa ia memungut buku yang jatuh dan mencoba membaca judulnya.
"Ehh.. Ray bukankah ini buku yang kau cari?!" Emma memberikan buku yang ia pungut pada Ray, ruangan itu sungguh gelap hanya remang-remang cahaya yang menyinari ruangan itu.
Ray yang mendengar suara Emma mendekati Emma dengan mengikuti asal suara Emma
Buku berserakan dan derap langkah dari ketiga sahabat itu membangunkan seseorang dari tidurnya.
Ctak...
Lampu dinyalakan membuat terkejut Emma, Ray, dan Norman, bahkan Emma juga menjatuhkan buku yang ia pungut.
Seorang gadis bersurai hitam dengan kulit putih pucat dan bulu mata hitamnya yang bergetar, ia membuka mata menampilkan iris ocean sky blue yang berkilau seperti permata.
Emma, Ray, dan Norman terpesona dengan kecantikan gadis itu apalagi gadis itu tersenyum lembut kepada mereka.
"A-ano.. Sumimasen, totsuzen anata no heya ni haitte kimashita. [ Maaf, aku tiba-tiba masuk ke kamarmu.]" Norman mengucapkannya sambil menunduk tak berani menatap manik mata indah gadis itu.
"Īe, ōsawagi shinai kagiri, nani demo dekimasu.[Tidak, anda dapat melakukan apa saja selama anda tidak membuat keributan.]" Gadis itu menjawab Norman sambil tersenyum lembut, sungguh seperti bidadari menurut Emma.
"Onamae o o ukagai shite yoroshīdesu ka?[Bolehkah aku tahu namamu?]" Emma bertanya pada gadis itu dan dibalas dengan senyum.
"Watashinonamaeha (Name)desu, anata wa dōdesu ka?[Namaku (Name), kalau kalian?]" Gadis bersurai hitam yang masih berada dalam selimut putih miliknya yang menutupi tubuh bagian bawah sampai leher.
"Ā, kon'nichiwa (namae), watashi wa Emadesu, koreha Reidesu, soshite kore wa Nōmandesu.[Oh, Hai (Name), Aku Emma, ini Rey, dan yang ini Norman.]" Emma tersenyum sambil mendekati gadis itu.
"(Name), kenapa mama tidak pernah memberitahu tentang dirimu pada kami?" Norman bertanya diangguki oleh Emma yang duduk di tepi ranjang mendekati (Name).
"Ah, itu.." (Name) menggaruk pipinya yang chubby ia tidak gatal hanya bingung mau menjawab bagaimana.
"Kau.." Ray menunjuk (Name) yang tersenyum kikuk, Emma penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Ray, sementara itu Norman sibuk mengelili ruangan yang sangat luas itu bahkan bisa dibilang lebih luas dari kamar ia dan anak-anak lain hanya saja ruangan ini dipenuhi rak buku dan buku yang berjajar rapi.
🦋🦋
__________
Kali ini Zaza ingin membuat kalian menjadi mbak Name, tidak seperti kebanyakan fftpn lainnya yang kalian akan menjadi sama lincah dan cepatnya dengan trio itu.
Kali ini kalian akan merasakan bagaimana menjadi gadis cacat dalam fftpn tapi tenang karena mbak Name kita mempunyai kepintaran yang sama dengan trio itu.
Jangan lupa Vote dan Comment
Bye..bye..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kisah Baru di Dunia Lain [TPN X READERS]
FanfictionPada suatu hari di perpustakaan Grace Field, Emma, Ray, dan Norman menemukan sebuah pintu dibalik rak buku itu. Mereka membuka pintu itu dengan berbagai cara dan akhirnya pintu itu terbuka menampakkan ruangan gelap yang banyak buku berserakan. Tapi...