06.

490 94 3
                                    


(Name) tersenyum lembut seperti biasa tapi sorot matanya sangat dingin, ia lalu turun mendekati Sister Krone yang masih syok dengan (name) yang berdiri di hadapannya saat ini.

"Ara.. ara.. gomenne.. Sister Krone desu, kau sampai syok begini.." (name) memasang wajah polos yang dibuat-buat sedih lalu menyeringai.

Norman dan Ray yang ada di sana menatap dingin Sister Krone yang tiba-tiba tertawa membuat Ray dan Norman terkejut sementara (name) hanya menatapnya datar.

"Hahahahaha.. sugoii.. apakah Isabella juga tertipu selama ini..?" Tanya Sister Krone menunduk, mensejajarkan dirinya dengan tinggi (name) yang jauh lebih tinggi dari Norman.

"Iye.. mama tau aku bisa berjalan.. demo.. mama tidak tau kalau aku selama ini berpura-pura menjadi anak baik untuknya." (Name) tersenyum membuat matanya terlihat seperti bulan.

Sister Krone menatap (name) lalu pergi dari sana kala matahari sudah mulai tenggelam.

"Nee.. (name) kau harus menjelaskan maksud dari perkataanmu itu!" Ray memandang tajam ke arah (name) yang tersenyum kikuk.

"Sudahlah Ray nanti saja kau mengintrogasi (name), hari sudah hampir malam dan mama pasti mencari kita." Ucap Norman sambil mengambil kursi roda milik (name)

"Nah.. yang dikatakan Norman benar, aku akan menjelaskannya nanti sekarang lebih baik kita pulang ke house, mama pasti khawatir." (Name) duduk di kursi roda itu lalu kursi roda itu di dorong oleh Norman berjalan pergi dari sana meninggalkan Ray yang menatap  mereka.

'Mereka memang terlihat seperti kakak adik, jenius, tenang, ramah,  tapi sangat berbahaya.' Batin Ray lalu berlari menyusul kedua orang itu.

Keluar dari hutan, mereka disambut dengan Isabella yang menatap cemas pada (name) sementara (name) hanya tersenyum lalu berdiri dari kursi rodanya dan berlari ke arah Isabella yang menatapnya tak percaya.

Pukk..

Adegan itu sangat mendramatisir, Isabella tersenyum tulus memeluk (name) dengan erat sementara (name) juga tersenyum tapi matanya melirik ke arah Emma dan beberapa anak lainnya yang syok.

"Mama.. Arigatou." (Name) berbisik pelan pada Isabella.

"Tumbuhlah dengan hebat (name).." Isabella menatap (name) dengan mata sendu nya lalu tersenyum kembali.

(Name) berbalik melihat ke anak-anak lainnya lalu tersenyum sambil menutup matanya dan merentangkan tangannya, tak butuh waktu lama anak-anak dibawah 9 tahun langsung memeluk (name) mereka akhirnya masuk karena hari sudah menjelang malam.

Ray sedang melihat bintang di langit malam lalu menghembuskan nafas kasar, (name) tiba-tiba muncul mengagetkan Ray.

"Apa yang sedang kau lakukan Ray?" Tanya (name).

"Hanya melihat bintang." Jawab Ray singkat.

Norman dan Emma bergabung bersama mereka yang tangan duduk di balkon melihat bulan, bintang, dan langit malam yang begitu bersinar.

"Bulan adalah Norman, matahari adalah Emma, dan bintang adalah Ray." Ujar (name) sambil menunjuk langit dengan senyum manisnya yang membuat Ray salting.

"Lalu (name)?" Tanya Emma yang merebahkan diri di sebelah (name) dan Norman.

[Norman - Emma - (Name) - Ray]

^Posisi mereka.

"Aku?" (Name) menunjuk dirinya sendiri dengan tatapan bingungnya.

"(Name) adalah Langit." Ucap Norman tiba-tiba membuat tiga orang itu menatapnya heran, Norman hanya balas tersenyum.

"Ya.. (name) adalah Langit, karena dia selalu ada entah pagi ataupun malam. Sesuatu yang tak pernah menghilang, dan akan selamanya begitu." Ray menepuk pundak (name) lalu kembali menatap langit malam.

(Name) terdiam, ia menunduk lalu tersenyum lembut namun jika dilihat senyuman itu bukannlah senyum bahagia, itu hanyalah senyum kesedihan.

"Mungkin kalian benar." (Name) berdiri lalu berseru membuat trio semesta itu menatapnya, (name) tersenyum ceria lalu memeluk mereka bertiga. Emma, Ray, dan Norman yang dipeluk tersenyum hangat, namun dalam pelukan itu ekspresi wajah (name) menggelap ia seperti menahan tangisannya.

'Dan langit akan selalu ada mengawasi bintang, bulan, dan matahari, bahkan ketika mereka pergi.' Batin (name).

"𝓜𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓶𝓰 𝓽𝓲𝓪𝓭𝓪 𝓽𝓪𝓴 𝓹𝓮𝓻𝓷𝓪𝓱 𝓶𝓮𝓷𝓰𝓱𝓲𝓵𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓪𝓻𝓲 𝓭𝓾𝓾𝓷𝓲𝓪 𝓲𝓷𝓲, 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝓪𝓴𝓪𝓷 𝓽𝓮𝓽𝓪𝓹 𝓪𝓭𝓪 𝓼𝓮𝓵𝓪𝓶𝓪 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝓶𝓪𝓼𝓲𝓱 𝓱𝓲𝓭𝓾𝓹 𝓭𝓲 𝓲𝓷𝓰𝓪𝓽𝓪𝓷 𝓶𝓮𝓻𝓮𝓴𝓪 𝔂𝓪𝓷𝓰 𝓭𝓲𝓽𝓲𝓷𝓰𝓰𝓪𝓵𝓴𝓪𝓷."

𝓣𝓮𝓻𝓽𝓪𝓷𝓭𝓪 : (𝐍𝐚𝐦𝐞) 13894
𝕹𝖔𝖗𝖊𝖒 ℝ𝕒𝕥𝕣𝕚

🦋🦋

_______________

Hola zaza comeback, sebenernya ini chapter udah di tulis dari 24 september lalu namun zaza lupa karena naskah yang harus direvisi ulang mulu so.. makasih   buat komen kalian zaza pamit hiatus dulu bye reders zaza yang menawan..

Jangan lupa Vote dan Comment
Bye..bye..

Kisah Baru di Dunia Lain [TPN X READERS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang