°•End•°

862 99 79
                                    

Matahari sudah terbit dari beberapa jam yang lalu namun gadis yang masih tidur di ranjang sahabatnya itu belum juga membuka matanya.

Jaemin yang sudah bangun 10 menit yang lalu juga tak kunjung bangkit dari posisinya-tidur di sofa.

Hari ini sabtu, jadi Jaemin dan Heejin tak berangkat sekolah.

Jaemin bangkit dari posisi tidurannya dan menghampiri Heejin yang masih tertidur.

Tangan laki-laki itu mulai mengelus rambut Heejin dan merapihkan anak rambut yang berantakan.

"Jangan sedih." Ucap Jaemin dengan suara serak khas baru bangun tidur.

Tok tok tok...

Jaemin beranjak membuka pintu ketika pintu kamarnya di ketuk dari luar. "Jaem ayo sa-Lho Heejin nginep di sini?" Tanya Yoona melirik Heejin sekilas.

"Iya, Bun. Soal-" Perkataan Jaemin terputus ketika bundanya buru-buru memasuki kamar Jaemin untuk melihat kondisi Heejin.

"Jaem? Ini Heejin panas gak? Demam gak semalem? Pusing-pusing ga ke-"

Jaemin buru-buru menaruh jari telunjuk di bibirnya-mengisyaratkan Yoona untuk diam. "Sstt..Nanti Heejin kebangun bun." Ujar Jaemin pelan.

Yoona langsung berhenti bertanya dan memeluk Heejin.

Yoona mulai meneteskan air matanya, Heejin benar-benar ia anggap seperti anaknya sendiri.

"Bun, nanti Heejin bangun." Kata Jaemin yang membuat Yoona menyeka air matanya kemudian keluar dari kamar Jaemin.

Yoona keluar dari rumah-hendak membeli sayur tadinya namun ia berhenti ketika melihat Heerin keluar dari rumahnya.

"Rin." Panggil Yoona menahan Heerin yang bersiap memasuki mobilnya. Heerin melepas kaca mata hitamnya, "Apa sih?"

"Aku gak tau kenapa kamu segitu gak pedulinya sama anak kamu sendiri tapi-" Yoona menarik napas panjang, bersiap melanjutkan ucapannya.

"Tapi aku cuma mau bilang kalau Heejin tumbuh dengan baik, Rin. Dia jadi seorang anak yang pintar dan kuat." Lanjut Yoona menatap dalam Heerin.

Heerin menepis tangan Yoona yang menahannya, "Ya terus? Apa urusannya sama gue coba?"

"Rin, dia anak kamu, darah daging kamu. Sebenci apapun kamu sama dia tolong setidaknya jangan biarin dia menderita. Kamu seorang ibu dan aku yakin kamu pasti punya rasa sayang ke Heejin meskipun itu sedikit iya kan?"

Heerin memutar bola matanya jengah, "Apa sih gak penting banget!" Kesalnya sebelum akhirnya menaiki mobil dan keluar dari lingkungan rumahnya.

Yoona menatap kepergian Heerin dengan sendu, ia tak menyangka ada ibu setega Heerin.

Di sisi lain.

"Badan lo gaenak, Jin?" Tanya Jaemin kepada Heejin yang baru terbangun dari tidurnya.

Heejin terdiam, ia memperhatikan tempatnya tidur semalam. Ya, dia tidur di kamar Jaemin.

Maaf Minju, Heejin ingkar.

Heejin melewati batas lebih banyak dari yang ia janjikan.

"Jin? Badan lo masih gaenak?" Tanya Jaemin lagi karena pertanyaan sebelumnya diabaikan.

Heejin menatap Jaemin intens.

Ah, bagaimana ini Heejin jadi semakin merasa rakus karena ingin Jaemin selalu ada di sisinya.

"Heejin?"

"Ah? Iya?"

"Badan lo masih gak enak?"

Hi! Friend!  | Jaemin Heejin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang