°•Terselip°•

460 92 42
                                    

Masih Flashback!

"Hamilin Heejin"

Jaemin mengeraskan rahangnya ketika mendengar perkataan tak pantas keluar dari bibir Hwall.

"Gila lo!" Seru Hyunjin sembari terkekeh di akhir kalimatnya. "Daripada lo punya ibu tiri jalang kan?" Hwall kembali memanaskan suasana.

"Iya sih, tapi gak gitu juga kali jir!"

"Sok suci lo!"

Hyunjin memutar bola matanya malas, "Lo yang berdosa bukan gue yang sok suci Haha." Ucap Hyunjin santai.

"Kayak lo gak pernah aja."

"Maksudnya?"

"Ngehamilin mantan lo."

Hyunjin membeku, yang diucapkan Hwall benar lantas mengapa ia harus tersinggung?

"Beda anjir! Mantan gue mah emang jalang!" Sanggah Hyunjin membela dirinya.

"Sekalipun dia jalang dia tetep perempuankan? Lo juga sama kayak gue, Jin." Kata Hwall menyalakan rokok ke-3 nya.

"Untung cuma gue, lo, sama Nancy yang tau." Lanjut Hwall.

Hyunjin menghela napasnya, "Rencana lo gak bakal berhasil. Kalo dia ngadu sama bokap nyokapnya gimana?" Tanya Hyunjin.

"Dia gak bakal berani, gue yakin. Kalo pun dia berani lo bisa ancem dia, itu gampang buat lo ya kan?"

"Gue males tanggung jawabnya." Balas Hyunjin mengusap wajahnya malas.

Hwall terkekeh, "Gue gak bilang lo harus tanggung jawab lho?"

Jaemin mencari ponselnya-bersiap merekam percakapan mereka namun sayangnya baterai ponselnya habis.

"Shit!" Batin Jaemin.

"Setelah bokap lo gak jadi nikah lo tau kan apa yang harus lo lakuin?" Tanya Hwall membuka minuman bersoda di sebelahnya.

Hyunjin menyeringai, "Bunuh bayinya."

Bug!

Anggaplah Jaemin bodoh karena menyerang Hyunjin dan Hwall sendirian namun amarahnya lebih dominan daripada akal sehatnya.

Seminggu semenjak kejadian itu Jaemin mulai mendekati Yeji. Tidak! Jaemin tidak seburuk Hyunjin kan?

Ia hanya ingin Hyunjin tau bahwa Heejin juga perempuan dan bagaimana perasaan Hyunjin ketika adik perempuannya dipermainkan.

Hyunjin marah dan pada akhirnya keduanya bertengkar di markas.

Sebelum meninggalkan Jaemin dengan keadaan terkapar di lantai Hyunjin berbisik, "Heejin."

Tak jelas apa maksudnya namun mampu membuat amarah Jaemin membuncah.

"Untung cuma gue, lo, sama Nancy yang tau."

Tiba-tiba Jaemin mengingat salah satu perkataan Hwall di gang.

"Nancy? Nancy si maniak club bukan sih?" Batin Jaemin.

Esoknya Jaemin benar-benar mengajak Nancy untuk bertemu di sebuah cafe.

"Hai! Makasih udah dateng ya." Kata Jaemin ketika melihat Nancy yang sudah hadir di hadapannya.

"Jadi lo mau have a sex?"

Jaemin terbelak, kata orang-orang Nancy ini emang suka ceplas-ceplos tapi ga gini juga kali.

Baru dateng udah diajak ekhm.

"Hah?"

"Oh bukan ya?"

Hi! Friend!  | Jaemin Heejin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang