BAB 22

4.4K 207 2
                                    

Hari jumat, Zia sedang bersiap dirumahnya. Zia memakai celana jeans high waist model skinny dan blouse berlengan panjang motif bunga yang ia masukkan kedalam celana, kitten heels berwarna pink pastel yang terlihat seperti warna senada dengan kulit Zia. Zia juga mengenakan flap bag berwarna putih. Zia membiarkan rambut panjang bergelombangnya yang berwarna dark brown terurai.

Zia berangkat menuju kantor pak Randy tepat jam 9 pagi. Pak Adam sudah membuatkan janji untuk Zia. Yang pak Randy tahu, bahwa pak Adam yang akan datang ke kantornya, bukan Zia. Selama perjalanan menuju kantor pak Randy, Zia merasa gugup hingga tangannya mengeluarkan keringat. Zia memang ingin memperjelas hubungannya dengan pak Randy tapi Zia sebenarnya juga takut bahwa ini adalah akhir dari hubungannya dengan pak Randy.
Sesampainya Zia di kantor pak Randy, Zia memberanikan diri untuk masuk ke dalam. Di lobby, dia harus bicara dengan receptionist agar bisa masuk ke dalam kantor yang hanya bisa dimasuki menggunakan kartu pegawai. Receptionist itu bertanya pada Zia apakah Zia sudah membuat janji untuk bertemu dengan pak Randy. Zia memberitahu receptionist itu bahwa janji yang di buat atas nama pak Adam. Receptionist itu terdengar menelepon sekretaris pak Randy, tak lama kemudian dia menutup teleponnya.

“pak Randy masih ada tamu bu. Tapi ibi boleh menunggu pak Randy di ruang tunggu di lantai 6” ucap receptionist pada Zia

“lantai 6 itu ruang kerja pak Randy ya mba?” tanya Zia

“iya bu betul” jawab receptionist

“terimakasih mba” Zia melangkahkan kakinya masuk lebih dalam ke kantor pak Randy

Jantung Zia semakin berdegup kencang, gugup dan takut. Zia menekan tombol lift, saat lift terbuka, Zia segera masuk dan menekan tombol angka 6. Zia menarik nafasnya dalam-dalam agar dia bisa bicara tanpa terbata-bata dengan pak Randy. Tepat di lantai 6 gedung, pintu lift terbuka  Zia melihat satu security yang berjaga di pintu kantor.

“ada yang bisa saya bantu bu?” tanya security itu

“saya sudah buat janji dengan pak Randy tapi saya harus menunggu di ruang tunggu pak” jawab Zia

“baik ibu silahkan masuk. Ruang tunggu ada ujung koridor ini bu” secuity itu memberikan arahan pada Zia

“terimakasih pak. Oh iya pak, maaf toiletnya dimana ya pak?” tanya Zia

“toilet berada tepat di sebelah ruang tunggu bu” jawab security itu dengan ramah

“terimakasih pak” ucap Zia

Zia  berjalan memasuki kantor yang terlihat karyawannya sedang sibuk dengan kerjaannya masing-masing. Zia berjalan memasuki toilet untuk buang air kecil. Saat di dalam toilet Zia mendengar suara langkah kaki masuk kedalam toilet.

“perempuan itu katanya mantannya pak Randy loh” ucap salah satu karyawan

“masa sih? Pantesan perempuan itu lendotan terus sama pak Randy. Eh tapi kan dia mantan kok pak Randy mau sih ketemu dia” ucap karyawan lainnya

“kenapa lagi? Ya pasti karena masih suka dong. Emang sih perempuan itu cantik banget dan keliahatan banget kalau dia bukan dari keluarga biasa” ucap karyawan itu

Belum sempat mendengar ucapan karyawan lainnya, Zia membuka pintu toilet. Zia tersenyum pada dua karyawan wanita itu dan mencuci tangannya di wastafel. Zia tak mau ucapan kedua karyawan itu mempengaruhinya. Zia tak akan percaya pada mereka. Zia berjalan keluar toilet menuju ruang tunggu yang tepat berada di sebelahnya. Zia memegang gagang pintu itu namun Zia terhenti, Zia mendengar suara pak Randy dari balik pintu. Ditengah pintu itu terbuat dari kaca, sehingga Zia bisa melihat ke dalam ruang tunggu itu.

Zia melihat kedalam ruangan itu dan Zia melihat pak Randy. Zia pikir pak Randy sedang sendriian, saat Zia ingin mendorong pintu itu, Zia melihat seorang wanita berjalan mendekati pak Randy dan memeluknya. Zia melepaskan tangannya dari gagang pintu dan berjalan mundur. Zia bahkan melihat wanita itu mendekatkan wajahnya pada wajah pak Randy. Zia tak ingin melihatnya, Zia menutup matanya membalikkan badannya dan berjalan keluar kantor. Zia terkejut dengan apa yang barusan dia lihat. Apakah selama ini pak Randy hanya bersandiwara? Bodohnya gw yang percaya dengan kata-kata manisnya. Batin Zia

Caddy, I Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang