BAB 16

5.8K 263 8
                                    

Sore itu Zia dan Ria yang baru pulang kerja sedang duduk bersama sambil besenda gurau di ruang tamu rumah kontrakan Zia. Mereka berdua tertawa dengan lelucon yang mereka saling lontarkan.  Malam ini Zia berniat untuk rehat dari segala tugas skripsinya. Zia ingin mengistirahatkan pikirannya yang sudah penuh dengan tugas skripsinya.

“jadi Zi, pak Randy itu kenapa tadi dingin banget di lapangan gak kaya biasanya?” tanya Ria setelah mereka berhenti menertawakan lelucon yang Zia ucapkan

“gak ngomong sih sama gw dia kenapa bisa begitu” jawab Zia

“tapi tadi habis ngobrol sama lo, dia berubah ramah lagi. Masa gak cerita sama lo?” tanya Ria

“iya. Dia gak cerita kok sama gw” jawab Zia

“terus ngobrolin apa? Kok pak Randy bisa ramah lagi?” tanya Ria penasaran

“hari minggu kemarin waktu gw datang ke pernikahan mba Tiara di Orto hotel, gw ketemu Bayu. Bayu ngajak gw ngobrol di cafe yang ada di seberang hotel. Dia mohon-mohon sama gw minta kesempatan buat mulai hubungan lagi sama gw. Dia mohon-mohon sampai megang tangan gw. Dan waktu Bayu lagi pegang tangan gw, pak Randy lihat” jawab Zia

“terus?” tanya Ria yang bingung apa hubungan Bayu yang memegang tangan Zia dengan pak Randy

“pak Randy kira gw balikan sama Bayu” jawab Zia. Ria terdiam mencoba mengartikan apa yang Zia ceritakan

“hah?” Ria menutup mulutnya dengan salah satu tangannya sebagai tanda terkejut

“kenapa sih Ri? Ngagetin aja” tanya Zia

“jadi yang bikin pak Randy dingin itu karena ngeliat lo pegangan tangan sama Bayu?” tanya Ria

“bukan pegangan tangan, tapi tangan gw dipegang Bayu” ucap Zia

“apapun itu lah terserah lo. Yang jelas pak Randy marah karena tangan lo di pegang Bayu kan?” tanya Ria

“ya gak tau lah. Kan pak Randy gak cerita ke gw kenapa dia marah tadi selama di lapangan” jawab Zia

“iihh!” Ria memukul lengan Zia

“aaaww!!” Ria membuat Zia kesakitan

“biarin aja sakit. Geregetan gw sama lo!” ucap Ria kesal

“salah gw apa sampai dipukul sama lo?” Zia mengelus-elus lengan yang tadi dipukul Ria

“gak peka banget sih lo jadi orang. Astaga! Dengerin ya! Pak Randy itu marah karena dia liat tangan lo dipegang Bayu. Dan setelah lo jelasin ke dia situasinya, dia jadi gak marah lagi sama lo. Buktinya kan waktu dia selesai ngobrol sama lo, dia berubah ramah lagi. Iya kan?” ucap Ria

Zia terdiam dan memikirkan apa yang Ria ucapkan itu memang ada benarnya bahwa Pak Randy kembali ramah setelah bicara dengannya. Saat itu gw cuma membicarakan kejadian hari minggu tempo hari, berarti benar pak Randy marah karena gak tahu alasan kenapa tangan gw dipegang sama Bayu. Setelah gw ceritain apa yang terjadi waktu itu, pak Randy berubah ramah lagi. Tapi kenapa? Batin zia

“tapi kenapa Ri? Kenapa dia marah karena ngeliat tangan gw dipegang Bayu?” tanya Zia bingung. Ria mencubit lengan Zia yang belum juga hilang rasa sakit saat dipukulnya tadi

“awww, sakit Ri” Zia mengelus-elus lengannya kesakitan

“lagian gak peka banget sih! Pake nanya kenapa. Ya karena pak Randy suka sama lo lah!” jawab Ria kesal

Hah? Suka? Seorang pak Randy suka sama gw yang hanya seorang caddy? Imposible! Batin Zia

“suka sama gw? Ngaco! Gak mungkin lah!” ucap Zia

Caddy, I Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang