BAB 26

4.6K 204 4
                                    

Dua bulan sudah berlalu semenjak Zia bertemu dengan orang tua pak Randy. Zia dan Melisa ibu kandung pak Randy semakin dekat karena pak Randy sering mengajak Zia kerumahnya karena permintaan dari Melisa ibu kandungnya. Pak Randy juga selalu meluangkan waktunya untuk mengajak Zia berkencan.

“Zi” pak Randy yang sedang berada dirumah Zia memanggil Zia yang sedang duduk di ruang tamu tepat di sebelahnya

“iya pak” jawab Zia

“saya mau ngomong sesuatu sama kamu. Tapi janji jangan marah” ucap pak Randy

“emm, tergantung dong pak. Bapak ngomong apa?” ucap Zia

“please janji dulu sama saya kamu gak akan marah” ucap pak Randy

“oke pak saya gak akan marah. Bapak mau ngomong apa?” tanya Zia

“saya boleh ketemu orang tua kamu?” tanya pak Randy

Zia terdiam mendengar ucapan pak Randy. Selama ini Zia tak mengajak pak Randy untuk bertemu dengan orang tuanya karena Zia takut pak Randy akan menjauh darinya. Namun Zia juga sadar bahwa Zia tak mungkin terus bersembunyi. Apapun yang terjadi setidaknya Zia harus mengenalkan pak Randy pada orang tuanya.

“emm… lusa gimana pak? Hari minggu ayah saya libur kerja jadi pasti ada dirumah. Nanti biar saya hubungi ayah saya” jawab Zia

“beneran Zi?” tanya pak Randy penuh semangat. Zia tersenyum dan menganggukkan kepalanya

Pak Randy memeluk Zia karena pak Randy sangat senang sebentar lagi dia bisa bertemu dengan orang tua Zia. Walaupun Zia sebenarnya sangat khawatir, namun Zia berusaha menutupi ke khawatirannya. Pak Randy terlihat lebih ceria dari biasanya. Zia menyadari bahwa sebenarnya mungkin pak Randy menanti Zia mengajaknya bertemu dengan ayah Zia.

Jam menunjukkan pukul 10 malam, pak Randy baru saja tiba dirumahnya. Pak Randy memarkirkan mobilnya dan berjalan masuk ke dalam rumahnya. Dia membuka pintu dan mengucapkan salam. Terdengar jawaban salam dari mami dan kakeknya yang sedang duduk bersama di ruang tamu.

“wajah kamu kelihatan bahagia banget. Sebahagia itu kamu habis ketemu Zia?” tanya maminya sedikit meledek. Pak Randy duduk bergabung bersama kakek dan maminya

“iya. Tapi yang bikin aku bahagia banget lusa aku mau ketemu orang tua Zia mam” ucap pak Randy

“jangan tunggu lama-lama. Langsung lamar saja” ucap kakeknya yang membuat pak Randy terkejut

“tapi kek, orang tua Zia belum tentu restuin hubungan aku sama Zia” jawab pak Randy

“kamu gak mau nikah sama Zia?” tanya kakeknya

“ya mau lah kek. Makanya Randy minta Zia untuk izinin Randy ketemu sama orang tuanya” jawab pak Randy

“kakek dan mami kamu akan ikut kerumah Zia dan langsung bicara pada orang tuanya untuk merestui hubungan kalian” ucap kakeknya. Kakeknya kemudian bangkit dari duduknya dan langsung berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai dua

“tapi kek…” belum selesai pak Randy bicara, kakeknya sudah berada jauh dari pandangannya

“kakek kamu kalau udah punya keinginan kan memang seperti itu Ran” ucap Melisa

“tapi mam aku kan baru mau ketemu orang tuanya. Dan lagi kalau Zia kaget dan justru marah sama Randy. Gimana? Randy janji deh Randy sendiri yang akan bilang sama mereka kalau Randy mau menjalani hubungan serius sama Zia. Tapi kakek dan mami gak usah ikut lah. Tolong bujuk kakek ya mam” mohon pak Randy pada mami nya

“mami rasa juga setidaknya kamu harus ketemu orang tua Zia sekali aja untuk mengenalkan diri kamu. Kalau datang langsung lamar bisa-bisa ditolak sama orang tuanya” ucap maminya

Caddy, I Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang