BAB 12

5.9K 295 8
                                    

Malam itu saat Zia baru saja selesai membersihkan seluruh tubuhnya dan siap untuk tidur, dia tiba-tiba membuka kotak perhiasan yang berisi kalung hadiah dari pak Randy. Zia berjalan menuju cermin yang ada pada lemari pakaiannya, dia berdiri di depan cermin dan memakai kalung itu. Zia menatap dirinya sendiri dibalik cermin dan mengelus liontin berbentuk kupu-kupu dengan jari telunjuknya. Apa aku pantas mendapatkan kalung ini? Apa boleh aku merasa bahagia seperti sekarang ini? Batin Zia.

Di sisi lain, sejak malam itu pak Randy selalu mengingat Zia yang terlihat sangat cantik memakai gaun merah saat acara ulang tahunnya itu. Pak Randy juga mengingat senyum manis Zia yang sering ia lihat, rambut panjang Zia yang sedikit bergelombang membuat Zia terlihat semakin cantik. Bahkan pak Randy juga mengingat semua hal di lapangan golf saat bersama Zia. Apakah karena rasa iba? Ataukah karena pak Randy menyukai Zia lebih dari seorang teman? Pak Randy mencoba mencari tahu apa yang sebenarnya yang membuat dia selalu teringat Zia bahkan ketika dia sedang bekerja. Dia seringkali terdiam melamun saat sedang berada di kursi kebesarannya.

“gw butuh seseorang yang bisa jawab kenapa gw begini” gumam pak Randy yang sedang duduk dikursi kebesarannya

Pak Randy mengambil ponselnya yang ada di atas meja dan mengetik nama Adam. Dia kemudian menelepon Adam dan mengajaknya untuk bertemu. Pak Adam mengiyakan ajakan pak Randy dan memutuskan untuk bertemu di apartement pak Adam. Pak Randy segera keluar dari ruangannya dan juga keluar dari kantornya. Dia membuka kunci mobilnya yang terparkir tepat di depan kantornya. Pak Randy kemudian melajukan mobilnya dan menuju apartement pak Adam.

Beberapa menit kemudian pak Randy tiba di depan pintu apartement pak Adam. Dia memencet bel pada pintu apartement. Tak butuh waktu lama, pintu itu terbuka dan dia melihat pak Adam yang mempersilahkannya untuk masuk. Pak Adam membuatkan teh hangat untuk pak Randy dan duduk tak jauh dari pak Randy di ruang tamu.

“muka lo kenapa?” tanya pak Adam sambil menyeruput teh hangat miliknya

“gw lagi bingung nih” jawab pak Randy

“bingung kenapa?” tanya pak Adam

“akhir-akhir ini gw gak bisa fokus kerja. Gw banyak ngelamun” ucap pak Randy yang kemudian menyeruput teh miliknya

“kenapa lo? Lo lagi ada masalah apa?” tanya pak Adam dengan serius

“gw keinget Zia terus” jawab pak Randy

“Zia?” tanya pak Adam terkejut

“iya, Zia” jawab pak Randy

“kenapa?” tanya pak Adam

“justru gw mau tanya sama lo. Kenapa gw bisa keinget Zia terus ya?” ucap pak Randy yang mulai frustasi

“coba lo ceritain yang jelas ke gw. Sejak kapan dan apa yang lo rasain waktu lo keinget Zia” ucap pak Adam

“sejak kita ngerayain ulang tahun Zia gw mulai keinget Zia terus. Menurut sekretaris gw, gw suka tiba-tiba senyum atau ketawa sendiri. Tapi gw juga gak inget apa yang gw rasain waktu gw inget Zia” jelas pak Randy

“jangan-jangan lo suka sama Zia, Ran” tebak pak Adam

“atau gw ngerasa iba sama Zia karena cerita Ria malam itu?” ucap pak Randy yang juga menebak-nebak apa yang sedang dia rasakan

“denger ya Ran, kalau lo ngerasa iba sama Zia. Lo gak mungkin suka tiba-tiba senyum atau ketawa sendiri kaya apa yang sekretaris lo bilang” ucap pak Adam yang membuat pak Randy terdiam dan mencoba mengingat apa yang dia rasakan saat dia mengingat Zia

“lo yang bisa jawab apa yang lo rasain sekarang ke Zia” lanjut pak Adam

“gimana caranya?” tanya pak Randy

Caddy, I Love You [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang