Pasar malam

203 16 2
                                    

'Kau terlalu mementingkan ego, sampai-sampai
Kau tak tau ada yang tersakiti dibalik itu.'

****
Pasar malam

Setelah adegan berdebat panjang dengan Satya, akhirnya abang yang terzolimi oleh adiknya itu terpaksa menuruti kemauan Anya. Mereka bertiga pergi ke pasar malam dengan wajah riang Anya dan wajah lesu dari Dev dan juga Satya. Tau alasannya? You know lah. Gadis itu memaksa keduanya dengan berbagai cara sampai akhirnya kedua laki-laki malang itu menuruti kemauannya dengan embel-embel ia tidak mau diterapi lagi.

"Dev, mau itu!" Anya menunjuk pedagang jagung bakar di depan sana. Antrian yang sangat panjang membuat Dev menghela napas kasar. Jika bukan karena Anya laki-laki itu tidak akan mau menurutinya.

Seorang wanita cantik dengan cardigan peach datang menghampiri Anya dan Satya yang sedang duduk di bangku taman sembari menunggu Dev. Tanpa diduga-duga wanita itu melayangkan tamparan di pipi mulus Anya.

"Jadi ini alasan kamu gak balas dan angkat telvon aku, karena kamu lagi sibuk jalan sama dia!" Gadis itu menunjuk kasar Anya yang sedang ada di dekapan Satya. Gadis itu semakin mengeratkan pelukannya pada abangnya itu mencoba mencari perlindungan di sana saat mata tajam gadis itu seperti ingin menelannya.

"Dasar cewek murahan!" Kanaya menarik paksa Anya. "Berani-beraninya lo, yah!"

"Lepasin adek gue, Kanaya!" Satya yang sedari tadi diam kini mulai angkat bicara. Laki-laki menekan nama Kanaya dengan wajah yang datar.

"A-adek? Ja-jadi ini adek kamu?"

"Iya, gue adeknya? Mau apa lo? Nampar gue lagi?" Kanaya merasa tersinggung, tapi gadis itu mencoba untuk baik dan tidak membalas ucapan pedas Anya. Bagaimana juga ini adalah kesalahannya sendiri, sikapnya yang terlalu cemburu dan over.

"Maafin kakak, yah."

"Dih, ogah! Putusin aja bang cewek kayak gini!"

Kanaya memelototkan matanya tidak percaya. "Satya jangan putusin aku, sayang ... jangan yah." Gadis itu terus membujuk sang kekasih. Demi apapun Kanaya tidak berniat untuk menampar Anya, gadis itu sudah dikuasai

Jangan tanya kenapa Kanaya tidak mengetahui bahwa Anya adalah adiknya Satya. Karena kekasihnya itu tidak pernah memberi tau bahwa ia mempunyai seorang adik dan kalian pasti tau alasan Satya merahasiakannya.

Anya pergi menyusul Dev yang masih mengantri, lebih baik ia menemani Dev dari pada harus melihat  tontonan bucin Abang dan juga pacarnya itu. Menyebalkan!

"Kenapa?" tanya Dev saat melihat wajah kesal Anya.

"Bete!" Dev menaikkan alisnya. Merasa ada yang janggal dengan sikap gadis itu, padahal tadi ia yang paling bersemangat, tapi sekarang sikapnya bertolak belakang dari sebelumnya.

"Nih, jagungnya. Abisin!"

"Iya-iya, bawel lu!" Anya mengambil kasar jagung di genggaman Dev. Gadis itu memakan dengan sangat lahap. Moodnya sudah hilang gara-gara tamparan dari Kanaya dan akhirnya ia meluapkannya dengan memakan jagung bakar.

Belum merasa puas ia kembali mengambil jagung bakar milik Dev dengan sangat kasar. Dev yang hendak makan terkejut akibat rebutan kasar dari Anya.

"Buset! Lo kemasukan apa, sih, Bong?"

"Diem lo!" Anya memutar bola matanya malas.

Mata coklatnya itu tiba-tiba saja berbinar sama melihat bianglala yang tak jauh dari tempat berdirinya.

"Dev, mau naik itu!"

"Gak!"

"Dev ... mau itu! Mau, yah, yah? Ishh, ayok loh ...." Anya terus merengek bak anak kecil. Akan tetapi, respon Dev masih sama laki-laki itu enggan untuk menaiki biang lala itu. Kalau boleh jujur, sih Dev takut ketinggian.

Story Anya (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang