17. RENCANA ARIK

1.8K 34 0
                                    

***

Karena kebodohan Ar tadi saat upacara, keenam nya harus menjalani hukuman hormat bendera sampai istirahat kedua tiba. Dan saat ini mereka baru saja selesai menjalani hukuman tersebut.

"Dasar tolol! Suara lo gapernah bisa pelan apa!" Baru saja mereka sampai di kantin, Ar sudah kembali mendapat makian dari para sahabat nya.

"Gara-gara lo kulit gue jadi menghitam! Habis luluran nih gue!" Timpal Rival sambil mengelus kulit tangan nya yang memang sudah berwarna sedikit coklat dari dulu.

"Emang kulit lo buluk! So so an lulur lagi" balas Ar yang tak terima terus disalahkan.

"Pokonya kalo perawatan gue sampe gagal- itu salah lo!" Ancam Rival sambil menatap tajam pada Ar yang sudah duduk dihadapan nya. Ar menatap malas pada Rival. Apa maksud nya ia harus bertanggung jawab pada kegagalan perawatan cowok itu. Itu takdir nya yang sudah memiliki kulit coklat sedari dulu kan.

"Ck. Ribut mulu! Pesenin gue sana!" Suruh Raka yang sudah terlalu lelah untuk mendengar ocehan keduanya. Raka menyerahkan selembar uang berwarna merah pada Ar, hari ini dia harus memesankan para anggota inti Rajawali karena telah membuat mereka dihukum atas kecerobohan nya. Ar menerima uang itu dan segera memesankan keenam nya makanan. Ia tidak berani jika harus membantah Raka.

"Cie ciee si Raka berangkat bareng cewek tuh tadi!" Suara Rey membuat keempat nya menatap Raka jahil. Mereka melihat saat Aurel turun dari mobil Raka. Dan merasa heran juga tidak biasanya ketua nya ini mau membawa mobil ke sekolah dan bahkan memberi tumpangan pada orang lain.

"Ga sengaja ketemu" jawab Raka singkat. Tentu saja para sahabat nya itu tidak langsung percaya begitu saja. Mereka menatap Raka penuh selidik dan yang ditatap pun hanya diam fokus memainkan ponsel nya.

"Aneh ga sih. Gue ngerasa akhir-akhir ini lo kaya lagi pedekate sama si Aurel" ucap Rival mengeluarkan unek-unek ysng selama ini ia simpan. Raka menatap penuh tanda tanya.

"Perasaan lo doang"

"Gue juga ngeras gitu bos! Gabiasanya lo peduli gitu sama orang lain. Apalagi ini si Aurel- lo berdua kan dulu kalo ketemu saling sinis mulu gitu" Ar yang baru saja tiba setelah memesan pun turut serta mengutarakan rasa keanehan pada Raka dan Aurel.

"Nih ya ka. Pertama lo bantuin si Aurel pas berantem sama geng si sarah dan lo bawa ke uks" kali ini Rafli ikutan bersuara "terus lo obatin dia di uks. Tumben" lanjut nya sambil penuh dengan tatapan selidik.

Raka yang merasa terpojokan pun berusaha mengontrol raut wajah nya agar mereka tidak ada yang curiga. "Bantuin orang, apa salah nya?" Balas Raka dengan singkat.

"Ga salah! Cuman aneh Rakaaa.... kaya bukan lo banget gitu mau bantuin orang kek gini" Timpal Rival yang sudah gereget dengan respon Raka yang kelewat datar. Mereka semua merasa aneh dengan perlakuan Raka pada Aurel. Tapi yang dicurigai terus saja membantah tuduhan nya.

Jeff yang sedati tadi hanya menyimak pun akhirnya ikut menimpali "Yaudah. Mungkin emang bener si Raka lagi pengen bantuin si Aurel aja kali" Raka pun mengangguk dengan cepat sebagai respon dari ucapan Jeff tadi. Untung saja ada Jeffry. Dan berhasil keempat orang tadi pun menghela nafas pasrah. Tidak berani mengelak.

"Jangan lupa, balik sekolah ada rapat basket" ucap Jeff mengingatkan para sahabat nya ini. Mereka berenam memang kompak mengikuti basket. Kelima nya mengangguk sebagai respon dan kembali melanjutkan makan nya.

: : : :

"Sesuai rencana gue tadi jangan lupa balik sekolah di halte. Tapi inget jangan sampe lecet!" Ucap seseorang yang sedang berbincang dengan teman nya di ujung telfon sana. Dia tersenyum miring mengingat rencana nya ini akan berjalan dengan mulus. Mungkin.

RAKAUREL [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang