Chapter 7 :
Aku Tidak Wajib Menjelaskan Apapun!Leon tidak tahu mengapa ia seberuntung itu seharian ini. Siang itu ia baru saja mendapatkan tender yang cukup penting sehingga ia berjanji akan mengajak para pegawainya ke coffeeshop yang baru saja dibuka oleh salah satu temannya di pusat kota. Desain dari coffeeshop itu dikerjakan oleh salah seorang pegawai Leon, lokasinya tak jauh dari sekolah di mana Lily dan Dara mengajar namun Leon urung mengajak keduanya karena jam mengajar Lily dan Dara sudah lewat. Keduanya mungkin sudah pulang karena jam mengajar mereka hanya sampai jam 14.30.
Leon mengirimkan pesan kepada kedua sahabatnya kalau ia menunggu keduanya minum bersamanya di coffeeshop . Harris, pilot pesawat itu muncul tak lama kemudian, disusul oleh Bima lima belas kemudian. Bima hanya praktek di pagi hari di rumah sakit ibu dan anak. Pada hari Selasa dan Kamis, di sore hari ia bergabung dengan dokter-dokter lainnya membuka praktek untuk anak-anak kurang mampu tanpa memungut biaya.
Ketiga sahabat itu duduk bersama di satu meja sementara asisten Leon, Andre duduk bersama para pegawai lainnya di meja yang lain. Leon baru saja bercakap-cakap dengan sang pemilik ketika tak sengaja matanya menangkap tiga orang perempuan berjalan masuk ke dalam coffeeshop. Bukan karena perempuan maka Leon tertarik tetapi karena perempuan yang berada paling depan itu adalah Dara. Ia tersenyum pada temannya yang ada di sampingnya, Raisa.
Senyum Dara masih sama memikatnya seperti yang diingatnya. Di belakang Raisa ada Lily.
"Permisi," pamit Leon pada sang pemilik lalu mendekati pintu kaca dan membantu Dara membuka pintu namun Dara masih belum menyadari Leon ada di sana karena ia masih menoleh pada Raisa. Raisa menunjuk ke depan, memberi kode pada Dara tapi Dara bingung dan tak mengerti sampai Lily menyapa, "Kak Leon!"
Dara membeku bahkan sebelum ia sempat menoleh.
"Hai, Dara," sapa Leon dengan suara rendahnya yang seksi.
Darah Dara berdesir mendengar namanya disebut Leon. Ia menoleh pada Leon dan pria itu sedang tersenyum menggoda padanya.
Hai, Dara. Aku merindukanmu.
"Hai, apa kabar?"
Tidak baik. Aku kurang tidur karenamu.
"Silakan teruskan basa-basinya. Kami mau duduk," tukas Raisa tanpa basa-basi dan langsung mengamit lengan Lily. Lily melambaikan tangannya pada Leon.
Namun Raisa bingung karena coffeeshop itu baru buka jadi ramai pengunjung, tidak ada meja kosong lagi. Ketika matanya mencari-cari meja kosong, tatapannya bertemu dengan tatapan mata, mantan suaminya. Harris mengedipkan sebelah matanya, seakan memberinya ijin untuk duduk di meja mereka.
Lily tanpa canggung lagi melepaskan lengannya dari Raisa dan duduk di samping Bima.
"Kok bisa kebetulan ke sini?" tanya Bima sambil mencubit pipi Lily. Gerakan seperti itu membuat jantung Lily berdetak lebih cepat dari biasanya. Namun ia berusaha bersikap normal dengan tersenyum pada Bima.
Dara berjalan bersama dengan Leon. Leon menarik sebuah kursi untuk Dara. Setelah Dara duduk, Leon duduk di sampingnya jadi tidak ada alasan Raisa untuk tidak semeja dengan Harris. Lagi pula minum kopi di tempat ini merupakan usulnya, masa ia harus meninggalkan kedua temannya hanya karena semeja dengan Harris. Kisah Harris dan dirinya sudah lewat dan tidak happening lagi. Akhirnya Raisa duduk di antara Dara dan Harris.
Harris memberi kode pada Bima yang duduk di depan Raisa.
Siapa dia?Pacar baru Leon?
KAMU SEDANG MEMBACA
♥ Cinderella Janda - Completed ♥ [Series : The Shinning Man]
HumorSudah dibukukan di Guepedia. Pria yang paling berbahaya adalah pria yang sadar akan daya tariknya. Itulah Leon Airlangga. Dia duda, tampan, sukses, dan hm seksi. Perpaduan yang mengancam hati wanita mana pun. Dia kakak laki-laki Lily Gayatri, dan...