♥ 8. Putri dari Mars, Es Krim, dan Lingerie ♥

2.4K 208 16
                                    

Chapter 8 : Dating with Princess from Mars and Her Mommy

Aku tidak sedang berkencan dengan Leon.

Dara terus-menerus berusaha meyakinkan dirinya kalau ia dan Leon tidak berkencan. Tidak disebut kencan karena ada Anggraini bersamanya. Tidak disebut kencan karena awalnya Leon hanya mengajak putrinya makan es krim, meskipun akhirnya mereka makan malam baru menikmati es krim kesukaan Anggraini.

Beberapa kali Leon disapa saat makan malam dan ketika di Hagen Daz, kebanyakan perempuan.

Ada 6 orang yang menyapanya. Dua orang pertama adalah perempuan yang diakui Leon adalah klien, Dara tidak bertanya. Yang ketiga seorang wanita yang sudah memiliki suami dan Leon cukup akrab dengan suaminya, sang istri melirik sinis pada Dara. Yang keempat, seorang wanita dengan anak seumur Anggraini, putranya cukup menyebalkan karena sengaja menarik rambut Anggraini dan membuat Leon menaikkan alisnya dan menggeram. Wanita itu juga mencibir melihat Dara setelah putranya menangis karena suara geraman Leon.

Yang kelima seorang wanita yang cantik dan berkelas yang langsung mencium pipi Leon. Yang keenam menghampiri Leon ketika wanita kelima ini baru pergi selama lima menit. Dan Dara tetap menerima pandangan menyebalkan dari para wanita itu.

Leon tampak sangat bersalah atas interupsi-interupsi itu, berulang kali meminta maaf. Ia tidak ingin Dara merasa diabaikan. Tapi Dara tetap saja menegakkan punggung dan memasang wajah anggun seolah tak peduli, ia tetap membantu Anggra menyendokkan es krim rasa cokelatnya.

Leon berharap Dara marah tapi wanita itu tidak marah. Justru tidak marah membuat Leon sebal. Artinya Dara memang tidak peduli padanya.

Leon sebenarnya ingin menghindar ketika wanita kelima itu ingin mencium pipinya tapi ia pikir tak ada salahnya mencoba melihat reaksi dari Dara dan ia kecewa. Dara memang susah terpancing emosi.

Dalam perjalanan pulang, suasana lebih kaku dibanding sebelumnya. Anggraini tertidur di depan. Leon menurunkan sandaran agar gadis itu bisa tidur dengan nyaman. Dara mengumamkan terima kasih yang sulit ditangkap oleh telinga Leon. Dara tidak berbicara lagi selain ditanya Leon, itu hanya berupa jawaban pendek seperti ya, tidak, dan kurasa begitu.

Leon mengantar Dara sampai di depan rumahnya lalu membantu Dara menggendong Anggraini. Putri kecil itu tampaknya sangat senang malam itu, tertidur pulas meskipun Leon mengangkatnya dari jok mobil, ia sama sekali tak terbangun. Leon menunggu Dara membuka pintu rumahnya.

"Di mana kamarnya?" bisik Leon.

"Letakkan saja di sofa. Ia harus bangun, belum sikat gigi," tukas Dara.

Leon tidak peduli. Ia bertanya dengan isyarat di matanya.

Di sana?

Dara terpaksa mendorong pintu kamarnya, di mana ia dan Anggraini tidur bersama. Anggraini sebenarnya memiliki kamar sendiri dan sudah bisa tidur sendiri tapi keduanya menginginkan kamar sebagai perpustakaan jadi Anggraini sekarang tidur bersama Dara kembali dan kamarnya diubah menjadi ruang perpustakaan mini idaman mereka.

Dara tidak nyaman membiarkan Leon masuk ke kamarnya. Kamarnya memang sedikit berantakan tapi masih dalam tahap yang wajar. Ia tidak merasa tidak nyaman ketika Bima masuk ke kamar itu ketika memeriksa Anggraini.

Leon meletakkan Anggraini di ranjang berukuran king size itu setelah sebelumnya Dara membuka bed cover berwarna kuning dengan gambar kartun Korea. Leon mengusap rambut Anggraini sebelum menarik bed cover itu sampai menutupi dadanya sementara Dara menghidupkan air conditioner. Ia kepanasan karena Leon berada di dalam kamarnya meskipun ada Anggraini.

Keberadaan Leon di sana membuat kamarnya jadi tampak mungil. Sosok pria itu begitu mengisi setiap ruang kosong di kamar itu padahal sebelumnya Dara tak pernah menganggap kamarnya terlalu kecil.

Dara merinding membayangkan Leon dengan santainya tidur di kamarnya.

Ia mngerjapkan matanya.

Jangan menghayal.

"AC-nya terlalu dingin? Kau menggigil," bisik Leon parau. Di kamar ini harum yang membuatnya nyaman lebih terasa.

"Ah, ya," jawabnya lalu meninggikan suhu ACnya.

Leon menyapukan pandangan ke seluruh kamar itu. Ia yakin kalau Dara tidur bersama Anggraini karena terlihat barang-barang Dara di berbagai tempat seperti yoga mat, jubah kamar berwarna hitam tergantung di depan pintu. Leon kepanasan membayangkan Dara memakai jubah yang terbuat dari satin tanpa mengenakan apa-apa di baliknya.

Kenapa Dara bisa kedinginan sementara aku kepanasan?

Satu hal yang disadari Leon saat itu adalah Dara tidak memajang foto almarhum suaminya bersamanya di kamarnya atau di ruang tamu. Foto suaminya yang dipajang di dinding ruang tamu adalah foto bersama Anggraini.

"Kau mau minum?"

"Aku harus pergi."

Keduanya saling memandang kemudian tersenyum. Leon sadar kalau ia harus segera pergi menjauh, ia kuatir selain pandangan yang negatif dari para tetangga tentang image Dara sebagai janda juga seorang guru, ia harus pergi untuk menyelamatkan Dara dari terkamannya. Sekarang ini ia bagai binatang buas yang sedang kelaparan.

Leon meninggalkan kamar itu dan sekali lagi ia tersenyum melihat lingerie warna hitam yang tergantung di depan pintu itu ketika ia hendak keluar. Dara sadar pria itu tersenyum dan wajahnya merona.

"Kau pakai itu?" goda Leon.

Dara buru-buru meraih kenop pintu sampai ia tidak sadar kalau kakinya tersangkut di keset kaki di depan toilet dan terjerembab. Kalau saja Leon tidak segera meraih pinggangnya, ia pasti sudah jatuh mencium lantai.

Tangan Leon melingkar di pinggangnya yang ramping. Dan sekarang Leon tahu ukuran pinggang Dara benar-benar pas di dalam pelukannya, ia juga tahu betapa lembutnya payudara Dara karena dadanya sekarang menekan dada Dara.

Leon ingin menundukkan wajahnya, ia ingin meraih bibir Dara dan mencium wanita itu tanpa ampun. Tapi ia masih ingat ada Anggraini di kamar itu, ia mungkin pria brengsek tapi ia tidak bejat.

Dengan sisa kekuatannya ia membantu Dara berdiri dan berbisik, "Kita lanjutkan lain kali."

Kemudian Leon berjalan keluar, meninggalkan Dara yang masih bengong dengan kalimatnya yang terakhir dan baru sadar ketika suara deru mobil Leon meninggalkan rumahnya.

Kaki Dara lemas, tangannya memegang dada kanannya sementara Leon memacu mobilnya dengan cepat untuk segera kembali ke apartemennya. Ia butuh air dingin untuk mengguyur kepalanya. Dan ia yakin kalau malam ini ia tak akan bisa tidur nyenyak.

***

Chris_Suiwu's Notes : Jangan komen pendek. Lol. Pendek karena janji di part sebelumnya nggak nyampe 150. Saya siap sharing dua part tetapi.... votesnya nggak nyampe. Part ini dishare karena ada dua teman saya berulang tahun, @LoveyChelsea dan thecuties_teddybear. Kalau teman-teman ingin mengucapkan selamat ulang tahun dan membaca fiksi mereka berdua, silakan follow akunnya.

Tetap dengan notes sebelumnya, komen saja tentang apa yang perlu dikritik. Sungguh merupakan kehormatan tersendiri bisa membalas semua komen yang masuk.

Salam dari Trio Duda (PMC), Tristan Benedict Lie (SL), Trio J, Andro, dan Niel (SSND). Kalau belum kenal dengan Tristan bisa ke fiksi saya berjudul Star Lover. Trio J, Andro, Niel ada di Something Sweet Next Door.

♥ Cinderella Janda - Completed ♥ [Series : The Shinning Man]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang