Setelah kejadian di motel waktu itu, Khao menjadi begitu pendiam selama masa ospek. Ia bahkan tidak membantah permintaan gila Podd saat hari terakhir ospek hingga membuat Kana dan Win kesal setengah mati kepada sang kating. Bagaimana tidak, Podd mengerjai Khao habis-habisan sampai akhirnya semua kating ikut-ikutan mengerjainya. Setelah setengah hari dibuat kehabisan energi, Khao akhirnya tumbang pada saat jam istirahat. Membuat Kana dan Win sangat khawatir. Khao dibawa ke UKS untuk istirahat. Menghabiskan waktu sisa masa ospeknya di dalam ruangan UKS.
Ketika sedang berbaring istirahat, seseorang masuk ke dalam dengan langkah tenang. Bayangannya sudah terlihat dari balik gorden. Khao bisa menebak siapa orang itu karena ia langsung mendesis sebal. "Kayaknya lo nggak suka gue ada di sini," ujar Podd setelah menampakan dirinya di sisi tempat tidur UKS. Khao menutupi wajahnya dengan tangannya. Ia tidak ingin melihat Podd saat ini. Sama sekali.
Khao sudah berusaha untuk diam dan mengikuti permainan Podd karena ia merasa bersalah ketika sudah ingat tentang kejadian malam itu. Namun Khao merasa tidak adil karena sikap Podd sangat keterlaluan. Seolah Podd sedang menghukumnya karena tidak bisa mengingat tentangnya kemarin atau Podd hanya malu mengingat Khao pergi begitu saja setelah have sex bersamanya. Tidak tahu. Khao tidak bisa memikirkan alasan Podd sama sekali. Ia hanya ingin Podd pergi menjauh darinya.
"Gue ke sini cuma mau minta maaf. Nggak bermaksud buat ganggu lo," lanjut Podd masih berusaha menarik perhatian Khao yang sedang pura-pura tidur itu.
"Gue sadar gue keterlaluan ngerjain lo hari ini, tapi gue nggak bisa menghindari perasaan kecewa gue ke lo atas kejadian malam itu. Gue merasa lo mencampakkan gue," papar Podd yang berhasil menarik perhatian Khao. Seketika Khao membalasnya dengan tatapan nanar. Iya, Khao sangat marah mendengar ucapan Podd. Apa salahnya hingga ia pantas mendapatkan perlakuan seperti itu dari seseorang yang baru ia kenal? Apa yang Podd sedang pikirkan?
"Itu cuma one night stand. Sebuah kesalahan yang dibuat karena alkohol," balas Khao terdengar menahan amarahnya. Ia tidak mampu meluapkannya karena tubuhnya sangat kelelahan.
"Tapi buat gue itu bukan sebuah kesalahan..." gumam Podd sambil menundukkan kepalanya. Khao mengerutkan keningnya, "maksud lo apa?"
"Gue nggak mau muna, malam itu gue sangat menikmatinya, begitupun lo. Kalau lo berpikir itu sebuah kesalahan, gue merasa lebih kecewa dari sebelumnya." Khao terlihat tercengang mendengar ucapan Podd barusan.
"Harusnya gue yang bilang begitu. Apa lo tau seberapa kagetnya gue waktu sadar lo tidur sama seseorang yang nggak lo kenal dan lo nggak bisa ingat semua itu? Terus setelah itu ketemu sama orang yang tidur sama lo itu yang ternyata kakak tingkat dan diperlakukan kayak gini di kampus barunya? Menurut lo apa yang gue rasakan saat ini? Kecewa... kecewa banget. Tanpa lo sadar lo lagi bully gue," tukas Khao menggebu-gebu. Tentu saja Khao akan menumpahkan semuanya, meski tubuhnya sudah tidak bertenaga lagi. Ia ingin Podd tahu bahwa pria itu sudah keterlaluan.
Belum sempat membalas ucapan Khao barusan, tiba-tiba seorang pria masuk ke dalam UKS. Seseorang yang sangat familiar bagi Podd, tapi tidak dengan Khao.
"Phii Lee?" ujar Podd lalu melakukan waii kepada pria yang mengenakan jubah putih dan kacamata itu
Pria itu tersenyum lalu menepuk pundak Podd. "Sorry ganggu, tapi kayaknya lo harus pergi dulu dari sini. Khao butuh istirahat karena dia sangat kelelahan..."
Podd terlihat tidak menyukai ide itu, tapi ketika melihat ke arah Khao yang kembali menutupi wajahnya dan bekeringat, ia tahu bahwa yang dikatakan sang kakak sepupunya itu ada benarnya. "Lo balik lagi urusin acara ospek, nanti Khao gue yang urus..." sambungnya lagi diikuti anggukan kepala Podd.
"Kalau ada apa-apa langsung telepon gue ya, phi," sahut Podd menyetujui lalu ingin beranjak pergi. Namun sebelum pergi, ia menyempatkan diri untuk memandangi Khao cukup lama lalu mengusap lutut Khao yang terbalut selimut itu.
"Gue titip Khao ya, phi..." ucap Podd lalu dibalas anggukan kepala Lee. Kemudian Podd keluar dari UKS meninggalkan Khao yang masih terbaring lemah dan ditemani Lee sebagai dokter UKS saat itu. Podd berencana akan mengantar Khao pulang ke rumah setelah acara ospek berakhir.
"Kamu bisa lebih rileks sekarang," ujar Lee tiba-tiba kepada Khao yang tentu saja diketahui sedang berpura-pura tertidur. Khao mengangkat tangannya lalu membuka matanya. Sekarang ia menoleh ke arah Lee yang sedang memeriksa saluran IV yang tersambung ke lengan Khao.
"Kamu boleh ikut gabung sama teman-teman kamu lagi setelah IV ini habis. Kalau kamu mau pulang, saya akan buatkan surat sakit..." ucap Lee lagi. Khao menggelengkan kepala lemas. Ia tidak ingin pulang dalam keadaan seperti ini. Pasti ibunya akan sangat khawatir.
Lee mengangguk mengerti. "Saya minta maaf kalau Podd sudah keterlaluan sama kamu," ujar Lee lagi.
Khao mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti mengapa dokter Lee meminta maaf atas sikap Podd kepadanya. "Podd itu adik sepupu saya. Kebetulan kita ketemu di tempat yang sama. Bedanya dia kuliah di sini, sedangkan saya bekerja sebagai dokter dan dosen di sini."
"Dosen?"
"Iya, dosen. Sebenarnya saya dosen ilmu kedokteran di kampus ini, tapi kadang saya diminta untuk jadi dokter penjaga UKS. Kebetulan banget ada kamu yang perlu bantuan saya," jelas Lee.
"Ohh, pantes aja kemarin saya ke sini nggak ada dokter," sahut Khao menanggapi ucapan Lee. "Gara-gara luka di lutut kamu?"
Khao terkejut mendengar ucapan Lee. "Jangan kaget saya cuma nebak aja, kok. Saya melihat celana kamu sobek lalu ada jahitan yang sepertinya baru dijahit..."
Khao terkekeh geli, "ohh, iya dokter benar. Kemarin saya sempat jatuh terus celana saya sobek. Karena harus dipakai hari ini, saya baru jahit semalam. Untung sobeknya nggak terlalu besar."
Lee tersenyum mendengar ucapan Khao. "Kamu lebih mikirin lubang di celana kamu daripada luka di lutut kamu?"
"Hmm? Bu-bukan gitu maksudnya, dok. Tadi kan kita lagi bahas soal celana sobek. Lagi pula luka saya udah diobati kok..."
Lee tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Boleh saya liat lukanya? Kadang kita nggak boleh menyepelekan luka kecil. Kalau tidak diobati dengan benar, kemungkin infeksi bisa terjadi."
Khao mengangguk setuju lalu bangkit dan menggulung celana panjangnya. Sementara Lee mengambil beberapa obat yang akan digunakan. "Eumm, lukanya hanya lecet saja dan sudah kering. Jadi saya ganti plester saja ya?" papar Lee. Khao mengangguk pelan. Luka di lututnya memang tidak begitu besar dan untungnya sudah mengering. Sebenarnya itu semua berkat Podd. Tunggu. Khao menggelengkan kepalanya kuat-kuat, mencoba menghilangkan sosok Podd yang terlintas di pikirannya.
Lee tertawa kecil melihat sikap Khao, "kamu kenapa geleng-geleng kepala? Sakit kah?"
Melihat dokter di hadapannya itu tertawa, entah mengapa membuat jantung Khao berdetak lebih cepat dari biasanya. Lee terlihat begitu tampan di mata Khao saat ini. "Ohh, nggak kok, dok. Saya cuma lagi ingat sesuatu yang nggak penting aja dan aneh. Lukanya nggak sakit sama sekali..." jawab Khao terbata-bata.
Apa ini? Kenapa tiba-tiba gue deg-degan gini? Gumam Khao di dalam hati.
Lee kemudian menempelkan plester setelah membersihkan luka yang kemarin tertutup lama oleh plester sebelumnya. "Hmm, oke kalau gitu. Karena udah selesai bersihin luka kamu, sekarang kamu istirahat, ya. Biar besok bisa beraktivitas lagi."
Khao hanya menganggukkan kepala mengerti sambil memperlihatkan senyuman manisnya. Begitupun dengan Lee. Ia membalas Khao dengan senyuman yang sangat indah.
God! I think I'm falling in love. Tutur Khao di dalam hatinya lagi.
...
Sawadeeetukhooonn!
Bagaimana dengan chapter lanjutan ini?? Terlalu sedikit ya? Emang sengaja nggak panjang karena ada karakter baru yang masuk, jadi author Cha mau kalian fokus ke sana. Next author akan update chapter lain dan lebih panjang dari ini.
Jangan lupa buat komen, vote, dan kasih saran ke author, ya! Thank you for reading! See you on the next update. love yall<3
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction- PODDKHAOTUNG AU - [ ON GOING ] - Bahasa Indonesia Khaotung akhirnya lulus dari SMA. Seperti murid lainnya, ia merayakan kelulusan dengan berpesta di bar dekat apartemennya. Namun ternyata ia tidak sengaja tidur bersama kating sekaligus bulan kampu...