Sejak kejadian Jane melabrak Khao waktu itu, Khao terus-menerus menghindari Podd di berbagai kesempatan. Seolah Khao ingin menghilangkan sosok Podd yang akan mengirimkan lebih banyak masalah di kehidupannya kelak. Memang itulah rencana Khao untuk ke depan nanti.
Hari ini Khao, Win, dan Kana sangat kebetulan sudah selesai kelas lebih awal dan hanya memiliki satu kelas di pagi hari, sehingga mereka berencana untuk makan barang di sebuah jajanan festival yang tidak jauh dari kampus. Sejak masuk kuliah, mereka jadi jarang hang out karena jadwal kuliah yang berbeda-beda. Mereka hanya bisa bertemu ketika ada pertemuan mahasiswa baru atau main di rumah Win di malam hari. Jadi, kesempatan seperti ini akan mereka manfaatkan sebaik mungkin.
"Jane masih gangguin lo nggak?" tanya Kana yang sedang melahap mie ayam miliknya. Khao hanya menggeleng pelan.
"Baguslah..." balas Kana. "Tapi gue bingung deh kenapa sih orang-orang bisa terobsesi sama genk aneh sok kayak mereka, tuh?" tanya Kana lagi.
"Aneh sok gimana, sih? Mereka tuh keren tau!" seru Win mendebat Kana.
"Bri maksud lo, kan?" sahut Kana sambil menyenggol lengan Win yang sedang melahap soto ayam yang hampir masuk ke mulutnya, tapi berakhir tumpah ke meja makan.
"Ish, Kana!" omel Win. Kana menjulurkan lidahnya lalu diikuti tawa Khao.
"Ehh, guys. Di sini katanya ada baca tarot loh. Abis makan coba ke sana, yuk!" seru Win setelah melupakan keisengan Kana tadi.
"Ahh, kenapa sih lo masih percaya aja sama kayak gituan?" tukas Kana yang membuat Win lagi-lagi kesal.
"Gratis kok.. kalau bayar pun, gue bayarin deh..." bujuk Win ke arah Khao yang biasanya akan menuruti kemauannya itu, kecuali Kana.
Khao hanya mengangguk mengerti. "Yes!! Emang Khao doang sahabat gue," ujar Win lalu menjulurkan lidahnya ke arah Kana yang menatap sinis ke arahnya.
"Udah... habisin dulu makanannya..." ucap Khao lemas karena terlalu lelah untuk melerai para sahabatnya yang selalu berdebat tentang hal-hal kecil seperti itu.
...
"Mana baca tarot sih? Kok ini tulisannya 'cenayang'?" ujar Kana yang berdiri di depan sebuah booth bertuliskan 'See the Future lewat cenayang' bersama Win dan Khao.
"Ihh, Kana. Lo cerewet banget sih! Udah kita masuk aja dulu, kali aja beneran baca tarot," sahut Win lalu mendorong Kana masuk ke dalam booth terlebih dahulu.
"WELCOMEE!!" seru seorang wanita paruh baya yang mengejutkan ketiga anak itu. Mereka menatap lurus ke arah wanita dengan long dress hitam, rambut merah gimbal, kulit putih bak poselen, dan memakai banyak aksesoris hingga terdengar 'cliing' akibat dari benturan gelang-gelang di tangannya.
"Silakan duduk anak muda," ujar wanita itu lagi kepada Kana yang berdiri di depannya. Kana terlihat bingung, tapi Win memaksa Kana duduk di kursi yang berhadapan dengan peramal yang dibatasi oleh meja panjang di sana.
Dengan cepat peramal itu menarik tangan kanan Kana dan memerhatikannya beberapa saat. "Hmm, kamu orang yang keras kepala, tidak percaya kepada sembarang orang, selalu berjuang demi kebenaran, cinta kebebasan--"
"Kok bener, ya?" bisik Win kepada Khao yang masih berdiri di belakang Kana yang terlihat intens mendengarkan ucapan peramal wanita itu.
"Tapi, kamu belum pernah menemukan ketulusan cinta dari seseorang karena kamu masih memikirkan tentang apa yang kamu sukai.. pria... atau wanita..." sambung peramal wanita itu lagi. Tiba-tiba Kana menarik kasar tangannya itu dengan wajah tegang. Seolah ia terkejut, tapi menolak semua ucapan peramal wanita tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfiction- PODDKHAOTUNG AU - [ ON GOING ] - Bahasa Indonesia Khaotung akhirnya lulus dari SMA. Seperti murid lainnya, ia merayakan kelulusan dengan berpesta di bar dekat apartemennya. Namun ternyata ia tidak sengaja tidur bersama kating sekaligus bulan kampu...