part 2

1.1K 182 11
                                    

Khaotung berjalan sedikit tertatih mengingat ia hampir terpental keras tadi. Ketika berjalan menuju gedung utama, Khao teringat sebuah reka kejadian yang tidak ia ingat sebelumnya. Entah mengapa wajah seorang pria terlihat di bayangannya sebelum ia pingsan di toilet bar semalam. Ingatan apa ini? Apa ia benar-benar terbentur pintu lalu pingsan? Lalu bagaimana bisa ia berakhir tidur dengan orang asing? Apa wajah pria yang ia ingat barusan adalah pria yang tidur bersamanya?

"Khao... bisa-bisanya lo lupa ketemu dan tidur sama siapa!" Cibirnya kepada diri sendiri.

"Khao!" Panggil seseorang bukan lain Win bersama Kana. Mereka duduk di sebuah kursi panjang di koridor.

Sama seperti Khao, mereka mengenakan kemeja putih dan celana panjang hitam. Pertanda mereka juga akan ikut masa orientasi mahasiswa baru di kampus ini. Khao menghampiri mereka berdua.

"Kaki lo kenapa?" Tanya Win ketika Khao sampai di hadapannya lalu duduk juga di sana.

"Sshh--tadi keserempet motor."

"Ada-ada aja lo, mau ospek gini..." ujar Kana sambil menatap layar ponselnya.

"Yha, Kana. Emangnya gue mau keserempet? Itu motor tiba-tiba meluncur cepat dan gue nggak sempat notis."

"Uhm, ya, ya. Gue percaya," jawab Kana masih menatap layar ponselnya.

"Udah-udah nggak usah ribut. Lo mau ke uks dulu nggak? Cek sebentar, supaya tau lo bisa ikut ospek hari ini atau nggak..."

Khao hanya terdiam. Mempertimbangkan. Ia terlalu malas untuk mencari letak UKS. Lagi pula lukanya hanya luka ringan saja.

"Nggak usah, Win. Cuma luka ringan doang kok. Bisa gue tahan. Lagi pula hari ini cuma briefing singkat dari pihak kampus dan kating doang, kan?" ujar Khao diikut anggukan Win dan Kana.

"Yaudah, kalau gitu kita langsung ke auditorium aja. Kayaknya udah mau mulai."

Khao, Win, dan Kana pun pergi menuju auditorium. Ketiganya memutuskan untuk masuk di kampus yang sama. Meskipun mengambil fakultas dan jurusan yang berbeda. Mereka pikir akan lebih efisien dan mudah beradaptasi kalau mereka tetap satu kampus. Memudahkan mereka pula agar tidak kerepotan mencari teman baru.

...

Khao, Win, dan Kana duduk di auditorium seperti anak-anak lainnya. Satu per satu orang masuk ke dalam dengan seragam yang sama, mahasiswa baru. Lumayan banyak. Meskipun ini bukan kampus negeri, tapi mahasiswa baru yang masuk lumayan banyak.

Mereka pun menyadari ada beberapa senior dengan mengenakan almamater sebagai seragam hari itu. Khao mencari bagaimana rupa para senior di fakultasnya dengan mencari warna almamater di depan sana. Ternyata tidak begitu banyak. Mungkin karena mahasiswa fakultas musik tidak begitu tertarik dengan organisasi mahasiswa seperti ini. Tipikal mahasiswa musik kebanyakan pasti introvert atau kumpulan anak-anak orang kaya.

Ruangan ini mulai dipenuhi mahasiswa dengan almamater biru dan kuning. Biru teridentifikasi sebagai mahasiswa teknik. Sedangkan kuning adalah mahasiswa fisipol. Mereka semua terlihat menyeramkan. Atau Khao tahu itu hanya adlibs yang dilakukan seorang senior agar terlihat mengintimidasi.

Acara akhirnya dimulai.

Rektor sampai perwakilan dosen sudah menyampaikan pesan dan wejangan ke mahasiswa baru di sini. Lalu dimulai sesi para kating akan memberikan kata-kata. Meskipun Khao tahu isinya hanya penuh bualan.

Namun sesaat ketua acara naik ke panggung, Khao terkejut. Pria yang ia lihat tadi pagi. Si pengendara motor yang hampir menabraknya. Lalu... pria yang ada di toilet bar semalam? Khao bingung mengetahui bahwa gambaran wajah pria di toilet bar semalam menjadi jelas setelah melihat pria yang berdiri di atas panggung saat ini.

Lamunannya buyar ketika suara sorakan para perempuan memenuhi ruangan ini.

"Podd Suphakorn..." bisik Win kepada Khao.

"Uhm? Siapa, Win?"

"Itu. Yang berdiri di atas panggung namanya Podd Suphakorn."

"Kok lo tau namanya?"

"Dia temannya Bri..."

"Dia itu terkenal banget di kampus ini. Selain aktif di organisasi kampus, dia juga seorang bulan kampus," tambahnya.

"Hah? Bulan kampus? Alay banget," sambar Kana.

"Mana alay sih. Keren tau. Kata Bri, kalau mau jadi bulan kampus, lo harus populer, ganteng, berprestasi, dan at least smart dikit lha..."

"Terus itu orang udah ngapain aja sampai jadi bulan kampus?" ujar Kana dengan nada menantang.

"Dia aktif di organisasi, jadi kapten basket dan ikut turnamen sepak bola bareng Bri juga. Selain itu, dia sering ikut kompetisi sains, padahal dia mahasiswa teknik. Nilai akademiknya selalu A sempurna. Bri aja sampai bingung dia tiap hari makan apa..."

Khao hanya mendengarkan. Sedangkan Kana misuh-misuh mencaci seniornya itu.

"Terus si Bret satu genk sama itu orang?"

"Bisa dibilang gitu. Bri bilang dia, Podd, dan dua temannya yang lain disebut F4 kampus ini."

"Alay!" Cetus Kana.

"Kana..." rengek Win yang kesal.

Khao hanya tersenyum melihat tingkah kedua temannya itu.

F4? Bulan kampus? Khao tidak tertarik dengan title atau orang-orang itu. Meskipun kelihatannya menyenangkan bisa menjadi populer di kampus.

...

Halo halo! Part 2 akhirnya published! Siapa yang nungguin part selanjutnya? hehehe...

Anyways, kasih feedback kalian ya! Trus kasih support dengan follow dan vote AU ini juga AU yang lainnya ya...

Thank you for reading! :)


ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang