Kegiatan ospek hari ini sudah selesai. Seperti biasa, Khao akan pulang ke rumah dan mengerjakan tugas yang diberikan kating ospek buat dibawa esok hari. Meskipun cuma tiga hari, Khao merasa ospek seperti ini malah membuatnya kelelahan setengah mati. Mengingat ada kating yang mengerjainya seharian. Khao menghela napas panjang.
"Khao, gue mau ke supermarket dulu. Bunda minta tolong beliin sesuatu. Lo mau ikut atau langsung balik?" tanya Kana kepada Khao yang berjalan lesu.
Anak itu menggelengkan kepala. "Nggak, deh. Gue mau langsung balik aja. Capek banget, nih..."
"Jelas aja lo capek, orang dikerjai habis-habisan," imbuh Win.
Khao hanya menghela napas lagi. Kana menyikut lengan sahabatnya yang lain. Win. "Lo gimana? Mau ikut atau langsung balik?"
"Gue ada janji sama Bright," jawabnya. Kana berdecak sebal. Khao hanya terkekeh melihat dua sahabatnya itu.
Langkah mereka terhenti ketika di ujung koridor menuju parkiran terlihat dua kating yang sangat dikenali. Para mahasiswa yang melewati mereka memberi salam dengan penuh santun. Siapa lagi kalau bukan Podd dan Mew. Dua senior itu teelihat sedang berdiri sambil berbincang. Podd bersandar di tiang dengan memakai jaket denim khas-nya ketika ia akan naik motor. Sedangkan Mew terlihat melipat kedua tangannya di dada. Sangat mengintimidasi. Obrolan mereka terkesan sangat serius, tapi Podd menanggapi beberapa ucapan Mew dengan tawa. Begitupun sebaliknya. Semua orang yang melihat mereka pasti terpesona, tetapi tidak dengan Khao dan Kana yang mendengus sebal berbarengan. Membuat dua sahabat itu saling memandang. Membuat dua senior yang jaraknya tidak begitu jauh dari mereka menoleh.
"Yaudah gue balik ya," seru Kana setelah matanya bertabrakan dengan Mew.
Senior itu menatapnya dengan dalam. Namun tentu saja tidak digubris oleh Kana. Anak itu hanya berjalan tanpa melihat apalagi salam kepada dua senior itu. Membuat Mew instan kesal padanya. Ia pun menarik lengan Kana dengan kasar.
"Bukankah menyapa dan memberi salam kepada senior adalah basic dari sopan santun?" ujar Mew dengan nada datar, tapi tentu ada amarah di sana.
Kana memutar bola matanya. "Sopan santun my ass..."
Khaotung, Win, dan Podd yang mendengar ucapan Kana langsung terlihat panik. Terlebih ekspresi Mew sudah mengeras. Kana menghempaskan genggaman Mew lalu pergi begitu saja. Win berdeham untuk mengurangi intensitas kecanggungan di antara mereka.
"Huh, this is my first time seeing such as a rebel kid," tutur Mew lalu pergi dari hadapan mereka semua tanpa basa-basi.
Podd menoleh ke arah para juniornya. Namun tatapannya lekat tertuju pada Khaotung.
"Sawadee, phi. Phi liat Bright nggak?" tanya Win kepada Podd.
Pria yang di hadapannya itu menggelengkan kepala. "Kayaknya dia udah pulang daritadi."
"Ohh, yaudah. Khao, gue pulang duluan ya... byee! Bye phi Podd!" seru Win lalu berlari menghilang menuju pintu keluar fakultas.
Podd masih menatap Khao dalam-dalam. Bahkan ia tidak memedulikan sekitarnya. Seolah hanya ada mereka berdua saja. Membuat Khaotung merasa tidak nyaman.
"Gue kan bilang temui gue di depan aula. Gue nunggu di depan aula, tapi lo nggak muncul juga. Yaudah gue tunggu di sini. Lo lupa atau menghindari gue, shorty?" ujar Podd yang membuat Khao bete setengah mati.
Khao tidak mengerti mengapa Podd terus-terusan mengganggunya. Memang ia sudah berjanji akan menjadi budaknya selama seminggu, tapi apakah Podd belum puas setelah mengerjainya seharian ini? Khao tidak mengerti mengapa ada orang menyebalkan seperti Podd.
KAMU SEDANG MEMBACA
ACCIDENTALLY IN LOVE
Fanfic- PODDKHAOTUNG AU - [ ON GOING ] - Bahasa Indonesia Khaotung akhirnya lulus dari SMA. Seperti murid lainnya, ia merayakan kelulusan dengan berpesta di bar dekat apartemennya. Namun ternyata ia tidak sengaja tidur bersama kating sekaligus bulan kampu...