part 4

995 153 20
                                    

Keesokan harinya.

Masa orientasi hari pertama.

Seperti pada umumnya, masa orientasi di universitas tidak pernah menyenangkan, tetapi juga mengesankan. Sama hal-nya juga dengan masa orientasi hari pertama Khao. Di hari pertama, Khao sudah mendapatkan setumpuk tugas dari ketua acara alias Podd. Semua tugas itu dilakukan sendirian dan diumumkan di depan ratusan mahasiswa baru lainnya di lapangan.

"578! Khaotung!" Teriak Podd hampir setiap sepuluh menit hari itu.

Dengan langkah lemas, Khao berjalan menghampiri katingnya itu. Ia sudah kehilangan banyak energi mengingat sejak pagi buta, Podd sudah memberikan banyak tugas, seperti membawakan bekal sarapan secara mendadak, atau menyapu lapangan sebelum apel pagi.

Khao berdiri di hadapan Podd dan kating lainnya juga ratusan mahasiswa baru.

"Ikut gue," ujar Podd lalu berjalan meninggalkan lapangan diikuti langkah berat Khao di belakangnya. Beberapa anak terlihat berbisik-bisik melihat perilaku Podd kepada Khao. Tidak terkecuali Win dan Kana.

"Bukannya p'Podd kemarin ramah banget ya sama Khao?" bisik Win yang duduk di tanah bersama Kana di sampingnya.

Kana menggelengkan kepala. "Apa dia ribut sama senior itu?" balas Kana sedikit keras membuat beberapa kating menengok ke arahnya.

"579! 582! Berdiri!" seru salah seorang kating yang terlihat tinggi, tapi tidak setinggi Kana. Bahunya lebar, tubuhnya punya proposi yang bagus. Wajahnya sangat berkharisma. Namun yang membuat semua orang terpesona di sini adalah aura jenius dan dominannya. Membuat bulu halus berdesir ketika ia berjalan. Tatapannya tajam membalas tatapan menantang Kana.

"Kamu tau apa kesalahan kamu?" tanya dia dengan nada sangat tegas. Membuat Kana berhenti bernapas beberapa saat.

"Ngobrol saat yang lain diam memperhatikan mentor yang memberikan briefing itu sangat tidak mencerminkan sopan santun. Kamu tau itu?" ujarnya lagi.

"Siapa yang ngobrol, sih?" gumam Kana sekecil mungkin agar tidak terdengar. Sayangnya, itu masih terdengar.

"Saya minta maaf, phi!" seru Win lalu membungkukkan badan.

"Alright, 579 boleh duduk. 582, ikut saya," ucap senior itu lalu berjalan keluar barisan.

"Mew! Mau diapain itu anak?" tanya rekannya.

"Give him a lesson to be a good kid," jawabnya.

"Take it easy, ok, bro?"

"Yeah, sure..."

...

Podd menuntun Khao ke taman belakang gedung kampus. Area kampus terlihat sepi karena masa orientasi dimulai saat liburan semester. Mahasiswa yang datang hanya mereka yang ikut masa orientasi dan panitia.

Podd menghentikan langkahnya. Membuat anak laki-laki yang mengikutinya seperti anak anjing di belakangnya itu ikut berhenti. Khao menoleh ke arah Podd yang berdiri tegak di hadapannya.

"Let me ask you. Lo beneran nggak ingat apa yang terjadi?" tanya Podd yang membuat Khao mengerutkan keningnya.

"Ingat kejadian apa?" Khao bertanya balik. Podd menghela napas kesal. Ia mencoba menahan emosinya. Ia tidak mengerti mengapa Khao masih pura-pura tidak mengingat kejadian waktu itu.

"Are you serious!?" sentak Podd yang membuat Khao hampir loncat dari tempatnya. Khao masih menatapnya dengan mata besar ala puppy miliknya. Ia memang tidak mengerti dengan apa yang Podd sedang bicarakan.

Podd memijat pelipisnya. Lalu menghembuskan napas keras. "Okay. Kalau lo mau terus main kayak gini..." ujarnya membuat Khao semakin bingung.

"Push up 50 kali!" seru Podd sangat menyebalkan.

Khao mendengus sebal, alisnya tertaut ke atas, dan rahangnya mengatup keras. "Gue nggak mau."

"Ohh, yaudah. Gue tinggal laporin lo aja," ancam Podd lalu menyunggingkan senyuman kecil.

"Sat!" cicit Khao lalu ia berjongkok dan memposisikan dirinya bersiap untuk push up.

"Baru boleh mulai dan bergerak pakai hitungan dari gue," sambar Podd mengurungkan niat Khao untuk menghitung.

Khao mendengus kesal, tapi ia dengan begitu saja mengikuti perintah Podd.

Beberapa lama kemudian Khao telah menyelesaikan perintah Podd. Napasnya terengah-engah. Ia sangat kelelahan hingga duduk di tanah.

Podd melenggang pergi meninggalkan Khao yang masih duduk beristirahat. Tidak lama kemudian Podd datang membawa sebotol carbonate drink dan memberikannya kepada Khao.

"I don't know if you're so stupid or naive," ujar Podd sangat enteng sambil menyodorkan botol minuman itu yang tadi ditolak oleh Khao.

Khao mendongak sambil menunjukkan raut wajah kesalnya. Ia tahu, ia terlalu bodoh sampai mau menjadi budak Podd dalam seminggu.

Khao terlalu lelah untuk membalas ucapan Podd. Ia hanya meneguk habis minumannya lalu mengatur napasnya.

"Temui gue di depan aula setelah ospek hari ini selesai," ujar Podd lagi lalu ingin beranjak pergi namun Khao menahannya.

"Apa lagi, sih?" tanya Khao menunjuk apa yang Podd inginkan lagi setelah habis-habisan mengerjainya hari ini.

"Liat aja nanti. Pokoknya temui gue di depan aula," ucapnya lalu mengusap kepala Khao. 

Podd pergi begitu saja meninggalkan Khao yang masih terdiam memproses kejadian barusan.

...

Haaiiii!!!

Kayaknya udah lama nggak update AU ini. Karena author lagi produktif banget update semua AU di akun ini, jadi author sekalian update AU ini deh, hehehe..

Semoga masih ada yang baca dan nungguin kelanjutan AU ini, ya😊😊😊

Author Cha makin nggak sabar nungguin series PoddKhaotung meskipun masih lama banget hiks😢 tapi gapapa, author tetap nungguin kok😬😬😬

Jangan lupa buat kasih feedback, follow author, dan vote au ini, ya!

Sayang kalian semua!💙🤟

ACCIDENTALLY IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang