"Kak Ghita, bangun. Kaka blum makan dari siang kan?. Kita makan dlu yuk. Aku ngga mau makan kalo kaka ngga makan"
Ucapan Sherin sontak saja membuat Ghita Terbangun dan mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum iya tersadar dari tidurnya.Badannya lumayan sakit. Mungkin karna ia tidur dengan posisi duduk yang cukup lama.
"Iya Sayang, kamu duluan yah, nanti kaka nyusul. Klo kaka kelamaan kamu makan dluan aja sama yang lain""Oke ka, tapi jangan sampai ngga yah"
"Iya. sherinn"
Dan tidak lama kemudian sherinn keluar dari kamar ghita, meninggalkan kembali ghita sendiri.
Kemudian ia mengganti pakaian, mengingat ia belum ganti baju sejak pulang sekolah tadi.Selesai setelahnya, ia langsung turun dri kamarnya dan Hendak ke ruang makan.
Namun saat sampai sana, ternyata keluarganya sudah tidak ada, Mungkin sudah selesai. Terlihat dari piring yang menumpuk menjadi satu di atas meja.Ghita mengambil piring dan menyendok nasi dengan centong, ia tidak mengambil nasi terlalu banyak, mengingat bahwa ia harus buru buru makan sebelum ayah atau mamahnya melihatnya. Karna kalau sampai ketahuan, sudah dipastikan ia akan dimarahi kembali dengan alasan 'bisanya cuman makan, ngabisin duit orang tua, dan ngemaluin keluarga'
Walaupun kata-kata tersebut sudah sering ia dengar, namun tetap saja ia masi merasakan sakitnya bagaimana.Belum habis ia makan, Tiba-tiba sang ibu datang dan berbicara hal yang tidak enak untuk didengar
"Huhh... Anak perempuan yang satu ini, bisanya hanya makan, dan membuat masalah". Ucap nita sambil berjalan ke arah Kamar mandi.Benar saja apa yang dipikirkan Ghita. Pasti ibunya akan mengucapkan kata andalannya apabila ia makan diruang makan.
"Maaf mah.. "Lirihnya yang tidak didengar oleh sang ibu, bukan tak didengar, lebih tepatnya Pura-pura tak mendengar.Selesai makan, ghita merapikan bekas piring kotor dan gelas. Ia mencucinya sendiri dan menaruhnya kembali di tempatnya.
Meskipun makan kali ini cukup membuat ghita kembali mengingat masa lalunya. Masalalu yang membuat sang ibu sangat sangat membenci dirinya.Setelah selesai, ia kembali ke kamarnya untuk membersihkan diri. Dan setelah itu ia mengenakan pakaian tidurnya.
Memang seperti itu kebiasaan ghita dari dulu, ia akan langsung menggunakan pakaian tidur setelah mandi sore.****
Suara kokokan ayam bersaut satuan seperti pagi biasanya. Dan tepat jam 05.45 ghita segera mandi dan bersiap siap untuk pergi sekolah.
Ia sengaja berangkat lebih awal, mengingat bahwa jarak antara rumah ke sekolah nya lumayan jauh, sekitar 3 kilo meter.Kali ini, Ghita tidak diantarkan oleh supirnya, karna kemarin sang supir izin berhenti dengan alasan sang ibu di kampung yang sakit-sakitan.
Ghita tidak biasa Sarapan bersama keluarganya, ia lebih Memilih sarapan di kantin sekolah. Karna suasana keluarga akan berbeda jika ia ikut kumpul bersama dalam hal apapun.
"Mah, Pah, Kak, Ghita berangkat.
Assalamu'alaikum".
Tidak ada yang menjawab, kecuali sangat adik perempuannya.
"Waalaikumsalam kaka", Jawab Sherin.Ghita berjalan ke Halte bus dan duduk disana. Karna halte dan rumahnya tidak begitu jauh, hanya berjarak kira-kira 200m saja.
Setelah Bus datang, buru buru ia masuk dan duduk di kursi. Namun ia sempat terkejut karna tiba tiba ada seorang laki-laki yang duduk di dekatnya. Tapi biarkan sajalah, selama ia tidak mengganggu, toh tidak ada salahnya kan.
"Lo sekolah dimana?" Tanya laki-laki tersebut.
"Berasa nanya batu, Ck. " Sambungnya
"L-lo nanya gua? "
"Bukan, nanya kursi!" Jawab laki-laki itu."Gua sekolah di SMA Widjaya."
"Oh"
"Ih ga jelas banget jadi cowok! " Hujat Ghita dengan suara pelan. Namun ternyata si laki-laki tersebut masih mendengarnya."Gua masih bisa denger! "
"Oh" Ketus Ghita.
Setelah Bus sampai, Ghita segera turun. Belum sampai ia keluar, laki-laki itu kembali berkata
"Hati-hati"
Ucapnya sambil tersenyum.
Ghita tidak menghiraukan, ia segera turun dari Bus untuk Ke sekolahnya.
"Menarik". Ucap si lelaki kemudian keluar dari bus tersebut.Ghita berjalan di koridor sekolah dengan mengenakan earphone.
Brukk.
merasa bahunya di tubruk seseorang, Ghita menoleh, ternyata ada Metta bersama 3 antek anteknya, Ketua geng Bully yang hampir tiap hari tugasnya selalu membully Ghita.
ia sempat berfikir, mengapa Metta begitu membenci Ghita, padahal ia tidak tau sama sekali apa salahnya.
"Ehhh si Tukang caper udah dateng, tumben hari ini lo berangkat agak siangan, knpa? Abis ngeLonthe lu malemnya yah? Upsss! "
"Ehh iya, dapet berapa om om semalem? " Tambah Yuna, teman dekatnya Metta.
Ghita sudah tidak tahan lagi. Mengapa mreka selalu saja berbicara yang tidak pantas Jika di depan Ghita."Perhatian banget lu, sampe sampe merhatiin gua setiap hari berangkat jam berapa, padahal gua cmn telat 10 menit dari biasanya? Dan satu lagi, Lonthe ko teriak Lonthe. Ck. " Balasnya
Diam, seketika mreka semua terdiam.
Memang, tukang bully akan kalah jika Korban nya telah mebalikan umpatan Mreka.Ghita lebih memilih meninggalkan mreka bertiga dan pergi menuju kelasnya, ia tidak jadi ke kantin karna moodnya menjadi buruk.
"Udah berani ngelawan yah Si bocah cupu itu. Liat aja balesan dari gue" Ujar Metta, entah kali ini apalagi rencana yang mreka buat demi menjatuhkan nama baik Ghita.
"Gua setuju, gua juga udah muak banget sama sikap dia yang selalu caper ke Cowo cowo" Tambah Angelista.
"Tenang aja, gua punya rencana" Jawab Metta tersenyum sinis.
"Apa tuh?"
Ucap kedua temannya_____________
Halo geng. Maaf yah yah partt awal bakal nyalebih fokus ke ghita dlu, buat part selanjutnya bakal ketemu sama tmn tmn nya ghita.
Seeyou next part 👋👋
Jangan lupa vote and komennya 💋
KAMU SEDANG MEMBACA
GHITA (On Going)
RandomHampir semua orang didekatnya menjauhinya, hampir semua orang didekatnya memiliki dendam padanya. Keluarganya, bahkan orang yang ia sayangi sekalipun. Dion, Sahabat kecilnya meninggalkannya dengan segudang tanya. Kakaknya Membencinya karena kesala...