Jalang kecil

1.Nella

Aku adalah Nella Nabila Purnamasari, mamaku adalah seorang Ibu Rumah Tangga biasa, papaku adalah lelaki pekerja proyektor.

Aku berusia 17 tahun, badanku bisa di bilang gemuk di usiaku yang 17 tahun ini beratku sudah mencapai 65kg dan tinggi ku sekitar 167.
Aku adalah anak terakhir dari 3 bersaudara, abang ku yang pertama berusia 19 tahun dan yang ke dua berusia 18 tahun.

Aku tinggal di rumah Oma dan opaku, bisa di bilang rumah orang tua mamaku. Mungkin ada yang bingung, papaku pekerjaannya proyektor tapi kenapa masih numpang?

Aku akan memberikan jawabannya.

Papaku adalah anak seorang tentara berpangkat sersan mayor, ya tentara itu kakekku! Kakekku adalah manusia yang termasuk kejam ia mendidik semua anaknya dengan peraturan militer! Skip... Papaku 6 bersaudara, dan beliau adalah anak nomor 4. Waktu itu usia papaku 18 tahun, dan dia telah lulus SMA, ia ingin berkuliah tapi kakek melarang dengan alasan mereka tidak punya uang. Sedangkan abangnya papa yang masa itu sudah menjadi bintara Polisi di belikan motor oleh kakek! Semenjak itu papa pergi dari rumah dan berkuliah dengan uangnya sendiri. Dan semenjak itulah sifat idealisme nya tercipta.

Setelah lulus S1 Papaku menjadi sukses. Ia seorang pebisnis sukses dulunya, dia membangun semua perusahaannya dan mengembangkan itu sendirian tanpa bantuan orang sedikit pun. Ah Ralat! Omaku juga membantunya dulu ketika ia dulu masih masa membangun kariernya, ketika itu papa tidak punya uang untuk makan, oma dan opa selalu menampung papa dengan senang hati.

Setelah papaku sukses, opa meninggal. Saat itu papaku masih di batam mengurus perusahaannya disana.
Selang beberapa tahun, akhirnya papaku menikah dengan mamaku...

Lalu lahirlah abngku yang pertama, lalu yang kedua, lalu aku! Di tahun keempat pernikahan mereka.
Setelah aku berusia 5 tahun, papaku mengalami kebangkrutan akibat di tipu oleh salah satu Ketua Umum Partai! 200 Milyar di bawa lari oleh Ketum tak bertanggung jawab itu! Awalnya mamaku sudah memperingatkan papaku untuk tidak menandatangani surat kerja sama itu, tapi papaku adalah seorang idealisme orang seperti dia itu tidak bisa di atur-atur hidupnya!

Selama 2 tahun kami hidup dengan kesederhanaan untung aku dan abang-abangku bisa beradaptasi dengan mudah karena kami memang sudah di ajarkan untuk selalu hidup dengan kesederhanaan.

Saat aku berusia 8 tahun papaku di terima sebagai pegawai di salah satu Universitas tempat Papaku dulu berkuliah. Semenjak itu hidup kami mulai stabil dan berkecukupan. Tapi lagi-lagi sayang seribu sayang, ketika aku kelas 6 Sd papa memundurkan diri.

Yang aku dengar dari mama dan abngku yang pertama, papa memundurkan diri karena Rektor yang baru itu memiliki otak yang picik suka bermain licin istilahnya. Maka dari itu papaku memutuskan untuk memundurkan diri! Dia lebih memilih tidak makan dari pada berbuat curang kepada masyarakat.

Akhirnya kami kembali merasakan susahnya hidup. Papaku tidak bekerja dan kami bergantung kepada mama kembali, mama bekerja di kedai sayur. Dan hasil gaji mama di pakai buat makan saja. Uang sekolah dan kebutuhan sekolah lainnya? Itu semua di bayar oleh omaku! Ingat! Omaku! Gaji pensiunan tentara opa di pakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah kami. Sedangkan Nenekku dan kakekku perduli jika papaku banyak uang saja! Ciuh! Aku merasa jijik!

Setelah cukup lama kami menderita dengan ekonomi keluarga akhirnya papaku mendapatkan proyek, dan hasil proyek itu lumayan besar sekitar 17 juta, cukuplah untuk keluarga kami.

Semenjak itu papa bekerja sebagai proyektor, tapi itu takkan segampang yang kalian kira. Ingat lah bahwa papaku ini sangat idealis! Jadi apapun yang di nasehati oleh mama pasti tidak pernah di dengar olehnya, dan akhirnya ia di tipu lagi dan lagi trus seperti itu! Dan dia juga masih tidak mau mendengar setiap nasehat dari mama! Itu juga yang bikin kami kesal, selama ini kami sangat sangat ingin seperti teman-teman kami membeli ini dan itu! Tapi keluarga kami tidak termasuk mampu!