9. Ipa memang asik, Ips lebih menarik!

8.3K 169 40
                                    

Royland berbaring menyamping sambil menatap wajah damai Nella lekat-lekat, satu tangannya menangkup pipi Nella dan mengusapnya perlahan. Nella menggeliat dalam tidurnya, dan itu menjadi kesempatan bagi Roy untuk menyibakkan kaos oblong yang di kenakan Nella ke atas.

Roy melepaskan bra Nella yang agak ketat.
"Kenapa ketat sekali? Apa gak sesak?" Guman Roy bertanya-tanya sambil menyikap bra itu keatas, ketika sudah terlepas.

Bisa Roy lihat payudara Nella agak memar, dan kedua putingnya terlihat lecet. Roy mendekati kedua gundukan itu dan mengecup pelan luka yang terdapat di sana, ia lalu menjilat pelan puting susu yang sudah tegang. Perlahan tangan Roy memeluk pinggang Nella, sedangkan mulutnya melumat pelan puting susu Nella.

Roy mengelus punggung Nella dan memijit tengkuk wanita itu, entah kenapa ia sangat merasa bersalah karena telah memperlakukan wanita ini dengan sangat kasar, apalagi melihat wanita ini menangis seperti semalam membuat dada Roy terasa sesak sekali.

Ia menyusu di payudara Nella sambil satu tangannya mengelus pelan punggung telanjang wanita itu, Nella menggeliat ketika Roy menyentuh titik sensitifnya di punggung.

"Eunghh? Om ngapain?" Tanya Nella serak khas orang baru bangun tidur, Nella mengucek matanya sambil menunduk dan melihat Roy sedang menyusu di payudaranya lelaki itu mendongak lalu menatapnya seperti balita sedang ngedot.

Wajah Nella memerah seketika melihat itu, Roy melepaskan puting Nella dari mulutnya ia kembali menatap wajah Nella yang memerah karena malu.
"Berhenti memanggilku om! Aku tidak setua itu!" Kesal Roy.

"Em... Jadi Nella panggil apa? Masa kakek?" Tebak Nella dengan polosnya.

Roy menyentil kening Nella membuat korban penyentilan itu meringis sambil mengusap keningnya. "Memangnya wajah saya sudah setua itu apa!? Hahh.. Panggil aku tuan Roy!"

"Tuan Roy?"

"Iya Tuan Roy... Ah! Tidak ralat, panggil mas Roy saja" Ucap Roy sambil menampilkan smirk mesumnya.

Nella dengan polosnya mengangguk. "Oke Tuan Roy" Ujarnya.

"Kok tuan!?" Roy menyatukan kedua alisnya.

"Tadikan tuan bilang, 'Memangnya wajah saya sudah setua itu apa!? Hahh.. Panggil aku tuan Roy!' begitu" Ucap Nella sambil menirukan suara Roy.

Roy menepuk wajahnya, wanita satu ini benar-benar menguji kesabarannya. "Tadikan saya sudah Ralat! Panggil Mas Roy! " Ujar Roy penuh penekanan.

"Heee~ Nella tadi gak dengar, sorry kalo begitu." Ujar Nella sambil cekikikan.

Roy menaikkan satu alisnya, kenapa dia malah tertawa? Pikirnya heran.

"Om— eh maksudnya tuan.. Eh!?"

"M.a.s R.o.y! Mas-Roy!" Eja Royland.

"Nah itu, Mas Roy! Kok bisa naikkin satu alis gitu? Gimana caranya?" Tanya Nella sambil berusaha menaikkan satu alisnya tapi malah kedua alisnya yang terangkat.

"Begini?" Roy kembali menaikkan satu alisnya, dan Nella berusaha menirukannya dengan bantuan tangan.

Roy memperhatikan Nella yang masih melatih menaikkan satu alisnya, kedua tangan pria itu menaikkan selimut menutupi perut Nella sampai ke dada, mengingat Roy tadi menyikap baju itu keatas.

"Kamu curang, jangan pakai tangan dong" Ujar Roy seraya menahan tangan Nella yang sedang menahan alisnya yang satu agar tak ikut terangkat.

"Ih... Gak bisa... Gimana sih caranya?" Tanya Nella kesal.

"Udah gak usah di coba-coba...
Hanya orang terpelajar yang bisa melakukannya" Ujar Roy

"Eh! Nella terpelajar ya!" Ucap Nella tak terima dengan ucapan Roy barusan.

Jalang kecil Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang