✨Linmo✨

581 62 14
                                    

#day1
#hidu

*Hidu/menghidu (meng.hi.du), mencium (bau); membaui ;
Penghidu, alat untuk mencium (bau)

.
.
.

Kamar itu sungguh berantakan. Banyak kertas berserakan, guling sudah tergeletak asal di lantai bahkan banyak action figure yang sudah tidak di lemari khususnya. Terlihat seakan sesaat yang lalu baru saja terjadi gempa bumi. Tapi bukan, karena empunya kini sedang duduk diatas kasur dan sibuk dengan benda pipih di tangannya.

Linmo membekap mulutnya sendiri. Ia hampir tidak bisa menahan teriakannya sendiri setiap kali kamera menyorot ke arah idol favoritnya yang kini menunjukkan wajah tampannya di layar yang sedang Linmo pandangi.

Entah sudah berapa lama ia menatap benda pipih di hadapannya itu dengan posisi duduk bersila dengan bantal di pangkuannya yang mana siku tangannya tertopang di situ sambil memegang handphonenya. Sungguh posisi yang sangat nyaman bagi seorang Huang Qilin.

"Momo, makanan malam sudah siap." Suara teriakan ibunya yang dari lantai bawah terdengar jelas di telinga Linmo namun ia tidak mengindahkan panggilan ibunya itu.

Mata Linmo tetap tidak bisa berpaling dari layar hp nya padahal kini penghidunya sudah menghidu aroma makanan kesukaannya.

"AK!!!" Kali ini Linmo tidak bisa menahan teriakannya lagi disaat orang yang di dalam layar handphonenya mulai bernyanyi bahkan rap yang membuat jiwa fanboy Linmo meronta. Detak jantungnya berdetak tidak karuan melihat penampilan luar biasa baginya itu.

(AK dibaca Ei Kei. Sama seperti baca hurufnya dalam bahasa Inggris.)

"LINMO! TURUN SEKARANG JUGA!" Teriakan ibunya semakin menggelegar ke seluruh rumah bahkan mungkin tetangga juga bisa mendengar teriakan nyonya Huang itu.

"Sabar, Ma. AK masih perform nih!" balas Linmo sedikit berteriak namun matanya tetap tidak teralihkan. Gerakan demi gerakan ia perhatikan dengan baik-baik bahkan ia juga memperhatikan dengan baik setiap tarikan napas bahkan kedipan mata khas seorang AK Liu Zhang yang ia kagumi itu.

Brakk

Linmo hampir melompat dari tempat tidurnya disaat ibunya membuka pintu kamarnya dengan sangat kuat hingga beberapa figurenya yang berdiri di meja dekat pintunya kini terjatuh.

"MAMA HAMPIR MUAK DENGANMU DAN TINGKAH FANBOYMU, LINMO!" Linmo hampir saja ia melempar handphonenya karena teriakan ibunya yang mendadak dan tanpa aba-aba.

Nyonya Huang yang baru masuk itu langsung terkejut karena di suguhkan pemandangan yang sangat tidak biasa di kamar itu.

"Ada apa ini? Kok semuanya bisa berantakan gini, Mo?" tanya ibunya.

"Tadi Momo lupa dimana menaruh poster AK yang kemarin baru saja datang, tapi sudah ketemu kok." balas Linmo dengan jari telunjuknya menunjuk ke arah dinding diatas nakas disamping pintu kamarnya.

Nyonya Huang hanya bisa menggeleng maklum melihat anak semata wayangnya itu. Bukan Linmo namanya jika tidak menggilai seorang rapper bernama Liu Zhang itu.

Ia tidak pernah memaksakan anaknya itu untuk berhenti mengidolakan seseorang karena terkadang idol-idol itulah yang memotifasi anaknya untuk melakukan sesuatu yang kurang ia kuasai dan terus bekerja keras.

"Apakah live konsernya sudah selesai?"

"Sebentar lagi. AK sedang melakukan wawancara disini." balas Linmo namun masih enggan mengalihkan pandangannya.

"Menontonnya sambil jalan ke ruang makan yuk."

Linmo mengangguk lalu melangkahkan kakinya turun dari tempat tidurnya mengekori ibunya yang berjalan lebih dulu di hadapannya.

Fanboy || AKZMO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang