✨Past✨

192 34 1
                                    

#day10
#buhul

bu·hul n simpul pd tali; ikatan (pd dasi); -- mati simpul mati;

.

.

.

AK tidak memperdulikan apapun lagi, pikirannya sudah menggila karena perkataan Oscar yang tepat mengenai sasaran. Ia terus menekan pedal gas mobil dan terus menambah kecepatannya.

AK melajukan mobilnya dengan cepat sampai orang yang duduk dibangku penumpang disampingnya ketakutan sambil memegang erat dasi yang terbuhul di kerahnya.

"AK!" Linmo merasa hidupnya bakal berakhir mati bersama dengan idolanya itu dalam kecelakaan mobil. Laju mobil itu terlalu cepat walaupun mereka berada di jalan yang lumayan sepi.

Tepat setelah AK sedikit berdebat dengan Oscar, AK meminjam kunci mobil pribadi Yu Yang dan menarik paksa Linmo untuk keluar dari ruangan itu. AK terus menariknya ke parkiran dan masuk ke dalam mobil yang mana mobil itu yang sedang dikendarai AK dengan gila saat ini.

Sebenarnya Linmo mendengar semua perdebatan antara AK dengan Oscar tapi ia benar-benar tidak mengerti apa yang mereka debatkan.

Linmo menutup matanya erat, dia tidak ingin mati sekarang tapi dia juga berpikir mati bersama idola favoritnya adalah ide yang lumayan bagus.

"AK, AKU BELUM MAU MATI!" Linmo berteriak sekencang-kencangnya agar bisa menyadarkan AK dari rasa kesalnya. Tapi itu hal yang sia-sia, memang AK tidak berniat untuk menghentikan mobil yang ia kendarai sebelum sampai ke tujuan.

"AK!" Linmo memberanikan diri memegang tangan kiri AK yang berada diatas tuas persneling guna untuk membuatnya berhenti. Beruntung saja AK seketika langsung memperlambat laju mobilnya hingga sampai ke 50 km/jam saja.

AK melihat bergantian kearah jalanan didepannya, Linmo yang masih sedikit ketakutan dan tangan kirinya yang mana tangan Linmo masih melekat nyaman diatasnya.

"Maaf, Mo. Kau ketakutan?" tanya AK hati-hati. Ia sesaat lupa akan Linmo yang berada disampingnya.

"Sedikit." ucap Linmo lalu melepaskan tangannya perlahan dari tangan AK. Ada rasa kecewa sedikit dihati AK saat Linmo melepaskan tangannya itu dan membuhul kembali dasinya yang sudah tidak berbentuk. Ingin rasanya ia mengambil tangan hangat nan halus milik Linmo itu tapi ia tidak bisa karena mereka hanyalah teman semata.

AK semakin memperlambat laju mobilnya dan memparkirkan mobil berwarna hitam itu disalah satu tempat yang sangat familiar bagi Linmo.

"Kenapa kita berhenti disini, AK?" Tentu saja Linmo sedikit terkejut karena tempat itu adalah Tiger Hill, tempat yang mana ada ingatan yang ingin ia lupakan.

Beberapa tahun lalu ia pernah tersesat saat study tour dari sekolahan mereka. Bahkan tidak ada yang menyadari dirinya menghilang dan meninggalkan Linmo satu malaman di situ.

"Turunlah" AK tidak menjawab pertanyaan Linmo dan hanya menyuruhnya untuk turun. Sebelum turun, Linmo tidak lupa menggunakan masker dan topi yang sebelumnya diberikan oleh AK.

AK kali ini tidak menarik tangannya sekarang ia hanya berjalan beriringan dengan Linmo tanpa mengetahui arah yang merek tuju.

"Apa kau ingat saat kita pertama kali bertemu disini?" Linmo menatap bingung ke arah AK. Dia sama sekali tidak pernah bertemu dengan AK kecuali saat di akademi karena biasanya ia hanya memperhatikan rapper kesayangannya itu lewat dari layar saja.

"Seingatku kita hanya bertemu sewaktu di akademi beberapa minggu yang lalu." ucap Linmo apa adanya sambil melangkahkan kakinya ragu dijalanan berbatu itu.

Fanboy || AKZMO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang