#day13
#melaungmelaung [me·la·ung] menyeru dengan suara kuat dan nyaring; berteriak kuat-kuat.
.
.
.
Zhang Jiayuan POV
Ini hari minggu yang menenangkan jika saja bebek buruk rupa yang sok keren di depanku ini tidak menelponku pagi-pagi sekali dan mengajak bertemu di taman kota. Padahal masalah dengannya belum lagi selesai, kini ia sudah berani menunjukkan wajahnya setelah 2 hari menghilang dan membuat Linmo sepenuhnya tidak menghiraukan kehadirannya.
Sebenarnya aku tidak benar-benar benci dengan orang yang ada di depanku ini, hanya saja sikapnya selalu membuat darahku mendidih setiap kali melihatnya bersama pujaan hatiku, Linmo.
"Jadi apa alasanmu menghubungiku?" Tanyaku dengan perasaan jengkel, bagaimana bisa bebek jelek ini terlihat sangat segar dengan setelan pakaian yang trendi dan topinya yang menjadi ciri khasnya, tidak seperti aku yang terlihat seperti orang yang kurang tidur, yah memang seharusnya aku tidur lebih lama lagi di hari minggu ini.
"Pertama-tama aku ingin minta maaf karena masalah beberapa hari yang lalu." ucap AK yang ekspresinya seakan ia tidak tulus mengatakannya kepadaku. Ingin rasanya aku meninju wajah tampan - maksudku wajah buruk rupanya.
Syukurlah cuaca hari ini terasa sangat sejuk namun cerah disaat yang bersamaan dan membuatku sedikit ingin berterimakasih kepada AK yang sudah membangunkanku.
Sebenarnya aku tidak terlalu perduli dengan masalah yang lalu, toh aku sudah memaafkannya sedari awal.
"Oke, aku maafkan. Tapi pasti kau ada maksud lain selain minta maaf karena sampai-sampai ingin ketemuan seperti ini." Terlihat senyum yang terbentuk di bibir AK. Bukankah aku terlalu hebat karena bisa membaca pikiran AK sang rapper terbaik ini? Sesekali aku ingin bersombong kepada diriku sendiri walaupun tidak ada gunanya.
"Aku ingin kau memberiku kesempatan, ehm... Samyan? Samyang?"
"Jiayuan! Zhang Jiayuan."
"Ah iya aku lupa, Zhang Jiayuan. Aku, mohon beri aku kesempatan." Aku memutar bola mataku mendengar kata-katanya. Bisa-bisanya ia berkata seperti itu padahal aku juga sama sekali tidak punya kesempatan. Tapi sepertinya lucu juga mengerjain Liu Zhang.
"Linmo hanya milikku, kau tidak akan ada kesempatan sama sekali" ucapku.
Dia mengatur letak topinya, "Aku mohon, Jiayuan."
Sial! Apa dia benar-benar selalu menanggapi segala hal dengan serius?
"Aku tidak punya kesempatan lagi. Jika kau ingin mengambilnya, ambillah. Tapi aku tidak akan membiarkanmu menganggap segala hal yang terjadi di masa lampau itu hanya kebetulan saja." Aku harus memberitahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fanboy || AKZMO Fanfiction
FanfictionBxb alert ❗❗❗ Linmo dikenal sebagai cowok manis dikampusnya. Banyak wanita yang tergila-gila dengannya. Tapi siapa sangka dibalik itu semua ternyata Linmo seorang fanboy sejati?! Sebelumnya tidak pernah terlintas sedikitpun dipikiran Linmo untuk ber...