5. Menuju Halal

1 1 0
                                    

...
"Beneran umi' acaranya yang sederhana saja. Yang penting semua keundang. Halaman depan rumah ayah juga Alhamdulillah lebar. Tetangga-tetangga juga sudah menawarkan rumahnya untuk ditempati tamu kalau tidak nyukup."

...

"Terserah saja umi, yang tidak memberatkan kang Azam, dan tidak merendahkan Maula sebagai seorang wanita."
...

"Maturnuwun umi, assalamualaikum"
....

Kututup telfon ku dengan umi kang Azam. Padahal sudah h-3 acara pernikahan ku dengan kang Azam, namun umi tak menyerah merayuku agar mau acara resepsi di adakan di gedung, manggil catering, dan pakai wo yang bagus. Tapi aku selalu menolaknya dengan halus. Toh nanti tamu dari pihak kang Azam tidak banyak, nunggu acara balik kloso sekalian nanti syukuran dengan anak pondok. Menurutku lebih Rahat catering dari masakan khas tangan keluarga. Lebih membahagiakan untuk dapat berkumpul lebih lama. Dan pasti dengan resep turun temurun. Rumah sudah pasti ruwet, mereka sibuk membantu sana sini, dll.

Sekarang dan h-1 nanti aku akan dilulur. Enak, benar-benar enak, aku rileks sekali. Aku memang sudah selesai KKN dan PPL. Tinggal bimbingan, tapi tenang saja aku sudah mengabari dosbingku agar tidak menagih refisianku 2 Minggu ini, karena aku tidak ingin acara bahagiaku sekali seumur hidup terganggu oleh revisi.

Lumayan banyak sih kayaknya yang aku undang, mulai dari teman ngaji, teman MI sampai MAS, teman kuliah, teman organisasi desa dan kampus, teman, dan tentunya sahabat haha hihi ku, dan masih banyak tamu dari teman ayah dan ibu. Dan kujadikan dalam satu waktu. Seabrek nggak tuh? Walah. Belum lagi rombongan keluarga besar calon suamiku

Kalau ditanya sudah cinta belum dengan calon ku itu? Jawabnya belum. Lah aku minus dibidang cinta. Tau tau dijodohin aja. Dan pintarnya lagi aku menerima.

Kalau kalian kata aku menang banyak, ya sudah pasti. Tapi sebisa mungkin aku tetap akan berusaha menjadi yang terbaik versi aku untuk suamiku nantinya.

Aku melakukan sedikit perawatan kulit, agar tampak lebih menarik menyambut calon suami. Ga apa lah, kapan lagi aku memikirkan penampilan ku? Sesekali lah.

######

Semangat ngabdi

U.Rohimah
Lintang kecil kita sudah mau jadi istri seorang Gus.
Sendiko dawuh Ning...

U.Zainab
Wah iya ya mba Imah, selamat ibadah sepanjang masa nduk maul

Mba Rani
Kayak kasih ibu dong dzah Zain, sepanjang masa wkwk

Pondok new
Huwaaaa baru kemaren loh, nduk la sama Rani, MB khal, mba rida dll menyambut tamu istimewa, ternyata rombongan tamu juga bawah jodoh dia. Huwaaa kebalap nduk la.
By : Rani cuantik

U.Rohimah
Walah Yo, kita geger sendiri. Calon manten dimana?

Ay ay captain
Bagaimana? ada apa? Mengapa? Bidadari²ku?
Wkwkwk, punten masih luluran.

Pondok old
Terhura sama Maula, kenapa gak cerita? Pokok nanti kalau ketemu kita tagih cerita
By: Rida, khalimah, Rina dan seluruh penghuni kamar B1 yang seangkatan

U. Kuh
Alhamdulillah yang dari awal ngaji duduk di depan, udah mau jadi istri
Yang Sholihah ya nduk, madrasah pertama seorang anak ada di ibunya. Surga istri ada di ridho suami

Aaaaaaaa ustadzah pengen nangis
Peluk jauh
Pandonganipun sedanten bidadari²kuh

Pondok new
Wah itu loh wejangan spesial dari ustadzah, saksi mata mengaji di pesantren.

Mba Rani
Duh terhura. Pengen peluk manten nya sekarang. Biar ketularan
Eh tapi Maula kok tetep bar-bar ya maul? Udah mau jadi istri Gus loh

U.Rohimah
Iya kok kamu bar² nya masih utuh si maul?
Kalem dikit, feminim dikit dong ya. Kan mau dipanggil Ning bentar lagi

Ih apaan sih
Kalau aku kalem gaasik yakin sumprit demi diamond silver harganya setara dengan emas asli gaada istilah kalem itu asyik.
Lagian belum juga jadi istri
Astaghfirullah jadi pengen peluk...
Aku tetep Maula yang kalian kenal ya sampai kapanpun.

U.Zainab
Luv nduk

Luv
Luv

###
Dan kira² hampir semua grup haha hihi berisi demikian. Selebihnya aku tinggalkan hp ku dan tidur selagi diluluri.


H-2
Tamu ibu satu persatu datang. Aku mau bantu-bantu yang lain bingung, mau bantuin apa? Mau bantuin katanya suruh istirahat saja, suruh maskeran dll. Ah sungguh aku tak munafik ini enak sekali. Biasanya aku disuruh² ini itu, sekarang disuruh santuy-santuy ah enak sekali.

Aku buka laptop ku di ruang tamu, karena kamarku sedang dihias ala kamar-kamar pengantin. gaun yang akan kugunakan sudah didatangkan kemari, 3 gaun untuk 2 acara yaitu 1 untuk akad dan 2 gaun untuk resepsi. Melihat gaunnya aku sedikit senang, tapi takut juga si sebenarnya. Ih belum pernah kebayang sebelumnya akan menikah secepat ini. Eh walaupun aku sudah semester 7 umurku baru 21 tahun loh ya.

Membayangkan aku memakai gaun dengan make up ala ala pengantin rasanya deg-deg an. Tapi aku sedikit senang sih, karena aku suka make up, yah walaupun jarang pake make up kalau kemana-mana paling di dalam kamar pas ayah ibu pergi. Lalu hapus langsung ketika mendengar deru motor masuk rumah. Wkwk aku kurang PD jika ber make up lalu keluar, jadi selalunya hanya bedak tabur sejuta umat ma*ks dan sedikit pewarna bibir yang glossy Karena bibirku kering.

Di ruang tamu yang sekarang dipenuhi oleh sepupu dan anak-anaknya aku bergabung ditengah mereka sambil berkencan dengan laptopku, mengerjakan cicilan revisiku. Mumpung masih sempet kenapa enggak? Prinsipku. Lagian aku mau istirahat juga gak bisa. Aku tipe orang yang teratur dalam hal istirahat, meski sangat amburadul dalam jadwal makan.

"Nty onty, kok belajar sih?" Kata Raka, Raka adalah anak dari mba sepupuku. Umurnya baru 2 tahun. Raka ini dekat sekali dengan aku, karena dari bayi secara tidak langsung aku ikut merawatnya ketika mba sepupu ku sedang kerepotan hendak pergi ke pasar untuk belanja atau kemanapun tempat yang tidak higenis menurutnya.

"Iya sayang, sebentar aja kok. Mumpung sempet" jawabku sembari mencubit pipi gembul Raka

"Tante ini, katanya mau nikah, masih aja nugas. Ndak pengen me time gitu sebelum nikah." Celetuk Nana anak dari mba sepupuku yang lain. Umurnya selisih 6 tahun dengan ku, seumur dengan Ari adiku.

"Lebay tauk" jawabku

"Tante kalian itu, Gatau waktu kerjaan nya belajar, jalan-jalan, rapat, kejar karir udah itu Mulu. Entahlah berkah dari semua nya hingga ada anak kyai yang mau menikahinya" itu ucap bibi ku.

Allah Robbi salahkah aku seperti ini? Me time yang dikatakan Nana sebenarnya sudah aku lakukan, aku bukan tipe menye Nye lebay, memuaskan diri di dunia organisasi, karir, dan pendidikan adalah bentuk me time ku sebelum aku menikah. Memang agak gak masuk akal sih. Tapi ya memang aku dari dulu punya prinsip puaskan masa muda mu, selagi belum menikah dengan hal-hal yang membuatku senang, yang dapat mengupgrade diriku. Toh jadi siapapun nantinya aku jadi istri siapapun nantinya aku juga ingin bisa mandiri. Sekalipun tidak diizinkan aku tidak akan melanggarnya karena aku sudah puas sebelumnya dengan duniaku, dan setelah menikah nanti aktivitasku terbatas aku tidak masalah, berarti giliran ku untuk fokus dengan dunia baruku.

"Nty bubu, Bunbun agi acak" ucap Raka, sambil menoel Noel tanganku, agar segera mengakhiri kegiatan ku dengan laptopku.

"Huft ayo sayang, tapi dikamar onty ris ya" ucapku

Ia mengangguk girang.

MAHA SANTRITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang