part 19

241 24 3
                                    

akhirnya lepas juga dari nyamuk nyebelin, kata gilang saat dirinya dan abel sudah jauh dari febby dan fiki.

heh, adek sendiri di bilang nyamuk, protes abel sambil tertawa.

Gilang hanya tertawa. Sebenarnya ia binggung untuk memulai percakapan dengan abel. Pikiran dan hati nya tidak karuan.

hmm,bel, febby gak bandel kan? Gak nyusahin kan? tanya gilang. Yap ia tak tau harus bicara tentang apa kepada abel. Jadilah adiknya yang menyebalkan itu di jadikan bahan obrolan.

enggak, febby nurut kok. Kalo di suruh tidur ya tidur, kalo di ajak ngobrol asik. Ada lah ngeselinnya dikit tapi gapapa kok Namanya juga remaja. Kita nya aja yang harus pinter pinter menghadapi dia. Jelas abel.

Gilang yang mendengar jawaban abel terkesima. Ia kira abel hanya akan menjawab dirinya singkat saja, terlebih lagi abel bisa mengerti febby. Jujur, banyak perempuan yang pernah dekat dengan gilang. Tapi adiknya selalu bilang ia tak suka dengan perempuan itu karena berbagai alasan. Tapi dengan abel, febby bisa bersikap sangat manis. Abel juga memperlakukan febby seperti adiknya sendiri. Hati gilang merasa tenang. Sekarang bukan hanya dirinya yang nyaman dengan abel, adiknya juga.

bagus lah kalo dia nurut. Anak itu suka nyebelin soalnya,

Mereka terus berjalan dan akhirnya mereka telah mengelilingi kebun raya.

jalan jalan ke tempat lain aja yuk bel, ajak gilang.

loh, febby sama fiki gimana? Masa di tinggal

udah biarin aja. Udah gede kok mereka. Bisa pulang sendiri. Aku kabarin Fiki aja. Kalo chat febby bisa tahun depan di baca nya. Kata gilang sambil mengeluarkan handphone dan menuliskan pesan untuk fiki.

Udah, aku udah chat fiki. Yuk bel. Ke pantai aja kita, liat sunset. Kata gilang menarik abel keluar dari kebun raya. Sepanjang jalan keluar sampai naik ke taksi online, baik gilang maupun abel tidak ada yang sadar kalau tangan mereka terus bergandeng.

gilang, ini mau ke pantai mana? tanya abel.

pantai terdekat. Jawab gilang singkat. Entah mengapa jangtungnya semakin berdebar saat duduk dekat abel. Tanpa gilang tahu, abel pun merasakan hal yang sama.

Mereka telah sampai di pantai. Semburat jingga mulai terlihat.

bel aku mau ngomong.

ngomong aja lang. disini gak ada peraturan gak boleh ngomong. Ucap abel santai.

Gilang pun perlahan memegang tangan Abel. Abel sedikit terkejut, tapi beruaha untuk bersikap tenang. Jantung mereka mulai tak bertdetak normal. Lebih cepat dari biasanya.

Mereka terlalu fokus berdua, sehingga tidak sadar ada 2 manusia lain yang melihat mereka.

Gilang menghela nafas untuk menenangkan diri.

abel, will you be my tinkerbell? tanya gilang.

Abel yang mendengar itu terkejut.

ini serius gilang nembak gue? tanya abel dalam hati kepada dirinya sendiri.

Melihat abel yang diam tanpa memberikan jawaban, gilang menghela nafas,

apa gue kecepetan ya nembak dia nya. Tanya gilang dalam hati.

bel panggil gilang lembut.

Abel tersadar dan spontan bertanya kepada gilang.

ini kamu seriusan nembak aku lang?

iya bel. Kamu mau gak?

Abel tersenyum.

aku gak punya alasan buat nolak kamu, lang.. jawab abel.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 18, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Sekedar Chemistry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang