part 15

261 25 5
                                    

“Kok bisa ya, Bel, mereka yang pas berangkat diem-dieman, sekarang kompak banget ilangnya.”, kata Yupur curiga.
“Jangan-jangan…”, kata Abel dan Yupur barengan seolah-olah pikiran mereka sama.
---
“OH IYA YA! KAN MEREKA LAGI BISU BERSAMA!”, Febby yang sudah diposisi tiduran duduk kembali.
“Ini anak, udah merem aja masih sempet-sempetnya nguping.”, ucap Yupur kesal karena terkejut.
“Kalian apaan si ribut amat?”, ucap Irma yang terbangun karena mereka terlalu ribut.
“Anu.. Annisa ilang gak tahu kemana.”, jelas Yupur.
“Oh iya, sorry aku lupa bilang, tadi Annisa bilang ke aku mau keluar bentar, suntuk katanya disini.”, mendengar ucapan Irma, Febby hanya bisa tepuk jidat lalu kembali tiduran.
“Sama bang Shandy, kan?”, tanya Abel kemudian.
“Eng.. engga sih, dia sendiri tadi. Lagian kan mereka lagi—“
“Tapi tadi—“
“Bisu bersama!”, ucap Febby memotong ucapan Irma dan juga Yupur yang berusaha menjelaskan bahwa tadi Annisa bilang ia bersama Shandy.
“Apasi, Feb. Udah tidur sana! Nanti aku laporin Gilang loh.”, ucap Yupur.
“Iya iya..”, ucap Febby akhirnya.
---
“Kalian ada apaan si, heboh amat?”, ucap Farhan yang baru selesai mandi seraya mengeringkan rambutnya dengan handuk.
“Itu, Shandy ilang. Terus ternyata Annisa ilang juga gak tahu kemana.”, jelas Gilang.
“Oh itu, Shandy ilang tuh karena nyari Annisa yang ilang. Panik tuh anak si Annisa gak bisa dia hubungin. Jadi dia izin ke gua tadi. Dapet info terakhir dari Zweitson sama Angel tadi, gak tahu gua lupa dimana, terus dia langsung cabut.”, jelas Farhan pada akhirnya.
“Oalah, bikin panik aja, elu juga pake gak bilang.”, ujar Fenly nimbrung.
“Ya maap lupa. Gua kan langsung mandi tadi.”, jelas Farhan meminta maaf. “Btw, pada laper gak? Shandy ninggalin nasi goreng tuh, gak jadi makan dia. Yang mau diajak makan ilang.”, ucap Farhan lagi.
Seketika Gilang dan Fenly malah tertawa mendengar pernyataan Farhan.
---
Mata Shandy menjelajah tempat yang dikatakan Zweitson tadi, berharap pandangannya menemukan orang yang sudah ia cari-cari sejak tadi. Tak lama, pandangannya berubah fokus pada satu titik. Ia melihat Annisa sedang duduk tanpa alas diatas pasir pantai. Tanpa menunggu lama, ia pun segera menghampiri gadis itu.
“Hi, boleh duduk disamping kamu gak?”, tanya Shandy yang membuat Annisa tersentak karena tidak menyadari kehadirannya.
Annisa pun reflek mendongak untuk melihat siapa yang datang, walaupun ia sudah yakin siapa yang ada disampingnya. Ia pun mengalihkan pandangannya kembali ke arah laut tanpa sepatah kata pun. Shandy yang tidak menerima balasan apapun akhirnya duduk juga. Seketika keheningan terasa lebih pekat dibanding saat sendirian.
“Aku mau minta maaf.”, Shandy pun akhirnya membuka percakapan. “Maaf udah buat kamu ngerasa kayak gini. Siapa juga yang mau diem-dieman gini sama kamu. Tapi.. ya mau gimana lagi.”, lanjutnya.
Annisa pun akhirnya memandang Shandy tak mengerti. Ia sangat bingung dengan lelaki disebelahnya ini. Sampai-sampai ia tak dapat berkata-kata. Ia hanya ingin membiarkan Shandy berbicara. Menjelaskan apa yang terjadi, karena ia sungguh butuh penjelasan. Menyadari Annisa tidak meresponnya, Shandy pun melanjutkan lagi perkataannya.
“Aku anu..”, Shandy merasa semakin tegang dengan tatapan lekat Annisa padanya. Ia jadi seperti terhipnotis sendiri.
“Anu.. cuma mau bilang..”, ia masih tidak bisa menemukan kata yang tepat untuk diungkapkan. Pun Annisa tidak membalas ucapannya sama sekali. Ia jadi semakin bingung.
Ia pun membersihkan kerongkongannya lalu berkata, “Aku suka kamu.”, ucapnya tegas. Ia sendiri tidak menyangka akan mengatakan hal itu. Ia juga menyadari perubahan mimik wajah gadis itu. Tapi Annisa masih diam.
“Yang ingin aku tanyakan adalah.. well, sebenernya aku pengen tahu, kalo perasaan kamu gimana ke aku?”, tanya Shandy memberanikan diri, karena ia merasa kenal betul dengan Annisa dan sudah terbayang diotaknya akan seperti apa reaksi gadis itu.
Annisa tersentak oleh pertanyaan tersebut, ia pun diam sejenak sampai akhirnya memberanikan diri pula untuk bersuara.
“Aku.. juga suka.”, ucap Annisa pelan. “Tapi aku kira kamu mau lamar tante Linda.”, lanjutnya sebelum Shandy sempat merespon yang mana membuat Shandy jadi tiba-tiba tertawa geli.
“Kata siapa?”, tanya Shandy ketika tawanya mereda.
“Gak tau.”, ucap Annisa dengan mimik yang lucu membuat Shandy gemas.
“Yaudah, kita udah sama-sama tahu perasaan kita. Aku mau serius sama kamu. Ini bukan gimik atau apapun karena kita ada project. Aku serius.”, wajah Shandy berubah serius dan tegas saat mengatakan kalimatnya.
“Jadi aku mau kasih kamu pilihan, mau pacaran apa nikah?”, pertanyaan Shandy membuat pertanyaan kembali diotak Annisa, orang ini sedang waras, kah?
Sebelum sempat Annisa protes, Shandy pun melanjutkan ucapannya kembali.
“Aku tahu kamu pasti gak suka kata pacaran, makanya kukasih option nikah.”, Shandy berubah menjadi Shandy kembali, dengan mimik jenakanya.
“Aku tahu kamu pasti gak suka kata pacaran,”, ulangnya lagi. “Jadi.. mau jalanin dulu, kah?”, Annisa semakin bingung dengan jalan pikiran Shandy, ia sudah tidak bisa membedakan lagi jika Shandy serius atau tidak.
“Mungkin bukan dengan status pacaran, tapi status saling memiliki.”, lanjutnya lagi yang kini berhasil membuat Annisa tertawa.
“Gak ada salahnya, sih, mencoba. Kita bisa jalanin ini. Toh, kita tahu perasaan kita masing-masing. Itu aja udah buat aku lega.”, ucap Annisa akhirnya saat tawanya sudah reda.
“Jadi? Kita saling memiliki, nih?”, tanya Shandy yang kembali membuat Annisa tertawa pelan. Bisa-bisanya disaat seperti ini ia dibuat tertawa.
Lalu Annisa pun mengangguk malu, sedangkan Shandy berdiri lalu meloncat-loncat senang.
“Tapi aku mau kasih syarat.”, ucapan Annisa membuat Shandy duduk kembali dan menatap Annisa. “Jangan sampe ada yang tahu. Biar semua gak berpikir bahwa kita ada hubungan dan akhirnya mereka mandang kita gak professional.”, terang Annisa.
“Cuma sampe project ini selesai aja, kok. Setelahnya kamu mau cerita-cerita gak apa.”, lanjutnya.
Annisa pun menerangkan kembali, “Walaupun kita professional, tapi kalo yang lain tahu yang sebenernya gimana, pasti pandangan mereka juga akan beda. Memandang kita sepasang, bukan rekan kerja. Demi menghindari hal itu aja, sih. Bukan karena aku gak mau ngakuin kamu.”, ia pun bersemu saat mengatakan kalimatnya yang terakhir.
“Okeh, aku bisa terima keputusan kamu. Kalo emang itu buat kamu nyaman, kenapa aku harus nolak? Dapet hati kamu aja udah beruntung, apalagi dapet jantung kamu.”, bukan Shandy namanya kalo gak bercanda. Annisa pun jadi tertawa lagi.
Setelah percakapan yang cukup serius, juga aneh itu, mereka pun memutuskan untuk jalan-jalan malam dengan santai disekitar pantai seraya bergandengan. Bukan sembarang bergandengan. Mereka bergandengan dengan ranting pohon yang Shandy temukan disekitar mereka. Ia hanya mencoba menghormati Annisa. Ia diterima saja sudah syukur, jadi gak usah melunjak. Tanpa sadar waktu berlalu, ternyata mereka menghabiskan waktu sampai adzan shubuh berkumandang. Mereka pun memutuskan untuk beribadah di masjid terdekat lalu setelah itu pulang ke vila.
Sesampainya di vila sekitar pukul 7, mereka berdua disambut Ricky yang sedang pemanasan didepan vila. Ricky pun kembali menyadari bahwa mereka hilang dari semalam.
“Lah, kalian berdua abis darimana aja, dah?”, tanya Ricky penasaran.
“Kepo aje lu.”, sahut Shandy yang tidak membayar rasa penasaran Ricky sama sekali.
“Nah, pulang juga kalian.”, ucap Tyas yang baru saja keluar dari vila. “Ilang pada bikin orang panik semalem.”, lanjutnya.
“SHANDY SAMA ANNISA UDAH PULANG NIH GUYS!”, teriak Ricky agar orang-orang didalam vila bisa mendengarnya.
“Ngapain sih lu pake teriak-teriak segala. Ganggu burung tetangga lagi tidur.”, sahut Shandy lagi.
“Lagian kemana sih kalian, main ilang-ilang aja.”, ucap Ricky lagi.
“Gua abis nyariin Annisa, takut ilang, cewek sendirian malem-malem, kalo ada yang noel gimana?”, terang Shandy. “Lagian kan gua udah izin sama Farhan.”, lanjutnya.
“Iya nyariinnya sampe pagi ya, dimana sih nyarinya, jauh amat.”, ucap Ricky bercanda sarkas.
“Udah ah, kita berdua capek tahu. Gua juga mau tidur, ngantuk. Mau mimpi indah dulu. Dah.”, dan dengan itu Shandy pun berlalu memasuki vila diikuti Annisa lalu berpapasan dengan Febby dan Gilang yang sedang berniat untuk keluar vila karena teriakan Ricky tadi.
“Lah, bener udah pulang dia. Kirain dia galau gak mau pulang.”, ujar Gilang.
“Elu lagi ah.”, sahut Shandy lelah dan berlalu.
Sedangkan Febby menahan lengan Annisa yang berniat menuju kamarnya. Ditariknya lengan Annisa membuat gadis itu huyung sedikit. Seketika tarikannya berhenti saat mereka sudah ditempat yang lumayan sepi.
“Kak Nisa!”, teriak Febby tertahan. Ntah kenapa tiba-tiba Febby menjadi excited dan penasaran.
“Apa dah?”, tanya Annisa yang bingung dengan sikap Febby.
“Abis darimana?”, tanya Febby berbisik.
“Emang kenapa?”, tanya Annisa balik.
“Ditanya malah nanya lagi”, ucap Febby sebal. “Kenapa semalem tiba-tiba ilang? Kita semua tuh khawatir tahu.”, ucap Febby masih penasaran.
“Gpp, kok. Cuma emang lagi pengen sendiri aja, nenangin pikiran.”, jelas Annisa.
“Terus kenapa bisa sama bang Shandy? Pulang pagi-pagi begini lagih. Padahal semalem bilangnya pulang rada malem doang.”, Febby mencecar Annisa dengan rasa penasarannya.
“Iya, ternyata Shandy nyariin pas tahu aku gak ada di vila, yaudah jadi ketemu. Sekalian nikmatin pemandangan malem, deh.”, jelas Annisa lagi.
“Kalian pacaran, ya?”, pertanyaan Febby yang tiba-tiba itu membuat Annisa terkejut.
“Anak kecil apaan sih nanyanya. Udah deh, aku lelaaaaah.. pengen boboooo.. kamu gak kasian ngeliat aku capek begini?”, tanya Annisa mencoba mengubah topik.
Febby pun menunjukan wajah cemberut yang lucu, “Yaudah, deh. Sana kak Nisa istirahat.”, ucap Febby akhirnya.
Annisa pun bergegas meninggalkan Febby. Baru beberapa langkah, ia mendengar Febby berteriak.
“JANGAN LUPA MIMPIIN BANG SHANDY YA!”, teriak Febby seraya berlari menjauh dari tempatnya tadi membuat Annisa menghentikan langkahnya dan menghembuskan nafas kencang. Ingin rasanya ia ulek cabai lalu dimasukkan ke mulut Febby. Malu rasanya jika ada yang mendengar teriakan Febby tadi.


Baper ga si kalian, aku baper loh:(
Semoga kalian sukaa ya!
Jangan lupa vote okeyy!!
Love u readers❤!

Bukan Sekedar Chemistry Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang